Kolom Trias Kuncahyono

Cerita Guru: Setelah Kain Membunuh Abil

Banyak orang seringkali berlaku seolah-olah seperti orang yang tuli dan bahkan acuh-tak acuh. Padahal punya telinga dan bisa mendengarkan.

Istimewa
Kain dan Abil (ilustrasi) 

Karena itu, politik tidak bisa dilepaskan dari moralitas. Dengan demikian, berpolitik adalah membangun suatu kehidupan yang baik, luhur, dan suci.

Dalam rumusan lain bisa dikatakan bahwa politik adalah soal cara hidup.

Tentu, cara hidup yang bermoral. Cara hidup yang memegang teguh integritas dan kejujuran.

Cara hidup yang mengutamakan kepentingan umum: kemanusiaan dan keadilan, kebenaran dan kedamaian, kebersamaan dan persaudaraan.

Cara hidup seperti itu, yang akan memutus “kutukan Kain.”

Apakah itu mungkin, Guru? Tanya seorang murid lainnya, tanpa rasa takut karena tahu bahwa Guru tidak akan marah.

Guru tersenyum dan menjawab: Apa yang kita lihat sekarang ini adalah seperti bayangan yang kabur pada cermin.

Namun, nanti kita akan melihat langsung dengan jelas. Sekarang saya belum tahu segalanya. Tetapi, nanti saya akan tahu segalanya……

Setelah mengatakan hal itu, Guru berdiri dan berjalan menuju kamar semadinya; sementara di luar embun pagi sudah diusir dari pucuk-pucuk daun oleh sinar matahari.

Malam tak berdaya, harus berakhir. Dan, hidup baru dimulai….***

BACA KOLOM TRIAS KUNCAHYONO SELENGKAPNYA, KLIK: Cerita Guru: Setelah Kain Membunuh Abil

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved