Virus Corona Jabodetabek

Antusias Ikut Swab Massal di RLC Kota Tangsel, Suhara: Bukti Masyarakat Mulai Sadar Bahaya Covid-19

Pemkot Tangsel bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten mengadakan kegiatan tes swab massal di Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel.

Warta Kota/Rizki Amana
Masyarakat sedang mendaftarkan diri untuk dapat mengikuti tes swab massal di RLC Kota Tangsel. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Rizki Amana

WARTAKOTALIVE.COM, SERPONG - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mengadakan kegiatan tes swab massal di Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel.

Digelarnya kegiatan tersebut turut mengundang besarnya animo masyarakat Kota Tangsel dan sekitarnya untuk mendaftarkan diri sebagai peserta tes.

Koodinator Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Kota Tangsel, Suhara Manullang mengakui tingginya antusias masyarakat dalam mengikuti tes swab itu.

Koodinator Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Kota Tangsel, Suhara Manullang.
Koodinator Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Kota Tangsel, Suhara Manullang. (Warta Kota/Rizki Amana)

Bahkan, pihaknya mengaku harus menambah kuota peserta tes dari yang disediakan sebelumnya.

"Kita bersyukur hari ini RLC menjadi tuan tumah dalam pemeriksaan swab yang diadakan dari Dinkes Provinsi (Banten-red) dan Tangsel.

"Jadi awalnya memang targetnya 200 orang secara umum. Tapi karena banyak peminat, jadi kita tambah kuota 300 dan bisa dilihat bahwa ini terus bertambah jadi dapat bertambah hingga 400 untuk hari ini," kata Suhara saat ditemui di kawasan RLC Kota Tangsel, Serpong, Kamis (16/7/2020).

Suhara menjelaskan tingginya animo masyarakat untuk ikut sebagai peserta tes dinilainya sebagai langkah baik terhadap tingginya tingkat kesadaran masyarakat pada penyakit mematikan itu.

Ditambah masih meningginya rasa kekhawatiran masyarakat pada penularan infeksi covid-19 di tengah masa transisi era kenormalan baru atau new normal.

"Jadi untuk mengantisipasi khawatir ada satu ketakutan msyarakat diperiksa swab itu. Tadinya kan 200, tapi nyatanya dengan antusias ini berati kesadaran masyarakat tinggi.

"Kan berarti masyarakat ingin mengetahui apakah yang bersangkutan itu tertular atau tidak.

"Nah dengan antusias tinggi, diharapkan kewaspadaan juga bersamaan dengan itu," tandasnya.

Dihubungi secara terpisah, pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Tangsel, Deden Deni mengatakan gita tersebut merupakan langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam melakukan percepatan penanganan covid-19 di wilayah kerjanya.

Menurutnya masih meningginya angka penularan menjadi dasar digelarnya kegiatan tes swab massal itu di wilayah-wilayah terkategorikan rentan penularan infeksi covid-19.

"Tujuan swab itu kan untuk memutus mata rantai, jadi kan kalau ketahuan dari swab bisa dipisahkan yang positif dari yang sehat.

"Target WHO (Word Health Oragnization) rasio penularan 0,1 persen satu minggu dari jumlah penduduk. Idealnya begitu," ujar Deden kepada Wartakotalive.com saat dihubungi, Tangsel, Kamis (16/7/2020).

Horee, Ada 130 Orang Dinyatakan Sembuh Usai Menjalani Isolasi dan Perawatan di RLC Kota Tangsel

Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangerang Selatan (RLC Kota Tangsel) kembali pulangkan tiga pasien dalam pengawasan (PDP) kasus infeksi covid-19.

Koordinator RLC Kota Tangsel, Suhara Manullang mengatakan tiga pasien yang dipulangkan telah menjalani masa isolasi lebih dari sepekan.

"Kita bersyukur hari ini RLC bisa melepas lagi tiga penghuni yang sudah dikatakan sembuh. Satu diantaranya itu anggota TNI, dan satu lagi adalah seorang bapak yang sudah tiga mingguan karantina mandiri dan di RLC lebih dari seminggu," kata Suhara saat ditemui di RLC Kota Tangsel, Ciater, Serpong, Tangsel, Selasa (14/7/2020).

 Ngeri, Indonesia Masuk 10 Besar Negara Kasus Tertinggi Virus Corona di Asia, Ini Daftarnya

 Bupati Tangerang Tidak Memperbolehkan Sekolah Belajar Tatap Muka, Ini Alasannya

 Pemkot Jakarta Pusat Minta Pengelola Pasar Ikut Aktif Lakukan Pengawasan

Suhara menuturkan kepulangan tiga pasien itu turut menambah daftar panjang pasien yang dinyatakan sembuh usai menjalani isolasi dan perawatan di RLC Kota Tangsel.

Kata Suhara, daftar panjang kesembuhan para pasien tersebut terlihat sejak dioperasikannya RLC Kota Tangsel pada bulan April 2020 lalu.

"Secara keseluruhan mulai dibuka ada 163 pasien, yang tersisa sekarang ada 27 orang, PDP semua. Laki-laki 17 orang, perempuan 10 orang," jelas Suhara.

 BREAKING NEWS: Waduh, Sebanyak 50% Siswa di Kota Tangerang Tak Miliki Gadget untuk Belajar

"Kemudian yang dirujuk ada 18 orang sebetulnya, tapi bersyukur 12 orang yang dirujuk ke RSU sudah pulang jadi tinggal 6 pasien.

"Keseluruhan yang sudah pulang dari RLC dan RSU itu sudah ada 130 orang," lanjutnya.

Sementara itu, seorang pasien yang dipulangkan dari RLC Kota Tangsel, Yusuf Wibowo warga Perigi, Pondok Aren, Tangsel mengaku senang dapat menjalani masa isolasi diri di RLC Kota Tangsel.

 Dua Penumpang Kijang Innova Tewas Tercebur di Kalimalang, Jika Terbukti Lalai Sopir Bisa Tersangka

Pasalnya, ia mengaku sudah menjalani masa isolasi di kediamannya selama satu bulan lamanya.

Bahkan, hasil swab test yang dilakukan sebanyak tiga kali terus menunjukan dirinya terpapar infeksi covid-19.

"Saya ucapkan terimakasih kepada tenaga medis di sini dan Dinas Kesehatan Kota Tangsel, setelah isolasi mandiri saya sekarang sudah bisa kerja lagi," kata Yusuf dilokasi, Serpong, Tangsel, Selasa (14/7/2020).

 Ayo Siap-siap, Tilang Konvensional Kembali Diterapkan Pekan Depan, Ini Prioritas Pelanggarannya

"Swab yang pertama tanggal 30 Mei terus kedua tanggal 17 Juni, ketiga tanggal 2 Juli itu masih positif dan dirujuk ke RLC. Alhamdulillah kemarin swab langsung negatif," pungkasnya.

RLC Kota Tangsel Kembali Pulangkan Pasien yang Dinyatakan Bebas Covid-19, Diminta Jadi Duta Covid-19

Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangerang Selatan (RLC Kota Tangsel) kembali memulangkan 12 orang pasien dalam pengawasan (PDP) kasus wabah virus corona pada Jumat, 26 Juni 2020 kemarin.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel Deden Deni mengatakan tingkat kesembuhan bagi pasien yang menjalani perawatan di RLC Kota Tangsel semakin tinggi.

Pasalnya, bertambahnya 12 PDP yang dipulangkan menambah daftar panjang pasien yang berhasil disembuhkan tim medis RLC Kota Tangsel sejak dioperasikannya pada pertengahan bulan April 2020 lalu.

 Imbas Corona, Diprediksi 2-3 Tahun ke Depan Ekonomi Kota Bekasi Belum Normal

 Jauh-jauh dari Cikarang, Umar Terima Nasib Lihat Kondisi Kota Tua yang Buka saat Pandemi Covid-19

 Besok Ada HBKB di 5 Titik Jakarta Timur, Ini Jalur Alternatif Bagi Pengendara

"Total yang sembuh 104 pasien dari 129 pasien yang dirawat. Berarti sisa 25 pasien lagi," kata Deden dalam keterangannya, Tangsel, Sabtu (27/6/2020).

Mengingat semakin meningkatnya angka kesembuhan penderita virus corona, ia pun meminta agar dapat memotivasi mereka yabg masih menjalani perawatan medis akibat virus corona.

Bahkan, pihaknya meminta kepada 12 pasien yang dipulangkan dapat menjadi duta covid-19 bagi lingkungan sekitarnya.

 Dendam Utang Rp40 Juta Belum Dibayar, 2 Pemuda Habisi Gadis 20 Tahun, Mayat Dibuang ke Jurang

"Kami sampaikan setelah pulangnya dari sini saya berharap mereka menjadi duta untuk mengedukasi warga supaya tidak terjangkit virus ini dan menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dan mungkin mereka bisa berbagi cerita ke masyarakat untuk peduli tentang kesehatan," jelasnya.

Adapun dari ke 12 pasien yang dipulangkan diantaranya terdapat satu pasien wanita yang berstatus lanjut usia (lansia) berinisial SS (59).

SS mengatakan bahwa dirinya dinyatakan kategori orang tanpa gejala (OTG) saat terpapar infeksi virus corona.

 Pedagang Hewan Kurban di Kota Bekasi Mulai Menggelar Lapak, Berharap Omzet Meningkat meski Corona

Menurutnya, terserangnya ia dengan penyakit mematikan itu saat mengetahui hasil lab sang anak yang dinyatakan positif menderita covid-19.

"Awal kena engga tahu dari mana, karena kita jarang keluar. Pas anak saya ke Rumah Sakit (RS) mau operasi, tiba-tiba dari lab dateng ngasih tahu klo anak saya covid," kata Siti dikesempatan yang sama, Tangsel, Sabtu (27/6/2020).

"Tidak ada gejala, cuma hasil rapid dan swab yang menyatakan positif.

 Aturan Protokol Kesehatan saat Idul Adha Disiapkan, Pembagian Daging Hewan di Bekasi Door to Door

"Kalau anak dan suami di rawat di RSUD, kalau saya dan cucu di sini (RLC), tapi cucu sudah lama sembuh," lanjutnya. 

Ada Tiga Orang PDP Virus Corona Dirawat di Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangerang Selatan

Tiga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dirawat di Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Adanya tiga orang PDP virus corona dirawat di Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel itu, dibenarkan Koordinator Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel, Suhara Manullang.

Saat ini, tiga orang PDP Covid-19 itu tengah menjalani perawatan medis di Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel.

Menurut Suhara Manullang, ketiga pasien tersebut teridentifikasi melalui tes cepat atau rapid test corona yang diadakan oleh Pemerintah Kota Tangsel.

 Tangsel Catat 1.363 Kasus Wabah Virus Corona, 67 Orang Diantaranya Meninggal Dunia

 Tidak Mengacu Keputusan DKI, Pemkot Tangsel Belum Memastikan Bakal Perpanjang PSBB atau Tidak

 Wisma Tamu Puspiptek jadi Rumah Singgah Tenaga Medis Penanganan Pasien Corona di Tangsel

"Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel sudah beroperasional, dan sudah ada pasiennya tiga orang, dua laki-laki dan satu perempuan"

"Yang dimana pasien tersebut adalah ODP (Orang Dalam Pemantauan) yang mendapatkan pemeriksaan rapid test, dan dinyatakan positif"

"Artinya bahwa pasien ini masuk ruangan PDP," kata Suhara kepada wartawan saat dikonfirmasi, Tangsel, Jumat (24/4/2020).

Suhara menjelaskan, pada dasarnya penerimaan para pasien itu atas rujukan pihak Puskesmas yang melakukan rapid test, kepada individu yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif infeksi virus corona.

Sebab, rapid test hanya dapat digunakan sebagai penyaringan awal dari skrinning kesehatan tiap individu, yang memiliki gejala terpapar virus corona.

"Jadi ODP-ODP itu kemarin ada secara serentak mengadakan pemeriksaan di Puskesmas. Karena tersangka ada kontak (dengan pasien positif corona)," jelas Suhara.

Lanjut Suhara, para pasien itu akan jalani perawatan berupa isolasi disertai pemeriksaan swab tenggorokan guna mendiagnosis virus didalam tubuhnya.

Bila pemeriksaan swab laboratorium menunjukkan hasil positif pada pasien, tim medis bakal memantau lebih lanjut kondisi kesehatan pasien.

Hal tersebut dilakukan untuk mengambil tindakan perawatan yang diperlukan.

Pasalnya, Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel hanya menangani ODP dan PDP dengan gejala infeksi ringan.

"Kalau positif langsung diambil swab untuk memastikan. Kalau positif swabnya kita tunggu lagi (pemeriksaan lanjutnya), sampai nantinya negatif baru itu sembuh," kata Suhara.

"Bila ada peburukan entah sesak bertambah atau apa, dibawa ke rumah sakit, salah satunya ke Rumah Sakit Aria Sentra Medika"

"Kan itu di desain khusus penanganan perburukan. Kalau rumah lawan covid tanpa perburukan," pungkasnya.

Adapun Rumah Lawan Covid-19 merupakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk penanganan ODP dan PDP dengan gejala ringan.

Namun, tak semua klasifikasi ODP dapat dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.

Diakui Suhara, Rumah Lawan Covid-19 di desain khusus bagi ODP yang terkategori tidak memiliki ruang khusus dalam jalani masa isolasi mandiri, hingga berpotensi rentan sebagai carrier atau pembawa virus corona.

"Yang positif kemudian tidak bisa karantina mandiri, maka rumah lawan covid lah tempatnya. Makanya yang sudah positif ya harus di kelompokan dengan PDP," pungkasnya.

1.363 Kasus Wabah Virus Corona, 67 Orang Diantaranya Meninggal Dunia

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) kembali merilis data penyebaran pandemi Virus Corona di wilayahnya.

Pihak Humas Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel Irfan Santoso menyampaikan hingga Kamis (23/4/2020) pihaknya telah menemukan sebanyak 1.363 kasus pandemi Virus Corona terjadi di wilayah Tangsel.

Adapun kasus-kasus tersebut ditemukan melalui 3 klasifikasi penanganan pandemi Virus Corona

Tiga klasifikasi yang dimaksud ialah orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), terkonfirmasi positif.

"919 ODP, 358 PDP, 86 konfirmasi positif," ungkap Irfan kepada wartawan, Tangsel, Kamis (23/4/2020).

Selain itu, Gugus Tugas Covid-19 turut merinci kasus yang dinyatakan sembuh, masih menjalani perawatan, dan meninggal dunia dari 3 klasifikasi kasus pandemi Virus Corona.

Untuk pasien sembuh pada klasifikasi ODP terdapat 267 orang, PDP terdapat 23 orang, dan 15 pasien sembuh pada kasus positif.

Sementara pasien yang masih menjalani perawatan medis tercatat berjumlah 336 orang di wilayah Tangsel.

Namun, Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel tak menyebut secra detail rumah sakit yang menjadi tempat pasien yang dirawat tersebut.

"PDP masih dirawat 283 pasien, dan pada kasus konfirmasi terdapat 53 pasien masih dirawat," jelas Irfan.

Sementara itu, terdapat 67 orang meninggal dunia akibat infeksi Virus Corona dari dua klasifikasi yakni PDP dan kasus konfirmasi positif.

"52 orang meninggal dunia diklasifikasi PDP, dan 17 orang meninggal dunia pada klasifikasi kasus terkonfirmasi," tandasnya. (m23).

Pemkot Tangsel Belum Memastikan Bakal Perpanjang PSBB atau Tidak

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) belum memastikan apakah pihaknya akan perpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau tidak di kawasan Tangsel.

Seperti diketahui, wilayah Provinsi DKI Jakarta secara resmi telah memperpanjang masa PSBB selama 28 hari ke depan.

Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany, mengatakan, pihaknya masih melakukan evaluasi penerapan PSBB di wilayah kepemimpinannya pasca diberlakukan enam hari.

“Kita lihat (untuk perpanjang masa PSBB). Kita sedang fokus di hari ke enam evaluasi. Satu minggu besok penerapan PSBB seperti apa, itu kita evaluasi,” kata Airin saat ditemui di kawasan Kedaung, Pamulang, Tangsel, Kamis (23/4/2020).

Hal senada disampaikan Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie.

Benyamin mengatakan acuan evaluasi dan perpanjangan masa PSBB di wilayahnya tak akan mengacu pada keputusan Provinsi DKI Jakarta.

Menurutnya, perpanjangan PSBB akan terlaksana bila hasil evaluasi tersebut menunjukan angka peningkatan penderita virus corona di wilayah Tangsel semasa PSBB berlangsung.

“Akan dibahas pada akhir bulan ini. Tapi pertimbangannya bukan karena di Jakarta di perpanjang, tapi karena Tangsel harus melakukan itu,” kata Benyamin saat dihubungi terpisah, Tangsel, Kamis (23/4/2020).

Lihat konsistensi

Sama seperti Pemerintah Kota Depok hingga kini belum dapat memastikan apakah masa pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan diperpanjang sebagaimana yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, pihaknya akan terus melakukan evaluasi sejauh mana PSBB berjalan optimal.

“Ya kita baru satu minggu, nanti kita evaluasi kembali menjelang dua minggu. Nanti kita akan evaluasi secara komprehensif dari semua indikator,” kata Dadang saat dihubungi wartawan, Kamis (23/4/2020).

Dari indikator itu, Dadang mengaku pihaknya baru bisa menentukan apakah harus diperpanjang atau cukup diberlakukan selama dua minggu saja yakni sejak 15 - 28 April 2020.

Jika nantinya dalam evaluasi tersebut masih didapati banyaknya kontak antar orang atau mobilisasi masih tinggi yang memungkinkan penyebaran terus terjadi.

Maka, kata Dadang, pihaknya bisa saja memerpanjang masa PSBB seperti yang dilakukan Pemrov DKI Jakarta.

Namun sebaliknya, jika semua warga disiplin dalam mematuhi semua aturan selama PSBB yang diantaranya adalah berdiam diri di rumah dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Tentu, tutur Dadang, bukan tak mungkin PSBB cukup dilakukan selama dua minggu pertama saja atau tidak diperpanjang.

“Jadi, enam indikator sudah dibuat sedemikian rupa. Sehingga yang dibutuhkan sekarang adalah konsistensi warga, memang tidak mudah tapi harus diatasi secara bersama-sama,” paparnya.

Wisma Tamu Puspiptek jadi Rumah Singgah Tenaga Medis Penanganan Pasien Corona di Tangsel

Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional atau (Ristek/BRIN RI) memberikan bantuan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

Yaiyu untuk dapat menggunakan Wisma Tamu Puspiptek, Setu, sebagai tempat singgah tenaga medis yang menangani virus corona di wilayah Tangsel.

Kepala Puspiptek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), Sri Setiawati mengatakan bila pengunaan Wisma Tamu Pusppitek itu telah direstui oleh Menteri Ristek/BRIN Bambang Brodjonegoro.

Menurutnya Wisma Tamu Puspiptek ini menyediakan sebanyak 185 kapasitas kamar yang dilengkapi seperti halnya hotel ada kamar mandi, TV, dan lainnya.

"Kami menyediakan makan dan minum mereka, serta mencuci pakaian mereka. Para petugas medis ini pun bisa berjemur dan lainnya," kata Sri kepada wartawan saat dikonfirmasi, Setu, Tangsel, Kamis (23/4/2020).

Ia menjelaskan bila tenaga medis yang bakal menempati rumah singgah sementara itu sesuai dengan data yang tercatat Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Dinkes Kota Tangsel).

Nantinya, para tenaga medis tersebut akan bersinggah sementara seusai bertugas.

Kemudian, akan disediakan fasilitas mobil dinas dalam membantu aktifitas pelayanan kesehatan berupa perawatan terhadap pasien infeksi corona.

"Stay disini, tidak boleh keluar, mereka ke tempat pekerjaan dijemput oleh Mobil Dinas, dan diantarkan kembali ke Wisma Tamu ini," jelasnya.

Adapun Wisma Tamu ini akan ditempatkan hingga akhir Mei 2020.

Namun, tak menutup kemungkinan akan diperpanjang masa penempatanya bila terdapat instruksi kembali dari stuasi yang belum menentu.

Sementara itu, Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany mengucapkan terima kasih kepada Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro dan Kepala Puspiptek Sri Setiawati.

Yang telah menyediakan Wisma Tamu Puspiptek sebagai tempat singgah tenaga medis yang menangani Covid di Kota Tangsel.

Ucapan terima kasih itu disampaikannya melaluai video conference bersama Menteri Ristek/BRIN di Wisma Tamu Puspiptek, Kamis (23/4/2020).

"Saya ucapkan terima kasih kepada Menteri Ristek dan Bu Sri yang telah menyediakan wisma tamu puspiptek untuk tenaga medis, baik dokter, perawat Dan lainnya yang menangani Covid -19 di Kota Tangsel," kata Airin.

Airin mengungkapkan tidak hanya tempat istirahat yang disediakan, namun kelengkapan dan kebutuhan para tenga medis juga disediakan olehnya.

"Semua ditanggung oleh Pak Menteri dan Bu Sri, tempat ini sangat nyaman. Karena semua difasilitasi oleh Puspiptek," pungkasnya.

Begini Penampakan Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangerang Selatan

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) menyiapkan Rumah Lawan Covid-19 di Ciater, Kecamatan Serpong.

Lokasi tersebut merupakan Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) Kota Tangsel dengan luas lahan sebesar 18 hektare.

Pantauan Wartakotalive di lokasi, ratusan pekerja tengah melakukan perbaikan gedung untuk memfasilitasi berbagai peralatan kesehatan yang dibutuhkan.

Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel.
Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel. (WARTA KOTA/RIZKI AMANA)

Terpantau, beberapa ranjang tidur pasien telah disediakan pada 11 kamar yang disiapkan.

Dari 11 kamar tersebut, nantinya akan terpisah antara pria dan wanita, maupun klasifikasi orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) tanpa gejala.

Fasilitas penunjang lain berupa Wi-Fi, tv, dan lemari bagi para pasien yang mendiami rumah tersebut, juga sudah tersedia.

 Pasar Jaya Bantah Ada Uang Tunai Rp 150 Ribu dalam Bansos PSBB, Ini Isi Paketnya

"Jadi di sini kita akan menampung ODP, dan juga ada beberapa tempat tidur atau kamar untuk PDP tanpa gejala."

"Ya, intinya supaya yang sehat dipisahkan dari yang sakit," kata Bidang Penanganan Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Suhara Manullang, saat dihubungi, Sabtu (11/4/2020).

"Kalau PDP 20 (ranjang pasien). Kurang lebih untuk yang laki-laki 10, wanita 10."

Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel.
Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel. (WARTA KOTA/RIZKI AMANA)

"Kalau dipantau kondisi kesehatan memburuk, langsung dirujuk."

"Untuk ODP 120 (tempat tidur), pisah wanita pria," jelasnya.

Sementara, tepat 100 meter sebelum memasuki tempat perawatan para pasien, terdapat tenda Posko Keamanan Rumah Lawan Covid-19 yang dijaga oleh TNI, Polisi, dan Satpol PP.

 UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia: 3.842 Orang Positif, 286 Sembuh, 327 Meninggal

Jarak beberapa meter kemudian, tenda milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan tenda Pemerintah Kota Tangsel didirikan tepat di pintu masuk gedung perawatan pasien.

Kemudian, puluhan toilet portabel telah disiapkan di sekeliling kawasan Rumah Lawan Covid-19 itu.

Saat memasuki kawasan tersebut, turut pula mudahnya menemukan tempat pencucian tangan, sebagai perilaku dasar protokol kesehatan individu penanganan wabah Virus Corona.

Rumah Lawan Covid-19 Pemkot Tangsel rencananya beroperasi pada pekan depan.

Bagai Rumah Pribadi

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) menyulap kawasan pertanian terpadu menjadi Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel.

Langkah itu dilakukan dalam upaya menekan masifnya penyebaran Covid-19 di Kota Tangsel yang kian hari semakin meningkat.

Bidang Pelayanan Satuan Gugus Tugas Covid-19 Suhara Manullang mengatakan, fasilitas yang tersedia di Rumah Lawan Covid-19 diupayakan memberikan rasa nyaman bagi pasien yang menjalani isolasi.

Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel.
Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel. (WARTA KOTA/RIZKI AMANA)

Bahkan, pihaknya mencoba memberikan nuansa rumah hunian umumnya kepada para pasien yang nantinya akan menjalani perawatan.

"Fasilitas di sini kita coba seperti di rumah sendiri, walaupun pasti akan ada banyak kekurangan."

"Ini punya tempat tidur sendiri, kemudian ada kelengkapan lemari dan sebagainya."

 Jadwal Pembagian Bansos di Jakarta Pusat, Mulai Besok Digelar

"Kemudian makan 3 × 1 sehari, sarana Wi-Fi, tv."

"Kemudian nanti ada bagian olahraga, dan berjemur," beber Suhara.

Suhara menjelaskan, pasien yang bakal menjalani perawatan di Rumah Lawan Covid-19 ini hanya terklasifikasi pada kelompok orang dalam pemantauan (ODP), serta pasien dalam pengawasan (PDP) tanpa gejala.

 Ini Bahaya Keluarga Tetap Nekat Ikut Mandikan Jenazah Pasien Covid-19, Paling Aman Dikremasi

Sebab, program Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel bertujuan memberikan pelayanan isolasi terpadu bagi pasien yang tergolong tidak memiliki standar isolasi mandiri, berupa sosial distancing saat berada di rumahnya.

"Rumah Lawan Covid sebetulnya karantina terpusat yang seharusnya karantina mandiri bisa diberlakukan."

"Cuma karena masyarakat belum tentu semuanya mampu punya kamar banyak, dan disiplin."

 Lima Tersangka Vandalisme di Kota Tangerang Kelompok Anarko, Provokasi Warga Bikin Kerusuhan

"Jadi, bagi ada yang kendala tersebut, maka Rumah Lawan Covid telah kita siapkan."

"Supaya yang sakit ini dipisahkan dari yang sehat," jelas Suhara.

Ada pun Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel memiliki fasilitas ruang tidur sebanyak 140 unit.

Ke-140 unit tersebut terbagi menjadi 2 klasifikasi, yakni ODP dan PDP tanpa gejala. (m23)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved