Virus Corona Jabodetabek
Belasan ASN Positif Virus Corona di Bekasi, Ada Aturan Jam Kerja Baru di Masa Adaptasi Tatanan Baru
Pada masa Adaptasi Tatanan Baru (ATB), belasan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) terpapar virus corona atau Covid-19.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: PanjiBaskhara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Di masa Adaptasi Tatanan Baru (ATB), belasan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) terpapar virus corona atau Covid-19.
Diketahui, belasan ASN positif virus corona tersebut bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat.
Mengenai belasan PNS positif virus corona tersebut, dijelaskan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
Ditemukannya 14 ASN positif virus corona di Bekasi tersebut, Pemerintah Kota Bekasi langsung mengeluarkan sebuah aturan.
• Hindari Jalan KH Agus Salim, Kota Bekasi, Ada Proyek Perbaikan Jalan Hingga Dua Pekan Mendatang
• VIDEO: Ada Perbaikan, Jalan KH Agus Salim Pasar Proyek Bekasi Ditutup
• Atasi Genangan Air, Wakil Wali Kota Bekasi Minta Saluran Air di Jalan KH Agus Salim Diperbaiki
Aturan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Bekasi yakni mengeni aturan pelaksanaan jam kerja ASN Kota Bekasi.
Penetapan aturan jam kerja PNS Kota Bekasi pasca penemuan 14 PNS positif virus corona, tertulis melalui surat edaran.
Surat Edaran Nomor 800/4653/BKKPD/PKA berisikan pelaksanaan jam kerja aparatur dalam ATB di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi.
Ditegaskan Rahmat Effendi para perangkat daerah untuk membuat surat penugasan para aparaturnya mengenai Work From Home (WFH), untuk sejumlah kriteria.
Ada tiga kriteria aparatur yang diharuskan WFH, yakni aparatur yang memiliki riwayat penyakit menahun, hamil dan kondisi kesehatan dalam status pengawasan.
"Jadi tiga kategori itu wajib WFH, tidak boleh ke kantor," kata Rahmat dalam keterangannya, pada Jumat (24/7/2020).
Rahmat mengungkapkan dalam SE tersebut dijelaskan, bahwa dari jumlah aparatur di setiap dinas sebanyak 60 persen tetap di kantor dan mengikuti peraturan setiap harinya untuk melaksanakan tugas.
Lalu, sebanyak 40 persen dari jumlah apartur melaksanakan pembinaan penanganan Covid-19, zero criminal dan ketahanan pangan di wilayah terdekat masing-masing kecamatan yang disinggahi.

"Itu juga di kantor tidak 100 persen, hanya 60 persen. 40 persennya kerja di area lingkungan rumah masing-masing. Nanti diatur polanya," beber dia.
Dalam surat edaran tersebut dijelaskan juga, aparatur tetap melaporkan kegiatan kedinasan di rumah ke pimpinan, untuk diteruskan ke Sekretaris Daerah Kota Bekasi setiap hari Jumat.
Rahmat menerangkan langkah-langkah ini dilakukan menyusul adanya belasan ASN yang terpapar Covid-19.
Seluruh area kerja ASN yang terpapar corona itu juga telah dilakukan strerilisasi.
Termasuk melakukan tracking ke pegawai lain yang kontak dengan ASN positif tersebut.
"Tiap pagi setiap harinya, jelang jam masuk kantor para petugas dari BPBD dan Damkar sigap untuk disterilkan dengan disinfektan di ruangan-ruanga, halaman maupun area luar perkantoran," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 14 ASN positif Covid-19 di Kota Bekasi.
Dua diantara 14 PNS Positif Covid-19 tersebut meninggal dunia dan dimakamkan di TPU Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.
Rahmat Effendi mengatakanm belasan PNS positif Covid-19 itu terdiri dari Camat Bekasi Utara, Kepala Inspektur Kota Bekasi, Inspektur Pembantu (Irban), pejabat Dinas Pendidikan, dan tiga orang pejabat Tata Pemerintahan (Tapem).
Selanjutnya, ada satu orang pejabat Staf Pemerintahan, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Kabid Anggaran BPKAD.
Kemudian pejabat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), pejabat DPMPTSP, serta dua pejabat staf di UPTD Mustikajaya.
"Total 14 positif corona, kalau yang meninggal positif resmi almarhum (Kabid Anggaran BPKAD sama Camat Bekasi Utara, kalau yang penyakit khusus yakan kita tahu, juga kan ada penyakit khusus," beber dia.
Kedua pejabat yang meninggal itu juga karena ada penyakit penyerta.
Seperti Kabid Anggaran BPKAD ada penyakit penyerta hipertensi, begitu juga Camat Bekasi Utara.
"Meninggal itu kemarin diserangnya adalah pembuluh jantung, covid mematikannya di situ, penyakitnya itu kemarin miokarbitis, memang dia ada hipertensi," terang Rahmat.
Terkait penularannya, Rahmat menyebut kebanyakan karena penularan keluarga.
Seperti keluarganya yang datang dari luar daerah maupun istri atau anaknya yang habis pergi keluar daerah.
"Penularannya kaan itu, ini diduga yang di inspektorat itu diduga istrinya pulang dari Makassar, terus ada yang dari Surabaya"
"terus ada yang pertemuan-pertemuan. Staf ahli pemerintahan itu kan juga dari lingkungan kemarin deket-deket itu, dengan pak inspektur, dengan pak Tapem," beber dia.
Punya Penyakit Gula
Satu dari lima aparatur sipil negara (ASN) Kota Bekasi yang terpapar corona atau Covid-19 di tengah adaptasi new normal, dikhawatirkan kondisinya.
Dia Kepala Inspektorat Kota Bekasi karena memiliki penyakit penyerta yakni gula.
“Kalau Pak Ipko (Inspektorat Kota--red) kan yang kita khawatirkan dia ada gula. Kalau yang engga ada gula masuk OTG juga,” kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi di Bekasi, Rabu (15/7/2020).
Sementara empat ASN lainnya dalam kondisi relatif baik dan dapat tertangani.
Bang Pepen, sapaan akrab Rahmat Effendi, menjelaskan kelima orang itu terdiri dari Kepala Inspektorat Kota Bekasi, Inspektur Pembantu (Irban) II, Staf Ahli Pemerintah, dan dua orang dari UPTD Kecamatan Mustikajaya.
“Ada lima, Inspektur, staf ahli pemerintahan, Irban II (inspektur pembantu) sodara Sophi, UPTD Mustikaja ada 2,” jelas Rahmat.
Pemkot Bekasi juga telah melakukan tracing ke sejumlah orang yang kontak langsung dengan kelima orang positif Covid-19.
Kelima ASN itu juga tengah dalam perawatan di RSUD Kota Bekasi, kondisinya juga dalam keadaan baik.
“Dirawat sekarang, (kondisi) baik itu tiap jam 11 lagi jogging-jogging di lantai atas RSUD,” beber dia.
Hasil tracking ke pegawai maupun keluarga negatif. Artinya tidak ada penambahan kasus lainnya dari kelima orang yang terpapar corona tersebut.
Sudah membaik
Sementara itu, Direktur RSUD Kota Bekasi, Kusnanto Saidi, kepada awak media pada Rabu (15/7), menerangkan dari lima ASN itu sudah ada satu orang yang negatif hasil pemeriksaan.
Besok juga akan dilakukan pemeriksaan kembali untuk memastikan statusnya.
“Mungkin besok ada pemeriksaan lagi, dua kali negatif pokoknya, jadi diperiksa terus,” ucapnya.
Ia menuturkan kondisi kelima ASN dalam keadaan baik, genjala umumnya sudah tidak ada seperti batuk, demam, flu, maupun sesak.
Jika hasil dua kali tes swab negatif, maka bisa saja dipulangkan dan dilakukan isolasi mandiri.
“Nanti isolasi mandiri, diharapkan dua kali negatif,” jelas dia.
Klaster Keluarga
Angka positif covid-19 di Kota Bekasi mengalami peningkatkan.
Sebelumnya, satu bulan lebih angka kasus positif Covid-19 tak pernah melebihi angka 20. Kali ini, angka positif corona mencapai 25 orang.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan bahwa penambahan kasus positif corona terjadi pada klaster keluarga atau lingkungan keluarga.
Penambahan terjadi bukan dari area umum, atau tempat masyarakat berkegiatan.
“Terus terang ada peningkatan (positif corona), dari klaster keluarga. Nah kalau dirujuk ada yang dia kerjanya di Jakarta nakes (tenaga kesehatan), ada yang pulang dari daerah timur,” kata Rahmat, di Bekasi pada Rabu (15/7).
Pepen sapaan karibnya menuturkan hasil pendataan ada sebanyak 46 klaster keluarga sehingga membuat angka penambahan kasus positif corona di Kota Bekasi tinggi.
Meski ada peningkatan, Pepen mengklaim tidak sebanyak wilayah DKI Jakarta maupun daerah lainnya.
(MAZ/Wartakotalive.com)