Virus Corona Jabodetabek

6.051 Warga Positif di Bulan Juli, Anies Baswedan: Jakarta Tidak Tangani Covid-19 Setengah-setengah

Selama 23 hari di Bulan Juli 2020 atau pada masa PSBB transisi, total 6.051 warga DKI Jakarta terinfeksi Covid-19.

YouTube Pemprov DKI Jakarta
Gubernur DKi Jakarta Anies Baswedan jumpa pers melalui siaran YouTube Pemprov DKI Jakarta, Kamis (4/6/2020). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Selama 23 hari di Bulan Juli 2020 atau pada masa PSBB transisi, total 6.051 warga DKI Jakarta terinfeksi Covid-19.

Jumlah ini disebut melonjak jika dibanding periode yang sama di Bulan Juni.

Hal ini diungkap oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lewat akun Instagramnya @aniesbaswedan.

Namun, ia menjelaskan melonjaknya angka positif bukan berarti kasus Covid-19 yang ikut melonjak.

Tapi, lebih kepada tim puskesmas yang giat melakukan active case finding atau menelusuri pemeriksaan kasus baru di tengah masyarakat.

"Sepanjang Juli, ada 6.051 orang di Jakarta yang terkonfirmasi positif Covid-19."

Munculnya Banyak Klaster Baru Penyebaran Covid-19 Tunjukkan Masyarakat Belum Disiplin

"Tim Puskesmas Jakarta aktif mencari kasus sejak Juni, tak heran kalau angka positif melonjak," tulis Anies Baswedan seperti dikutip Tribunnews, Jumat (24/7/2020).

Dalam tulisannya, Anies Baswedan juga menyebut DKI Jakarta jadi satu-satunya provinsi yang telah memenuhi standar syarat pengetesan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bahkan, peningkatan kapasitas tes di ibu kota empat kali lipat dari sebelumnya.

Selesaikan Bencana Tak Boleh Timbulkan Bencana Lain Jadi Alasan Pemerintah Terbitkan Perpres 82/2020

"Jakarta jadi satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang penuhi syarat WHO."

"Bahkan kapasitas tes Jakarta empat kali lipatnya," ungkapnya.

Positivity rate yang disyaratkan WHO idealnya kurang dari 5 persen.

UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 24 Juli 2020: Tambah 1.761, Pasien Positif Tembus 95.418 Orang

Sejauh ini positivity rate di DKI Jakarta berada di angka 5,2 persen per minggu, sedangkan rata-rata nasional 12,1 persen.

Tingkat pengetesan aktif juga dibarengi dengan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kkebudayaan ini mencatat ada 4.556 tempat tidur isolasi, dan 659 ruang ICU khusus Covid-19 di 67 rumah sakit rujukan di Jakarta.

Pasien Covid-19 Sembuh di Indonesia Naik 10 Persen, tapi Jumlah Kematian Lampaui Rata-rata Dunia

Dari total kapasitas tersebut, tercatat sejauh ini hanya 41 persen tempat tidur isolasi yang terpakai. Sementara, 28 persen terisi untuk ruang ICU.

Sebanyak 41 jaringan laboratorium pemeriksaan PCR Covid-19 juga disiapkan untuk menunjang kecepatan pengetesan sampel.

"Jakarta tidak menangani Covid-19 secara setengah-setengah."

UPDATE 24 Juli 2020: RS Wisma Atlet Rawat 1.555 Pasien Positif Covid-19, di Pulau Galang Sisa 10

"Sejak awal kami pilih untuk selalu tangani pandemi ini secara serius, secara totalitas. Ini soal keselamatan, soal nyawa," ucapnya.

Menurut Anies Baswedan, dalam kondisi virus yang masih mewabah seperti saat ini, maka langkah paling tepat pemerintah adalah menemukan mereka yang terpapar.

Lalu, mengisolasinya sedini mungkin, supaya rantai penyebaran dapat diputus.

Hetty Andika Perkasa Pakai Masker Jutaan Rupiah, KSAD: Istri Saya Sakit Berat

Hal tersebut yang saat ini aktif dilakukan Pemprov DKI.

"Itulah cara memutus mata rantai, dengan orang tersebut ditemukan dan diisolasi, maka dia bisa mencegah untuk tidak menulari keluarganya, tetangganya ataupun koleganya," paparnya.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 24 Juli 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 19.946 (21.0%)

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 18.365 (19.2%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 8.612 (9.3%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 8.145 (8.3%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 5.915 (6.3%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 5.422 (5.7%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 3.320 (3.3%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 3.211 (3.5%)

BALI

Jumlah Kasus: 3.058 (3.2%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 2.792 (3.0%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 2.162 (2.2%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 1.850 (2.0%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 1.719 (1.9%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 1.520 (1.6%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 1.372 (1.5%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 1.072 (1.0%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 1.010 (1.1%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 852 (0.9%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 735 (0.7%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 694 (0.6%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 519 (0.5%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 387 (0.4%)

RIAU

Jumlah Kasus: 362 (0.3%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 359 (0.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 351 (0.4%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 246 (0.3%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 218 (0.2%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 201 (0.2%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 196 (0.2%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 185 (0.2%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 175 (0.2%)

ACEH

Jumlah Kasus: 162 (0.2%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 138 (0.1%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 137 (0.2%). (Danang Triatmojo)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved