Berita Bekasi
Sistem Baru Ojek Online Bawa Penumpang di Kota Bekasi, Driver Wajib Diperiksa di Pos Aman
Ojek Online di Kota Bekasi Kini Diperbolehkan Bawa Penumpang. Syaratnya Driver Wajib Diperiksa di Pos Aman Terlebih Dahulu
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dwi Rizki
Diketahui para ojol ini tak bisa mengangkut penumpang sejak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada 15 April 2020 lalu.
Para ojol ini hanya bisa melayani order makanan dan mengantar barang.
Ketua Korwil Ojol Bekasi, Omay Supriatman mengatakan bahwa para pengemudi ojol sangat berharap agar bisa kembali mengangkut penumpang.
Sejumlah pertemuan juga sudah dilakukan dengan Wali Kota Bekasi maupun aplikator. Akan tetapi belum membuahkan hasil karena keputusan ada pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat.
"Iya informas itu menunggu keputusan Pemprov Jabar, Pemkot Bekasi sudah kirim suratnya tapi tinggal menunggu itu," kata Omay, kepada Wartakota, pada Selasa (23/6/2020).
Omay menerangkan selama tiga bulan lebih tidak mengangkut penumpang sangat berpengaruh terhadap pendapatan. Sebab, dari angkut penumpang bisa menyumbangkan mencapai 70 persen penghasilan tiap harinya.
"Orderan terbanyak itu dari angkut penumpang, ibarat 100 persen, kalau dari angkut penumpang 70 persen. Nah engga boleh jadinya sisa 30 persen aja pendapatan dari order makanan dan barang," ungkap dia.
Dirinya berharap agar segera bisa mengangkut penumpang. Para ojol siap menjalankan protokoler kesehatan agar mencegah Covid-19.
"Ini jadi harapan juga, karena cukup mempengaruhi mudah-mudahan secepatnya lah supaya diaktifkan kembali . Ya itu aja mungkin ajuan kita ke pemerintah, Dishub di Bekasi agar segera," imbuh dia.
Sanusi pengemudi ojol di Bekasi juga berharap hal yang serupa. Pendapatannya berpengaruh akibat tidak boleh mengangkut penumpang.
"Kalau dari order makanan sama barang jarang kan. Karena bukan rutinitas kayak go ride (angkut penumpang)," katanya..
Pendapatannya, kata Sanusi, awalnya sehari bisa mendapatkan Rp 150-200 ribu tiap harinya.
Saat ini dalam sehari tidak sampai Rp 100 ribu.
"Sekarang cari Rp 100 ribu aja susah, karena kan jarang makanan sama barang mah," katanya. (MAZ)