Pekerja Migran Asal Indonesia Saling Dukung Lewat Grup Facebook, Ada Juga yang Berujung di Pelaminan
Kerap luput dari perhatian, berkembanganya kota-kota besar tersebut tidak lepas dari kontribusi pekerja migran asal Indonesia.
“Misalnya, ada yang sakit di Taiwan, pasti kita nanti kontak anggota di sana yang sudah terpercaya."
"Baru nanti kita galang donasi untuk mereka,” jelasnya.
Selain berinteraksi secara online, sambungnya, anggota grup Negeri Impian Korea Selatan juga beberapa kali memanfaatkan jatah cuti untuk berkumpul bersama.
• Begini Penampakan Uang Rp 97 Miliar Hasil Korupsi Penjualan Kondensat di BP Migas
Yang paling sering kumpul-kumpul adalah anggota grup yang berdomisili di Hong Kong.
Kaus komunitas pun telah dibuat untuk menunjukkan kebersamaan dan eksistensi grup.
Mengelola sebuah grup dengan ratusan ribu anggota di zona waktu yang berbeda-beda tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Totok selaku admin.
• Masjid Istiqlal Bakal Kembali Dibuka untuk Umum saat Salat Idul Adha
Privasi dan keamanan grup, menurutnya, adalah hal yang harus diperhatikan.
Hal ini lantaran maraknya postingan menjurus praktik penipuan dengan berbagai modus.
Sejumlah peraturan yang ia terapkan termasuk di antaranya larangan jual beli dan larangan berbagi informasi atau tautan yang tidak jelas sumbernya.
• DAFTAR 43 Kabupaten/Kota Masuk Zona Hijau per 5 Juli 2020, 61 Daerah Tidak Terdampak
“Sebab, dulu sudah banyak pengalaman anggota yang terkena penipuan."
"Lalu, masih ada saja, akun-akun palsu yang menyamar jadi polisi atau apalah dan melakukan aksi penipuan mereka,” jelasnya.
Untuk meningkatkan kemampuannya dalam membangun grup Negeri Impian Korea Selatan, Totok mengikuti program eksklusif dari Facebook, yaitu Facebook Community Learning Labs.
• Anies Baswedan Bebaskan Tarif 32 Rusunawa di Jakarta Akibat Covid-19, Air dan Listrik Tetap Bayar
Program ini menyatukan para pemimpin grup untuk turut terlibat dalam tantangan bersama, menemukan ide-ide unik, dan bereksperimen dengan konten khusus demi mencapai tujuan masing-masing komunitas.
Melalui program ini juga, para pemimpin grup termasuk Totok dilatih untuk mengembangkan grup mereka masing-masing, mulai dari bagaimana membuat grup selalu aktif, menggunakan fitur-fitur utama, hingga mengurangi ketegangan di grup bila terjadi konflik.
Totok berharap grup Facebook Negeri Impian Korea Selatan dapat terus menjadi rumah penghiburan bagi para anggota pekerja migran Indonesia yang merantau di berbagai belahan dunia, untuk berkumpul, terhubung, dan saling mendukung satu sama lain.
• Penumpang KRL di Stasiun Bekasi Dekati Angka Normal, Wakil Wali Kota Minta DKI Lakukan Hal Ini
Dan, menjadi penguat dalam perjuangan yang mereka lalui untuk membahagiakan keluarga di Tanah Air.
“Yang memotivasi kita kan di rumah masih ada keluarga, terus untuk karier ke depannya kita butuh modal juga."
"Bagi beberapa yang sudah berkeluarga, mereka harus membesarkan anak. Jadi merekalah yang membuat kita tetap semangat,” paparnya. (*)