Berita Bekasi
Struktur Bangunan Zaman Kolonial di Stasiun Bekasi Diperkirakan Tim Ahli Berasal Dari Tahun 1887
Pemkot Bekasi Temukan Struktur Bangunan Zaman Kolonial di Stasiun Bekasi, Tim Ahli Menduga Struktur Tersebut Sisa Bangunan Zaman Belanda Tahun 1887
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Tim Ahli Cagar Budaya Kota Bekasi menduga penemuan struktur bata di Stasiun Bekasi merupakan sisa bangunan stasiun zaman Belanda pada tahun 1887.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kota Bekasi, Ali Anwar kepada Wartakotalive.com, pada Senin (10/8/2020).
Ali Anwar mengungkapkan hal itu berdasarkan hasil survei lapangan permulaan oleh tim cagar budaya Kota Bekasi.
"Disimpulkan bahwa temuan diduga berupa struktur cagar budaya berbentuk stuktur bata, sebab berusia lebih dari 50 tahun," kata Ali Anwar.
Kemudian menilik dari bentukan dan lokasi struktur, patut diduga struktur adalah bagian dari sisa bangunan stasiun yang diperkirakan sudah dibangun oleh Belanda-Jerman, sedikitnya pada tahun 1887 dan pernah dipugar pada tahun 1920.
• Musim Kemarau Tiba Sampah di TPA Cipayung Depok Terbakar
"Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang, patut diduga bahwa temuan struktur bata di Stasiun Kota Bekasi ini adalah benda cagar budaya," ungkap dia.
Adapun untuk fungsi dari struktur bata berbentuk melinggar seperti lorong itu, sambung Ali, pihaknya belum dapat memastikan.
Sebab, perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten-Jabar.

Akan tetapi, ia memperkirakan struktur bata itu dahulu merupakan gorong-gorong aliran air dari kawasan stasiun menuju ke Jalan Insinyur Juanda, lalu ke dekat Kantor PMI belok kiri ke Kantor Pegadaian hingga berlanjut menuju ke Kali Bekasi.
• Prediksi Pemain dan Live Streaming Inter Milan vs Bayer Leverkusen, Pasukan Conte Diunggulkan
"Kita baru bikin dugaan saja misal dugaanya bisa jadi dulunya gorong-gorong air. Karena kan dulu waktu saya masih kecil tahun 80 an itu saya masih melihat saluran airnya masih jernih itukan di situ ada parit dari stasiun itu mengarah ke Jalan Juanda," ungkap dia.
Maka itu, untuk kepastian pihaknya masih perlu menunggu hasil dari ahli di Badan Pelesetarian Cagar Budaya (BPCB) Banten-Jabar.
• Setelah Ledakan di Beirut, Demo Merebak, Sejumlah Menteri Mengundurkan Diri
Ali mengaku bersyukur Pemerintah Kota Bekasi dalam hal ini Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi dan Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya, Tedy Hafni merespon dengan baik.
Lalu menindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan pimpinan proyek revitalisasi Stasiun Bekasi, Kementerian Perhubungan dan Direktorat Jendral Perkeretaapian agar proses kontruksi di titik penemuan benda diduga cagar budaya itu dihentikan sambil mendapatkan hasil dari BPCB Banten-Jabar.
"Terakhir win win soution adalah proyek jalan terus tapi khusus yang ini (lokasi cagar budaya) jangan diutakatik dulu sambil kita kordinasi Pemda kemudian nunggu hasil ahli BPCB," tuturnya.
• Didemo Sopir dan Pemegang Saham, Direktur Utama Metro Mini Sangkal Gelapkan Saham
Pemerintah Kota Bekasi melaporkan temuan diduga benda cagar budaya di area proyek revitalisasi Stasiun Bekasi ke Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten-Jabar.
Pelaporan itu gunakan memastikan, benda yang ditemukan merupakan cagar budaya peninggalan zaman Belanda.
"Iya kita telah laporkan ke BPCB Banten-Jabar," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya, Tedy Hafni kepada Wartakotalive.com, pada Senin (10/8/2020).
Tedy menerangkan pihaknya juga mengirim surat ke Gubernur Jawa Barat, Kementerian Perhubungan dan Direktorat Jendral Perkeretaapian dan PT KAI.
Surat itu dikirim dikarenakan penemuan benda diduga cagar budaya itu berada di tengah proyek revitalisasi Stasiun Bekasi.
• Pemain Bhayangkara FC TM Ichsan Tak Pusingkan Liga 1 Tanpa Degradasi, yang Penting Bergulir Dulu
Sejumlah benda yang ditemukan itu yakni dua titik batu bata berbentuk lorong dan jendela ukuran besar.
Diduga benda-benda itu merupakan cagar budaya peninggalan zaman Belanda.
"Kita juga telah minta sama pimpinan proyek agar tidak dilakukan pembongkaran dulu sebelum ada penelitian dari tim arkeolog Jabar Banten yang ada d serang, kita meminta seperti itu," jelas dia.
Tedy menambahkan jika itu ternyata sebuah cagar budaya.
Ada sejumlah opsi yang bisa dilakukan, mulai dari proses revitalisasi tidak sampai membongkar benda itu.
Ataupun tetap dibongkar, tapi batu-batu disusun kembali dan di buatkan semacam ruangan heritages.
"Di ruang heritage itu lah, nanti mungkin bisa dibuat di stasiun atau nanti dipasang kembali di stasiun. Biar orang tahu, di sini pernah ada tempat ini. Itu bisa jadi museum gitu, di situ bisa dijelaskan sejarahnya dan lain sebagainya," beber dia. (maz)