Virus Corona

DPR Minta Kementan Teliti Lebih Lanjut Kalung Antivirus Corona, Jangan Diproduksi Massal Dahulu

Komisi IX DPR meminta Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penelitian lanjutan terkait kalung antivirus Corona yang hendak diproduksi.

Kementan
Kalung dan inhaler dari pohon kayu putih bisa mencegah penularan virus corona akan dikembangkan Kementerian Pertanian 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengklaim kalung kayu putih produk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mampu membasmi Covid-19.

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani mengapresiasi peran dan kontribusi yang dilakukan Kementerian Pertanian sesuai tupoksinya, membuat inovasi penanganan Covid-19.

Namun, ia menyoroti wacana pemerintah untuk memproduksinya secara massal.

Menteri Pertanian Klaim Kalung Kayu Putih Ampuh Bunuh Covid-19 dalam 30 Menit

Sebab, menurutnya kalung tersebut masih harus diuji sebelum masuk fase industrialisasi.

"Persoalan berikutnya adalah ketika pemerintah mencoba untuk memproduksinya secara massal."

"Publik pun merespons wacana pemerintah ini karena kalung tersebut belum teruji keampuhannya," kata Netty kepada wartawan, Senin (6/7/2020).

Mardani Ali Sera: Kalau Seminggu Ini Enggak Ada Kabar Reshuffle Kabinet Berarti Omdo

"Masih dibutuhkan serangkaian pengujian yang berlandaskan pada norma saintifik dengan parameter yang terukur,"

"Sebelum kemudian maju pada fase industrialisasi hasil penelitian," imbuhnya.

Netty mengingatkan pemerintah agar tidak blunder dalam menggulirkan kebijakan terhadap kalung anti virus tersebut, yang berpotensi pada kerugian keuangan negara jika diproduksi secara massal.

Sebagai Modal Pilpres 2024, AHY Disarankan Ambil Tawaran Jadi Menteri Jika Disodorkan Jokowi

Justru, menurutnya pemerintah lebih fokus pada hal urgen dalam penanganan Covid-19 seperti PCR test dan reagen.

"Termasuk fokus pada industrialisasi alat kesehatan hasil inovasi yang sudah terbukti dan dibutuhkan oleh masyarakat, seperti ventilator murah anak bangsa dan inovasi lainnya," tuturnya.

Niat Baik tapi Terlalu Cepat

Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Demokrat Suhardi Duka mengatakan, niat dari Kementerian Pertanian sebenarnya baik, karena berupaya turut serta dalam penanggulangan pandemi Covid-19.

"Saya menilai bahwa Kementan memiliki niat yang baik untuk ikut mengambil peran dalam penanganan Covid-19."

"Tapi terlalu cepat karena uji klinisnya belum tuntas," ujar Suhardi ketika dihubungi Tribunnews, Senin (6/7/2020).

Usul 3 Menteri Non Parpol Diganti, Politikus PKB Ungkap Ada Warga Doakan Covid-19 Sehat Sejahtera

Suhardi merasa temuan Kementan terlalu cepat untuk diproduksi massal dalam waktu dekat, lantaran masih banyak kalangan yang meragukan temuan tersebut.

Apalagi, kata dia, sistem pengujian kalung antivirus Corona tersebut dinilai masih prematur.

"Penelitian yang dilakukan oleh Balitbangtan untuk menemukan obat Covid-19 banyak kalangan meragukan, termasuk Komisi IV DPR."

Jokowi: Mari Kita Buktikan di Tahun 2045 Indonesia Mampu Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi

"Mengingat sistem pengujiannya masih prematur untuk dapat dikatakan uji klinis terhadap satu obat," paparnya.

Selain itu, politikus Partai Demokrat tersebut mengatakan, tupoksi Kementan juga bukan pada obat-obatan.

Melainkan, kebijakan ketersediaan pangan nasional, ketersediaan benih unggul nasional dari hasil penelitian Balitbangtan, serta pemberdayaan dan kesejahteraan petani.

Amien Rais: Pak Jokowi, Tolong Cari Menteri yang Punya Watak Kerakyatan

"Jadi seharusnya fokusnya ada di tupoksi, bukan yang lain."

"Apalagi saat pandemi sektor pertanian diharapkan menjadi sektor yang bisa tumbuh untuk menopang pertumbuhan nasional," ucapnya.

Jangan Hanya Ingin Terlihat Berinovasi

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP Muchamad Nabil Haroen meminta Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan basis riset terkait kalung antivirus Corona.

"Tunjukkan basis riset kalung anti-Corona."

"Kementan harus berhati-hati dan mendasarkan pada riset yang jelas, sebelum mengeluarkan inovasi untuk publik," kata Nabil kepada wartawan, Jakarta, Senin (6/7/2020).

Pengemudi Ojol Curhat ke Bupati Tangerang 3 Bulan Tak Dapat Uang karena Tidak Bisa Angkut Penumpang

Nabil mengapresiasi usaha dan inovasi Kementan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Namun, semua hasil yang diciptakan harus berbasis riset dan bisa dipertanggungjawabkan secara akademik.

"Kementan jangan hanya ingin kelihatan berinovasi, tapi harus jelas basis risetnya."

BEREDAR Susunan Kabinet Hasil Reshuffle, Ada Nama AHY, Wasekjen Partai Demokrat Bilang Begini

"Ini justru menimbulkan pro kontra dan dikritik beberapa ilmuwan atau periset dari kampus-kampus internasional," papar politikus PDIP itu.

Di sisi lain, Nabil mengimbau pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama dalam mengurangi persebaran Covid-19 di dalam negeri.

Kemudian, pemerintah juga harus terus menerus menyediakan fasilitas kesehatan, menganalisa perkembangan, dan mengeksekusi kebijakan yang tepat bergantung pada kondisi kawasan masing-masing.

Sebar Hoaks dan Provokasi Tarik Dana di Tiga Bank, Dua Tersangka Mengaku Cuma Iseng

"Kita melihat, masih banyak tenaga medis yang berjatuhan wafat karena Covid-19."

"Ini tentu saja kerugian SDM yang besar sekali bagi Bangsa Indonesia."

"Warga harus terus patuh pada protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, jaga jarak, jaga kebersihan, dan protokol lainnya," papar Nabil.

Lakukan Penelitian Lanjutan

Komisi IX DPR meminta Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penelitian lanjutan terkait kalung antivirus Corona yang hendak diproduksi.

Hal tersebut perlu dilakukan, karena kalung antivirus Corona sampai sejauh ini belum dapat dipastikan keampuhannya dan diragukan lembaga penelitian.

“Menurut saya, temuan itu masih perlu didalami lagi."

UPDATE 5 Juli 2020: 667 Pasien Positif Covid-19 Dirawat di RS Wisma Atlet, di Pulau Galang 21 Orang

"Kementan harus melibatkan lembaga riset lain, orang-orang belum yakin atas temuan itu."

"Jika banyak yang belum yakin, tentu belum tepat jika diproduksi massal," kata Anggota Komisi IX DPR Saleh P Daulay kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/7/2020).

Menurut Saleh, kalung tersebut dikatakan terbuat dari bahan eucalyptus yang mampu membunuh Virus Corona, tetapi Virus Corona yang dimaksud bukan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.

Jokowi Dinilai Kebanyakan Staf, Imbasnya Keputusan Presiden Lelet Dilaksanakan Bawahan

Oleh sebab itu, kata Saleh, kalung tersebut belum bisa diklaim sebagai antivirus Corona.

Saleh mengaku sudah melihat dua contoh produk kalung tersebut, di mana bentuknya roll on dan balsem dan seperti obat gosok.

Kalau digosokkan ke leher atau kulit, rasanya sedikit panas, baunya seperti minyak kayu putih.

833 Pedagang di Pasar Tradisional Positif Covid-19, 35 Orang Meninggal, Paling Banyak di Jakarta

“Setelah mencobanya, saya tidak tahu apakah itu efektif sebagai antivirus Corona atau tidak."

"Yang saya tahu, banyak peneliti yang masih meragukan."

"Merekalah yang paling bisa memberikan justifikasi terhadap temuan-temuan seperti ini," tutur Saleh.

Ikan Napoleon Muncul Lagi Setelah 26 Tahun Hilang, Menteri KKP Nilai Laut Indonesia Membaik

Di sisi lain, jika benar Kementan berhasil menemukan antivirus Corona, tentu ini merupakan satu temuan besar.

Karena, banyak negara sampai hari ini masih berusaha mempelajari dan mencari vaksin, obat, ataupun antivirus Corona ini.

"Kalau benar, ini bisa menjadi temuan besar. Sebaliknya jika tidak benar, takutnya nanti kita diolok-olok orang."

"Makanya, sekali lagi, sebelum produksi massal, pastikan dan uji kembali, libatkan sebanyak mungkin para ahli, terutama mereka yang nyata-nyata masih meragukan," saran Saleh. (Chaerul Umam/Vincentius Jyestha/Seno Tri Sulistiyono)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved