Berita Bekasi

Sistem Baru Ojek Online Bawa Penumpang di Kota Bekasi, Driver Wajib Diperiksa di Pos Aman

Ojek Online di Kota Bekasi Kini Diperbolehkan Bawa Penumpang. Syaratnya Driver Wajib Diperiksa di Pos Aman Terlebih Dahulu

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Sejumlah pengemudi ojek online tengah menunggu order di Kawasan Mall Ambassador, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (5/6/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi kembali membuka peluang agar ojek online (ojol) bisa kembali mengangkut penumpang.

Mulai dari bersurat ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga aplikator ojol.

Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Fatikhun mengatakan bahwa ada sistem baru ojek online ketika diperbolehkan membawa penumpang di Kota Bekasi.

Seperti adanya titik-titik pos aman, driver atau pengemudi ojol wajib diperiksa di pos itu agar bisa mengangkut penumpang.

"Ada titik-titik pos aman, setiap driver secara berkala masuk ke pos itu," ungkap Fatikhun pada Selasa (23/6/2020).

Fatikhun mengungkapkan pihaknya telah bertemu dengan aplikator dalam membahas persiapan protokol kesehatan ketika bisa membawa penumpang kembali.

Seperti pemeriksaan berkala para pengemudi ojol, sterilisasi kendaraan, wajib masker dan hand sanitizer.

Para pengemudi ojol wajib masuk ke pos itu untuk di cek suhu tubuhnya hingga rapid test, kemudian kendaraan disemprot disinfektan.

"Mau bisa narik wajib masuk pos itu dulu, kalau tidak lolos pemeriksaan, seperti suhu di atas 37,5 derajat celcius maka aplikasi secara otomatis mati," tutur dia.

Meskipun ada imbuan ojek online di Bodebek dilarang membawa penumpang oleh Dinas Perhubungan Jawa Barat.

Namun merujuk adaptasi pemerintah mengizinkan operasi dengan protokol kesehatan.

"Maka itu minggu depan mau cek pos pos aman itu, ya semoga apa yang diharapkan rekan-rekan ojol ini bisa terwujud agar bisa bawa penumpang," paparnya.

Ojek Online Bekasi Desak Pemerintah Agar Ojek Online Bisa Kembali Angkut Penumpang

Dilarang Mengangkut Penumpang

Diberitakan sebelumnya, pengemudi ojek online (ojol) di Bekasi belum bisa mengangkut penumpang di tengah masa adaptasi new nomal ini.

Kondisi ini berbeda dengan wilayah DKI Jakarta, para ojol di sana bisa mengangkut penumpang.

Diketahui para ojol ini tak bisa mengangkut penumpang sejak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada 15 April 2020 lalu.

Para ojol ini hanya bisa melayani order makanan dan mengantar barang.

Ketua Korwil Ojol Bekasi, Omay Supriatman mengatakan bahwa para pengemudi ojol sangat berharap agar bisa kembali mengangkut penumpang.

Sejumlah pertemuan juga sudah dilakukan dengan Wali Kota Bekasi maupun aplikator. Akan tetapi belum membuahkan hasil karena keputusan ada pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat.

"Iya informas itu menunggu keputusan Pemprov Jabar, Pemkot Bekasi sudah kirim suratnya tapi tinggal menunggu itu," kata Omay, kepada Wartakota, pada Selasa (23/6/2020).

Omay menerangkan selama tiga bulan lebih tidak mengangkut penumpang sangat berpengaruh terhadap pendapatan. Sebab, dari angkut penumpang bisa menyumbangkan mencapai 70 persen penghasilan tiap harinya.

"Orderan terbanyak itu dari angkut penumpang, ibarat 100 persen, kalau dari angkut penumpang 70 persen. Nah engga boleh jadinya sisa 30 persen aja pendapatan dari order makanan dan barang," ungkap dia.

Dirinya berharap agar segera bisa mengangkut penumpang. Para ojol siap menjalankan protokoler kesehatan agar mencegah Covid-19.

"Ini jadi harapan juga, karena cukup mempengaruhi mudah-mudahan secepatnya lah supaya diaktifkan kembali . Ya itu aja mungkin ajuan kita ke pemerintah, Dishub di Bekasi agar segera," imbuh dia.

Sanusi pengemudi ojol di Bekasi juga berharap hal yang serupa. Pendapatannya berpengaruh akibat tidak boleh mengangkut penumpang.

"Kalau dari order makanan sama barang jarang kan. Karena bukan rutinitas kayak go ride (angkut penumpang)," katanya..

Pendapatannya, kata Sanusi, awalnya sehari bisa mendapatkan Rp 150-200 ribu tiap harinya.

Saat ini dalam sehari tidak sampai Rp 100 ribu.

"Sekarang cari Rp 100 ribu aja susah, karena kan jarang makanan sama barang mah," katanya. (MAZ)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved