Kriminalitas
Puas Nikmati Layanan PSK, Ternyata Duitnya Kurang, Pria di Bekasi Dikeroyok Sampai Tewas
Setelah kencan korban keluar dari kamar, dan terjadilah keributan karena korban kekurangan uang untuk membayar.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI--- Diduga kurang membayar uang kencan dengan wanita Pekerja Seks Komersial (PSK), pria asal Cikarang Bekasi berinsial RZL tewas usai keroyok dan dibacok, pada Minggu (7/6/2020) malam.
Seorang sumber yang enggan namanya disebutkan menerangkan kronologi kejadian itu.
Peristiwa itu bermula ketika korban pada Minggu (7/6/2020) sekira pukul 02.30 WIB, mendatangi warung remang-remang di kawasan Jalan Kalimalang, Kampung Poncol, Desa Pasir Sari, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.
Ia kemudian menggunakan jasa wanita penghibur di sana.
• Rizal Ramli Sebut BuzzeRP Sampah Demokrasi, Fadli Zon: Kasihan, Itu Mata Pencaharian Ekonomi Kreatif
• Akhirnya Jenguk Dwi Sasono di Tahanan, Widi Mulia Bakal Dampingi Suami Jalani Proses Rehabilitasi
Setelah kencan, sekira pukul 03.00 WIB, korban keluar dari kamar, dan terjadilah keributan karena korban kekurangan uang untuk membayar.
"Kurang bayar gitu cekcok sama teman wanita di tempat sana. Ada sembilan orang mah, terus sempat kabur ke jalan di keroyok lagi dibacok," katanya, pada Senin (8/6/2020).
Korban sempat berlari menuju ke jalan raya, akan tetapi tetap dikejar.
Korban tertangkap, dikeroyok dan terjadilah pembacokan itu.
• Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi Nyamar Jadi Pedagang Sayur, Ada Misi Khusus yang Dia Jalankan
Atas pengeroyokan dan pembacokan itu, korban mengalami luka pada kepala bagian samping kiri dan tangan sebelah kiri.
Ia sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Korban menghembuskan nafas terakhir di RS Sentra Medika pada hari Minggu (7/6/2020) usai sempat mendapatkan perawatan.
Kejadian ini juga telah dilaporkan kerabat korban ke pihak Kepolisian Polsek Cikarang Selatan. Korban juga telah dibawa ke kampung halamannya di Palembang.
• Pria di Lombok Tertipu, Ternyata Pengantin Wanitanya Juga Seorang Pria,Terbongkar Saat Malam Pertama
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Hendra Gunawan mengatakan kasus itu tengah ditanganinya.
Kepolisian juga masih melakukan penyelidikan untuk memburu pelaku pengeyorokan.
"Iya benar (kejadian itu), masih dalam penyidikan," kata Hendra saat dihubungi.
Hendra belum bisa memaparkan secara detail kasus ini. Termasuk jumlah pelaku dan PSK yang disewa korban.
"Belum tahu detail, masih dalam penyelidikan ya," jelas Hendra.
• Minta Pimpinan KPK Kendalikan Pergerakan Novel Baswedan, IPW: Dia Terapkan Cara Aneh Periksa Nurhadi
Gengster bacok remaja di Bekasi
Sementara itu, di kasus lainnya, aksi gangster bacok dua remaja di Bekasi terjadi Minggu (7/6/2020) sekitar 03.00 WIB.
Kejadian dua remaja dibacok gangster di Bekasi tersebut, terjadi di kawasan Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Alhasil, satu remaja tewas dibacok gangster di Bekasi.
Diketahui, dua remaja itu berusia 15 tahun, pertama berinisial AB dan ES.
• Polda Metro Bantah Broadcast Ada Perekrutan Anggota Gengster yang Tersebar
• VIDEO: Dua Gengster Tawuran di Bekasi Utara, Satu Tewas Dibacok
Keduanya diduga dibacok anggota gengster saat melintasi Jalan Raya Marunda Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Keduanya ditemukan terkapar berkucuran darah oleh warga sekitar dan temannya yang kemudian langsung membawanya ke Rumah Sakit Hospital Tarumajaya.
Korban AB mengalami luka tusuk di bagian pinggang yang merupakan warga Kp Tanah Baru, Desa Pantai, Kecamatan Tarumajaya dan korban ES warga Kp Bali Tanggul RT 012 RW 008, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Akibat banyak luka tusukan, ES meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Kaka korban ES, Mada Abdul Gani (27) terkejut setelah mendapat laporan dari temannya bahwa adiknya ada di rumah sakit .
"Saya kaget setelah mendapat kabar dari teman saya satu profesi (ojek), saya di suruh ke rumah sakit bilang adik saya mengalami luka luka"
"dan saya langsung dateng ke RS Hospital ternyata benar itu adik saya dengan keadaan sekarat," kata Mada dengan nadah sedih, pada Senin (8/6/2020).
Mada menuturkan sekitar pukul 22.00 WIB hari Minggu masih sempat melihat korban, dan setelah sekitar pukul 02.00 WIB dihubungi tidak ada kabar karena sudah larut malam.
"Saya sebagai abang korban sangat perihatin dengan adanya kejadian ini, padahal adik saya sehari hari-hari pendiam dan penurut. Itu juga baru-baru itu aja pulang malam gitu," jelas dia.
Atas kejadian ini, keluarga telah melaporkan ke Polsek Tarumajaya agar diusut kasus pembacokan ini.
Mada berharap agar para pelaku segera ditangkap dan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya dan keluarga berharap agar pihak kepolisian cepat menangkap para pelakunya guna mempertanggung jawabkan perbuatannya," tuturnya.
Kejadian ini telah di tangani pihak kepolisian.
Sementara Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi, Kompol Sunardi mengatakan bahwa pihak kepolisian tengah menangani laporan tersebut.
"Polsek Tarumajaya lagi tangani, doakan pelakunya ketangkap," kata Sunardi.
Tawuran Gengster di Kota Bekasi
Tiga dari empat remaja pengeroyok hingga menewaskan Fajar (18) di Jalan Agus Salim, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin (18/2) dini hari, akhirnya ditangkap polisi.
Ketiga pelaku yang ditangkap polisi itu berinisial IB, AF dan AS. Sedangkan satu pelaku, JUL, masih dikejar polisi.
"Tiga tersangka yang kami amankan ini merupakan pelaku utama. Mereka yang mengeroyok korban sampai meninggal dunia," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota AKBP Eka Mulyana, Senin petang.
Eka mengatakan, pelaku membacok menggunakan senjata tajam jenis celurit.
Mereka membacoknya dengan brutal di bagian punggung, kepala, hingga badannya sampai Fajar kehabisan darah di lokasi kejadian.
Berdasarkan penyidikan sementara, kasus tawuran ini dipicu hal sepele, yakni saling ejek antar kelompok di media sosial Instagram.
"Awalnya saling ejek sehingga timbul saling tantang di Instagram yang berujung pada aksi tawuran," kata Eka.
Menurut Eka, kubu pelaku dan korban mengklaim dirinya adalah kelompok gengster.
Kelompok pelaku mengklaim gengster atas nama Agus Salim 803, sedangkan kelompok korban menyebut dirinya gengster Lapangan Burung All Star.
Berdasarkan pengakuan kelompok pelaku, geng Lapangan Burung All Star milik korban berkali-kali menantang tawuran, padahal sebelumnya sempat diacuhkan.
"Nama kelompok mereka dijadikan nama akun di Instagram, meski berbeda nama geng tapi mereka tinggal di satu kelurahan yang sama di Bekasi Jaya namun hanya beda RW," kata Eka.
Eka mengatakan, satu bulan yang lalu dua kelompok ini sempat terlibat tawuran.
Namun saat itu tidak ada korban luka maupun jiwa.
"Kelompok korban saat itu kalah dan kembali menantang tawuran di lokasi yang sama. Sampai mereka mendatangi tempat nongkrong Agus Salim 803 ini," katanya.
Tak tahan diejek kelompok korban, para pelaku akhirnya menerima tantangannya.
Dengan jumlah anggota masing-masing 15 orang di tiap kelompok, mereka akhirnya terlibat pertikaian menggunakan senjata tajam.
Sayangnya, kelompok korban justru kalah telak dengan tewasnya Fajar akibat luka bacok.
Selain itu rekannya, Hermansyah juga mengalami luka bacok namun masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Mekar Sari, Bekasi Timur.
"Untuk korban Hermansyah dalam kondisi kritis sehingga masih mendapat perawatan intensif dari rumah sakit. Mayoritas anggota geng ini pelajar, tapi ada juga yang alumni," katanya.
Kasubag Humas Polrestro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing Andari mengatakan, ketiga tersangka dtangkap di tempat berbeda di rumahnya masing-masing.
Mereka ditangkap beberapa jam setelah polisi mendapat laporan tawuran itu yang menewaskan Fajar.
"Ada 15 orang yang kami amankan dan setelah penyelidikan akhirnya mengerucut pada tiga orang yang diamankan," ungkap Erna.
Guna mengantisipasi hal serupa, Erna meminta peran masyarakat untuk turut membantu.
Caranya bila melihat keramaian atau segerombolan kelompok membawa senjata tajam agar segera melapor ke polisi.
"Peran masyarakat sangat membantu kepolisian dalam menjaga keamanan dan kondusivitas lingkungan. Sekecil apapun laporan akan kami tindaklanjuti," kata Erna.
Akibat perbuatannya tersangka dijerat Pasal 170 KUHP ayat 3 tentang pengeroyokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang dengan ancaman penjara di atas lima tahun.
Dikeroyok
Remaja bernama Fajar (18) tewas dalam tawuran antar kelompok di Jalan Agus Salim, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin (18/2/2019) dini hari.
Fajar tewas diduga dikeroyok empat orang bersenjata tajam jenis celurit, parang, dan golok.
Juru parkir di sekitar lokasi, Adi Wiyantoro (37) mengatakan, saat pertama terkena bacokan, korban langsung terjatuh.
Peluang itu dimanfaatkan lawannya yang langsung mengeroyok Fajar.
"Kalau tidak salah ada empat orang yang mengeroyoknya pakai senjata tajam," kata Adi Wiyantoro, Senin siang.
Adi mengatakan, di jalanan korban mengalami luka bacok secara brutal di bagian kepala, dada hingga punggungnya.
Bahkan akibat pembacokan itu, darah segar mengucur dari tubuh Fajar ke jalanan.
Menurut dia, sebelum terjatuh korban sempat menyerang kelompok pelaku terlebih dahulu.
Saat berhadapan dengan musuh, senjata yang tidak jelas diketahuinya itu dilempar korban ke arah musuhnya.
Jengkel dengan perbuatan korban, kelompok musuh mengejar Fajar yang berbalik ke arah rekannya yang ada di belakang.
Nahas, punggung Fajar terkena sabetan celurit, sehingga korban terjatuh dan langsung dikeroyok oleh empat remaja.
Secara bersamaan, kata dia, rupanya remaja lain bernama Hermansyah mengalami luka bacok juga di bagian badan.
Melihat kedua korban ambruk di tengah jalan, kubu lawan langsung berhamburan pergi.
Dia memprediksi, tawuran itu hanya terjadi sekitar 15 menit yang diawali oleh aksi saling ejek.
"Masing-masing kubu ada sekitar 15 orang. Mereka datang membawa berbagai senjata tajam seperti celurit, parang, golok, gear bekas sepeda motor bahkan samurai," katanya