Berita Viral
Setelah 'Gilang Bungkus Jarik', Mantan Dosen Diduga Lakukan Pelecehan Berdalih Riset tentang Swinger
Bambang Arianto menggunakan modus riset dan menghubungi ratusan wanita untuk membicarakan tentang swinger
Langsung kukonfrontir sambil kutunjukkan catatanku dari jauh ada sekitar 50 nama korbannya. Dari semua itu, modus pendekatannya macam-macam.
Ada yang alasan dia mau curhat tentang istrinya yang suka menyiksa, cerita krisis orang tuanya, pernikahannya tak punya anak, berdalih konsultasi psikologi. Kami cecar juga kelakuan dia pakai akun istri yang seolah curhat ke sesama perempuan karena bingung diajak Bambang untuk swinger. Ada juga modus penerbitan buku dan bisnis.
Dia tak menyangka kami punya data. Akhirnya dia tak bisa mengelak dengan dalih penelitian. “Iya saya salah mbak,” katanya. Kami konfrontir kelakuannya, termasuk apakah benar mendatangi psikolog puskesmas di Sleman dan onani di depan psikolog itu dan menyasar beberapa psikolog lain. Dia membenarkan.
Kami juga bertanya kenapa yang disasar mayoritas berjilbab. Untuk informasi, dari nama-nama yang kami pegang, hampir semuanya berjilbab kecuali Lely. Hampir semuanya menikah, kecualy Lely dan satu anak seorang member KAGAMA. Banyak aktifis dihubungi. Jebul dia terobsesi sama yang begitu.
Dia lantas mengakui bahwa dia kecanduan nonton youtube porno, dan pengen swinger. Dia suka nonton sejak 2014. Dia mengakui menikmati cerita itu pada perempuan khususnya yang berjilbab karena dia sering melihat video seks Arab.
Kami pun sempat marah, karena melihat dia menjadikan perempuan sebagai obyeknya.
Perempuan dengan sifatnya yang pengertian dengan semua modusnya dianggap bisa lebih menerima ceritanya.
Buat kami, dia kelainan seksual. Ada jenis eksibisionis, kelainan lelaki yang mempertontonkan kelaminnya pada perempuan dan menikmati kalau korbannya ketakutan.
Nah ini beda, dia menikmati bercerita swinger, detil sex baik tulisan atau telpon. Kalaupun dimarahin, diblok ya nggak ngefek buat dia. Atau malah dia menikmati?
Akhirnya dia mengakui punya kelainan seksual.
Lely juga bertanya pelecehan seksual secara fisik yang dilakukan Bambang di Balairung, area gedung pusat kampus UGM pada tahun 2004-2005. Sebelum kami semua bertemu di hari Minggu, Lely sempat dihubungi korban yang mengatakan ada trauma yang terpendam selama 14an tahun ini.
Saat itu Bambang sudah dilaporkan ke polisi di Sleman, dia sempat ditahan. Tapi dilepas karena jadi tahanan kota. Hufff.. Rupanya kasus menguap. Hukum seringkali tak berpihak pada korban gini. Lunyu gaes.
“Tahu nggak korbanmu menderita selama 14 tahun. Itu bukan waktu yang singkat!” kata Lely sambil menuding Bambang dengan suara tinggi, bergetar terlihat sangat emosi.
Di tahun 2014, dia sempat membuat geger grup Kagama Kita soal swinger ini. Ada grup menulis ternyata membernya juga pada dijapri gitu. Bahkan dia dijuluki “Bambang Swinger”. Soal ini kami tanyakan juga.
“Mas tahun 2004 sudah melakukan pelecehan seksual, dilaporkan polisi, dipukuli kok gak kapok. Tahun 2014 mas membuat ramai grup Kagama dan ditendang dari sana. Mas bahkan dijuluki “Bambang Swinger”, malu nggak sih? kok masih saja sampai sekarang?” tanya Lely.
Rupanya dia mengatakan saat itu tak malu. Biasa saja.
“Entahlah, saya terobsesi dengan kata Swinger,” katanya.
Kata-kata itu terus ada di kepala saya. Di tahun 2015an, kasus-kasus yang menyasar para psikolog mulai muncul. Kabarnya termasuk pamer onani di depan psikolog puskesmas itu.
Seorang psikolog menjapri baak dan mengatakan korbannya ada sekitar 10 orang. Mahasiswa psikologi sempat lapor ke fakultas dan rektorat, tapi kasus gak berlanjut.
Huff. Beberapa psikolog japri aku, modusnya memang curhat psikologi tapi jebul aneh karena terlihat menikmati saat cerita detil penyimpangannya.
Dia juga menyasar pelajar, aktifis Fatayat NU pun dia japri begitu.
Bambang tak kunjung jera.
Kutanya “berapa banyak korban yang sudah dijapri mesum?” Dia bilang lupa karena banyak sekali.
Dia mengakui aktif mencari tempat “curhat” baru dan dalam seminggu ada 1.
Biasanya dia inbox fb messenger. Kami berhitung, dalam setahun ada 52 minggu, dikalikan 6 tahun sejak 2014 berarti ada sekitar 300 orang.
“Iya mungkin sekitar itu, 300 orang,” katanya.
Kutanya kapan terakhir menghubungi perempuan dan bercerita swinger? Dia bilang DUA HARI sebelum ayahnya meninggal. Artinya itu Senin 7 hari lalu, 27 Juli 2020.
Kami tanya apakah ada mahasiswinya yang dia sasar. Katanya tak ada. Tapi sungguh au khawatir soal ini. Mahasiswi seringkali jadi korban atas hubungan tak setara dengan dosen selaku pemberi nilai , apalagi masih lugu .
Kami tanyakan apakah ada yang pernah benar diajak swinger. Dia bilang tak ada. Tapi dari keterangan seorang member KAGAMA, Bambang pernah mengajak putrinya ketemuan untuk membanu penelitianya ketemu komunitas swinger.
Untung putri mbak itu mau mengajak pacarnya dan Bambang membatalkan
Kapan tobat dan merasa bersalah?
“Ya saat ayah saya meninggal.” Dia mengatakan mungkin dikasih cobaan ayahnya meninggal karena dia bayak salah
Sungguh aku berduka atas meninggalnya ayahnya. Miris kasus ini terungkap pas momen ayahnya meninggal.
Tapi apa mau coba sembunyi dibalik itu? Gak usah ada cobaan, semua orang lumrahnya akan kehilangan orang tuanya. Logikanya gak masuk sih.
Mungkin dia nggak nyangka ada tulisan viral dan semua korban muncul karena selama bertahun-tahun adem ayem menikmati aksinya. Bolak balik diblok orang, diketusin, dimarahin gak membuat jera karena dia selalu aktif mencari yang baru.
Kemarin dia minta maaf.
Kami tanya, apa bedanya permintaan maaf dia di tahun 2004 hingga masuk ke polisi dan dipukuli tapi berulang lagi. Jangan-jangan minta maaf gombal saja.
Lalu kami minta dia buat video permintaan maaf terbuka. Kami minta dia buat draft. Sebagai penulis, dia pun cepat menulis draft permintaan maaf itu di hapenya.
Kami bertiga mengedit tak banyak misal kami tambahkan poin pelecehan seksual fisik, tulisan, atau verbal yang pernah dia lakukan karena itu fakta.
Kami minta dia upload sebagai pertanggungjawabannya. “Aku tau buat video terbuka berat, tapi mas harus sadar yang mas lakukan sudah berulang kali dan akibat pada korban-korbannya juga berat. Apalagi ada bertahun-tahun trauma.” kataku.
Ratusan perempuan dia rendahkan, dia lecehkan dan banyak yang jijik, trauma, ketakukan.
Dia upload Minggu sore di depan kami. Namun Minggu malam, semalam sekitar jam 22 dia hapus akun Facebook, Instagram dan twitterya.
Tujuan kami meminta dia upload adalah jangan sampai ada korban lagi. Maka dibuat video agar banyak orang tau. Saat sorenya istri dan adiknya datang ke resto hotel, kami sampaikan alasan kami sore itu juga. Istrinya tak banyak bicara. Diam dan menatap tajam ke aku saat aku ngomong panjang.
Karena dia hapus, baiklah kuposting lagi.
Ini video dia. Di awal menyatakan dibuat atas kesadaran dan tak ada paksaan. Ekspresinya tak ada paksaan bukan?
Aku yang nyuting. Persis di hadapannya.
NB: Semua dialog kami direkam di hape.
NB lagi: Ini bukan soal ormas atau politik. Kalau punya otak, jangan belokkan ke sana. Lihat ini sebagai pelecehan seksual yang ada di sekitar kita dan perlunya UU Perlindungan Kekerasan Seksual yang kemarin mental di DPR.