Kriminalitas
Puas Nikmati Layanan PSK, Ternyata Duitnya Kurang, Pria di Bekasi Dikeroyok Sampai Tewas
Setelah kencan korban keluar dari kamar, dan terjadilah keributan karena korban kekurangan uang untuk membayar.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Feryanto Hadi
"Awalnya saling ejek sehingga timbul saling tantang di Instagram yang berujung pada aksi tawuran," kata Eka.
Menurut Eka, kubu pelaku dan korban mengklaim dirinya adalah kelompok gengster.
Kelompok pelaku mengklaim gengster atas nama Agus Salim 803, sedangkan kelompok korban menyebut dirinya gengster Lapangan Burung All Star.
Berdasarkan pengakuan kelompok pelaku, geng Lapangan Burung All Star milik korban berkali-kali menantang tawuran, padahal sebelumnya sempat diacuhkan.
"Nama kelompok mereka dijadikan nama akun di Instagram, meski berbeda nama geng tapi mereka tinggal di satu kelurahan yang sama di Bekasi Jaya namun hanya beda RW," kata Eka.
Eka mengatakan, satu bulan yang lalu dua kelompok ini sempat terlibat tawuran.
Namun saat itu tidak ada korban luka maupun jiwa.
"Kelompok korban saat itu kalah dan kembali menantang tawuran di lokasi yang sama. Sampai mereka mendatangi tempat nongkrong Agus Salim 803 ini," katanya.
Tak tahan diejek kelompok korban, para pelaku akhirnya menerima tantangannya.
Dengan jumlah anggota masing-masing 15 orang di tiap kelompok, mereka akhirnya terlibat pertikaian menggunakan senjata tajam.
Sayangnya, kelompok korban justru kalah telak dengan tewasnya Fajar akibat luka bacok.
Selain itu rekannya, Hermansyah juga mengalami luka bacok namun masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Mekar Sari, Bekasi Timur.
"Untuk korban Hermansyah dalam kondisi kritis sehingga masih mendapat perawatan intensif dari rumah sakit. Mayoritas anggota geng ini pelajar, tapi ada juga yang alumni," katanya.
Kasubag Humas Polrestro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing Andari mengatakan, ketiga tersangka dtangkap di tempat berbeda di rumahnya masing-masing.
Mereka ditangkap beberapa jam setelah polisi mendapat laporan tawuran itu yang menewaskan Fajar.
"Ada 15 orang yang kami amankan dan setelah penyelidikan akhirnya mengerucut pada tiga orang yang diamankan," ungkap Erna.
Guna mengantisipasi hal serupa, Erna meminta peran masyarakat untuk turut membantu.
Caranya bila melihat keramaian atau segerombolan kelompok membawa senjata tajam agar segera melapor ke polisi.
"Peran masyarakat sangat membantu kepolisian dalam menjaga keamanan dan kondusivitas lingkungan. Sekecil apapun laporan akan kami tindaklanjuti," kata Erna.
Akibat perbuatannya tersangka dijerat Pasal 170 KUHP ayat 3 tentang pengeroyokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang dengan ancaman penjara di atas lima tahun.
Dikeroyok
Remaja bernama Fajar (18) tewas dalam tawuran antar kelompok di Jalan Agus Salim, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin (18/2/2019) dini hari.
Fajar tewas diduga dikeroyok empat orang bersenjata tajam jenis celurit, parang, dan golok.
Juru parkir di sekitar lokasi, Adi Wiyantoro (37) mengatakan, saat pertama terkena bacokan, korban langsung terjatuh.
Peluang itu dimanfaatkan lawannya yang langsung mengeroyok Fajar.
"Kalau tidak salah ada empat orang yang mengeroyoknya pakai senjata tajam," kata Adi Wiyantoro, Senin siang.
Adi mengatakan, di jalanan korban mengalami luka bacok secara brutal di bagian kepala, dada hingga punggungnya.
Bahkan akibat pembacokan itu, darah segar mengucur dari tubuh Fajar ke jalanan.
Menurut dia, sebelum terjatuh korban sempat menyerang kelompok pelaku terlebih dahulu.
Saat berhadapan dengan musuh, senjata yang tidak jelas diketahuinya itu dilempar korban ke arah musuhnya.
Jengkel dengan perbuatan korban, kelompok musuh mengejar Fajar yang berbalik ke arah rekannya yang ada di belakang.
Nahas, punggung Fajar terkena sabetan celurit, sehingga korban terjatuh dan langsung dikeroyok oleh empat remaja.
Secara bersamaan, kata dia, rupanya remaja lain bernama Hermansyah mengalami luka bacok juga di bagian badan.
Melihat kedua korban ambruk di tengah jalan, kubu lawan langsung berhamburan pergi.
Dia memprediksi, tawuran itu hanya terjadi sekitar 15 menit yang diawali oleh aksi saling ejek.
"Masing-masing kubu ada sekitar 15 orang. Mereka datang membawa berbagai senjata tajam seperti celurit, parang, golok, gear bekas sepeda motor bahkan samurai," katanya