Berita Internasional

Presiden Iran Hassan Rouhani Meledek Amerika Serikat, yang Gagal Menghukum Iran Melalui DK PBB

rancangan resolusi AS untuk memerpanjang embargo senjata kepada Iran cuma didukung Republik Dominika

Penulis: |
Reuters/japantimes.co.jp
PRESIDEN Iran Hassan Rouhani 

Wartakotalive, Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani meledek Amerika Serikat setelah AS gagal memelopori resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk memerpanjang sanksi larangan penjualan senjata dunia kepada Iran.

Amerika Serikat, kata Presiden Iran Hassan Rouhani, mengalami kekalahan yang memalukan.

"Sudah berbulan-bulan AS merancang resolusi untuk menghantam Republik Islam Iran, tapi hasilnya cuma dapat dukungan satu suara," kata Rouhani, dalam pidato televisi kemarin, yang dikutip aljazeera.com, Minggu, 16 Agustus 2020.

Satu suara dukungan yang didapat AS berasal dari Republik Dominika.

Pemungutan suara di DK PBB berlangsung pada Jumat, 14 Agustus 2020 di markas PBB di New York.

Sidang DK PBB itu membahas rancangan resolusi dari AS untuk memerpanjang sanksi embargo senjata kepada Iran.

Sanksi embargo senjata global terhadap Iran yang dibuat DK PBB akan berakhir pada 18 Oktober mendatang.

Masa berakhir tanggal tersebut diputuskan pada 2015 setelah Iran meneken kesepakatan dengan enam negara nuklir dunia, yang isinya Iran sepakat untuk membuka diri atas program nuklirnya.

AS berkepentingan untuk memerpanjang sanksi tersebut karena menilai Iran melanggar kesepakatan 2015 tersebut.

Dalam sidang DK PBB Jumat lalu, rancangan resolusi AS ternyata ditolak sebagian besar 15 anggota DK PBB.

Dewan Keamanan PBB merupakan organ inti dalam PBB yang membidangi keamanan dunia.

Anggota DK PBB sebanyak 15 negara, yang terdiri dari lima negara anggota tetap yakni AS, China, Inggris, Perancis, dan Rusia (pemilik hak veto di PBB), serta 10 negara anggota tidak tetap, yang dipilih oleh seluruh anggota PBB setiap tahun.

Berdasarkan "aturan main" sebuah rencana resolusi bisa gol menjadi resolusi jika mendapat suara dukungan setuju dari 9 anggota.

Ternyata, dalam sidang DK PBB Jumat lalu, rancangan resolusi AS untuk memerpanjang embargo senjata kepada Iran cuma didukung Republik Dominika.

Rusia dan China menolak mentah-mentah rancangan AS itu.

Sebelas negara lainnya, termasuk sekutu AS dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yakni Jerman, Inggris, dan Perancis, tak menolak pun tak mendukung alias abstain.

Atas hasil sidang DK PBB tersebut, Presiden Iran Hassan Rouhani, menyebut "keberhasilan AS terbesar adalah dikalahkan secara terhina".

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved