Berita Viral

Setelah 'Gilang Bungkus Jarik', Mantan Dosen Diduga Lakukan Pelecehan Berdalih Riset tentang Swinger

Bambang Arianto menggunakan modus riset dan menghubungi ratusan wanita untuk membicarakan tentang swinger

Editor: Feryanto Hadi
facebook
Tangkapan layar pengakuan korban Bambang Irianto 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Beberapa hari ini heboh di media sosial tentang aksi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh pria bernama Bambang Arianto. Bambang, diketahui adalah seorang dosen tidak tetap di sebuah perguruan tinggi muslim di Yogyakarta.

Namun, belakangan, dari informasi yang beredar, ia berhentikan setelah banyaknya laporan tentang dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dia kepada banyak perempuan.

Mencuatnya nama Bambang Arianto tak lepas dari viralnya kasus Gilang Bungkus Jarik, yang melecehakan para korbannya dengan dalih penelitian.

Akun facebook Laeliya Almuhsin yang pertama kali membuka kasus ini.

Laeliya Almuhsin menceritakan, ia sempat punya pengalaman buruk mengarah kepada aksi pelecehan seksual.

Ike Muti Sudah Klarifikasi dan Minta Maaf, Biro Hukum Pemprov DKI: Jadi Pelajaran ke Depan

Hadi Pranoto Klaim Temukan Herbal Obati Covid-19, Begini Tanggapan dari Ahli Biologi Molekuler

"Sedang viral berita fetish bungkus kain jarik. Seorang mahasiswa PTN yang mengaku sedang riset bungkus membungkus yang kemudian terindikasi fetish. Dia mendapatkan kepuasan seksual menyaksikan orang dibungkus jarik menyerupai pocong. Dan, banyak korbannya," tulis Laeliya Almuhsin di awal penjelasannya, dikutip Wartakotalive.com, Senin (3/8/2020).

Duh, Ini mengingatkan saya pada seorang kenalan di Facebook yang mengaku sedang riset sensitif. Dia alumni sebuah PTN dan dosen di sebuah universitas swasta Islam. Saya tidak pernah jumpa langsung, tetapi karena mutual friends cukup banyak, saya terima pertemanan di Facebook.

Dia hubungi saya dengan alasan katanya saya dianggap berpikiran terbuka dan tidak akan kaget soal penelitiannya. Dia awalnya hubungi via message FB untuk minta nomer HP saya dan akan menjelaskan soal risetnya.

Saya berkhusnudhon, jadi saya kasih nomor HP saya. Saya pikir awalnya yang dimaksud riset sensitif itu terkait perkara intoleransi atau radikalisme gitu. Soalnya dia ngajar di institusi Islam gitu. Ternyata tralala...

Dia bilang pernah baca status saya terkait riset PSK anak. Dia ingin tahu. Memang betul saya pernah riset tentang para korban PSK anak atas kerjasama dengan sebuah lembaga internasional. Saya jelaskan bahwa riset itu banyak sekali etika yang harus dipenuhi.

Ambil data tidak boleh sendiri, ada pendamping aktivis yang ditunjuk. Dilarang menghubungi langsung korban meskipun korban punya HP. Harus atas izin orangtua atau wali korban saat wawancara. Tidak boleh memeluk atau menyentuh fisik jika korban menangis atau bersedih saat wawancara. Dan, banyak aturan lainnya.

Saya ceritakan padanya sebatas etika dan aturan pengambilan data. Lalu, dia cerita bahwa dia akan riset sensitif macam itu, tepatnya tentang gaya hidup swinger di kalangan kelas sosial menengah ke atas. Swinger? Yup. Tukar pasangan seks, khusus pasangan suami istri katanya.

Hm...Ada gitu ya riset begitu di Indonesia? Gak begitu kaget sih, saya pikir itu bagian riset sosial atau psikologi.

Oh ya, dia adalah lelaki menikah. Istrinya seorang bergamis dan berhijab panjang tipikal akhwat. Dia tunjukan foto istrinya dan saya cek akun Facebooknya. Jadi, saat itu saya percaya dia beneran akan riset.

Dia cerita telah menemukan pasangan suami istri yang sudah terbiasa praktik tukar seks. Dia bilang akan mengikuti aturan main si pasangan itu untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya soal gaya hidup swinger.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved