Fenomena Alam

HUJAN Meteor Perseid Terjadi pada 17 Juli hingga 24 Agustus Setiap Tahun

Puncak hujan meteor Perseid terjadi tanggal 11 Agustus. Pada puncaknya, bisa terlihat hingga 15 meteor per jam bila dilihat belahan bumi utara

Instagram @nolan.darius
Hujan meteor perseid. Puncak hujan meteor Perseid terjadi tanggal 11 Agustus. Pada puncaknya, bisa terlihat hingga 15 meteor per jam bila dilihat belahan bumi utara. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Rhorom Priyatikanto, peneliti astronomi dan astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan)  mengatakan, hujan meteor Perseid biasa terjadi antara 17 Juli hingga 24 Agustus setiap tahun.

"Puncak hujan meteor Perseid terjadi tanggal 11 Agustus. Pada puncaknya, bisa terlihat hingga 15 meteor per jam bila dilihat belahan bumi utara," kata Rhorom saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Rabu (12/8/2020).

Rhorom menuturkan, bila diamati di daerah ekuator, intensitas hujan meteor jauh lebih rendah.

Video: Hana Hanifah Sebut Semua Orang Kecewa dengan Dirinya

Hujan meteor tersebut terjadi ketika Bumi melewati jejak komet Swift-Tuttle yang banyak berisikan debu dan kerikil antariksa.

Sebagian masuk ke atmosfer dan terbakar sehingga tampak sebagai jejak cahaya di langit.

 Jalin Cinta Terlarang, Gadis 14 Tahun di Cengkareng Pergi dari Rumah Dibawa Kabur Duda 41 Tahun

 Rumah Balon Wakil Wali Kota Depok dari PKS Digeruduk Umat Kristiani, Ada Apa?

"Gambarannya seperti kalau kita naik mobil melewati sekawanan kutu yang beterbangan di atas jalan," ujar Rhorom.

Rhorom mengatakan, beberapa meteor berukuran besar seperti bongkahan sehingga tidak habis terbakar di atmosfer atas. Meteor ini bisa jatuh di permukaan Bumi dan menimbulkan ledakan.

"Ada juga yang meledak di udara sehingga terdengar dentumannya," tuturnya.

Rhorom menuturkan hujan meteor tidak berbahaya, kecuali bila ada meteoroid yang berukuran terlalu besar.

 Ini Gaji Gibran Rakabuming Per Bulan Jika Terpilih Sebagai Wali Kota Solo

Hujan meteor Perseid dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia

Sebelumnya, peneliti astronomi dan astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Tiar Dani mengatakan, hujan meteor Perseid masih dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia.

"Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati hujan meteor ini dengan mata telanjang tetapi dengan syarat langit bebas dari awan dan polusi cahaya," tuturnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu (14/8/2020).

Sayangnya, saat puncak hujan meteor tersebut, bulan sedang menuju purnama sehingga cahaya terang dari bulan mengganggu ketampakan hujan meteor.

 Fenomena Embun Es Serupa Salju Kembali Muncul di Dataran Tinggi Dieng Banjarnegara

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved