Bela Firli Bahuri di Kasus Helikopter, Neta S Pane Tuding Kelompok Taliban and The Gang
Tampilnya Firli Bahuri sebagai Ketua KPK, menurut Neta, membuat kelompok Taliban and The Geng merasa gerah karena pengaruh dan kepentingannya tergangg
Penulis: Budi Sam Law Malau |
WARTAKOTALIVE, SEMANGGI - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai Dewan Pengawas (Dewas) KPK perlu mewaspadai kelompok Taliban and The Gang dalam kasus helikopter Ketua KPK Firli Bahuri.
"Sebab, IPW melihat kelompok Taliban and The Gang selalu berusaha mempolitisasi kasus itu."
"Dalam rangka menjadikan KPK sebagai alat politik dan mengkriminalisasi lawan lawan politiknya."
• Gedung Kejaksaan Agung Kebakaran, Kapuspenkum: Curiga Kalau Tidak Didukung Bukti Bisa Fitnah
"Dengan politik tebang pilih dalam pemberantasan korupsi," kata Neta kepada Wartakotalive, Rabu (26/8/2020).
Tampilnya Firli Bahuri sebagai Ketua KPK, menurut Neta, membuat kelompok Taliban and The Geng merasa gerah karena pengaruh dan kepentingannya terganggu.
"Sehingga semua yang dilakukan Firli selalu dianggap salah dan mereka merasa benar sendiri," ujarnya.
• Sidang Praperadilan Anita Kolopaking Ditunda karena Tunggu Surat Kapolri, Kuasa Hukum Pasrah
Target kelompok Taliban and The Geng, menurut Neta, adalah berusaha menyingkirkan Firli Bahuri dari KPK secepat mungkin, agar kekuasaan mereka di lembaga anti-rasuah itu pulih kembali.
"Untuk itu IPW berharap Dewas KPK bersikap Promoter, yakni profesional, moderen, dan terpercaya dalam menangani kasus helikopter Firli," tutur Neta.
Menurutnya, ada dua poin yang perlu dilakukan Dewas KPK dalam menangani kasus helikopter Firli Bahuri.
• Giring Ganesha Calonkan Diri Jadi Presiden, Politikus Gerindra: Lama-lama Dibilang Pansos Politik
"Pertama, jangan dengarkan suara suara kelompok Taliban and The Geng, terutama mantan pimpinan KPK yang 'sudah digotong keluar lapangan'."
"Sebab saat menjabat, mereka juga banyak masalah."
"Bahkan masalah hukumnya masih mengambang hingga kini," papar Neta.
• Harun Masiku Tak Kunjung Ditangkap, KPK Bakal Tambah Personel Satgas
Kedua, katanya, Dewas KPK perlu memanggil perusahaan penyewa helikopter tersebut untuk didengar penjelasannya.
"Sebab informasi yang didapat IPW, helikopter itu adalah 'angkot terbang- alias air taksi, dengan trayek Palembang-Bengkulu," tambahnya.
Siapa pun, kata Neta, bisa menyewanya. Misalnya dari Palembang ke Kayu Agung, lalu penyewa lain minta diantar ke Batu Raja, dan penumpang lain minta di antar ke Bengkulu.
• Giring Ganesha Dinilai Tiru Strategi Muhaimin Iskandar, Pengamat Berharap Tak Jadi Srimulat Politik