Kabar Tokoh
Pengasingan di Parapat, Soekarno Kirim Surat Pakai Tulang Paha Ayam dan Sayur, Ini Kronologisnya
Bapak Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno menjalani pengasingan di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mulai 4 Januari 1949.
"Saat itu memang sudah dikotak-kotakkan, ada yang jadi tuan dan ada yang tukang kebun seperti Oppung Buka dan Oppung Tindaon"
"Makanya ada pengangkatan nama Tuan. Diangkat lima orang tuan, itulah orangnya Belanda," ujar Mangasi.
Bangga Jaga Pesanggrahan
Disinggung soal kesan menjaga rumah bersejarah bagi Bangsa Indonesia itu, Mangasi mengatakan rasa senang dan bangga bisa menjaga pesanggrahan tersebut.
Kata Mangasi, nama besar Soekarno membuatnya merasa bertanggung jawab secara moral menjadi penjaga rumah tersebut.
"Nama Besar Bapak Proklamator membuat kita ada tanggung jawab moral, dan sangat berarti bagi saya dan keluarga," kata Mangasi.
Mangasi tidak mau berkomentar banyak, selain hanya merasa bersyukur dan menganggap suatu kehormatan baginya menjaga pengasingan Bung Karno di kampung halamannya itu.
Namun, secara pribadi dia berharap agar ada perawatan yang lebih baik dari pemerintah di pensanggrahan tersebut, tanpa menghilangkan nilai dan estetika sejarah.
Menurut Mangasi, anak-anak Presiden Soekarno beberapa kali datang ke Parapat mengunjungi tempat pengasingan itu.
"Menariknya mereka selalu memperhatikan apa yang pernah ditempati bapaknya. Secara khusus, juga Yayasan Bung Karno pernah mengundang satu di antara pegawai ke Jakarta untuk diberikan bentuk penghargaan pada beberapa tahun lalu," ujarnya.
Seingat Mangasi, anak-anak Soekarno yang pernah berkunjung yakni Guruh Soekarmoputra sekitar tahun 1988-89, Sukmawati pada tahun 1992, dan Megawati tahun 2004 saat menjabat Presiden RI.
Kata Mangasi, Guruh Soekarnoputra ingin keaslian Pesanggrahan seperti saat ayahnya tinggal di sana.
Ia bahkan meminta agar ditanam kembali pohon beringin di titik yang dulunya pernah ada di lokasi tersebut.
Menurut Mangasi, beberapa waktu silam pernah mencuat wacana pembangunan Monumen Bung Karno di Parapat. Sayangnya, rencana itu tersendat hingga saat ini.
“Semoga rencana pembangunan itu nantinya bisa diwujudkan,” ujarnya. (Jun-tri bun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Jejak Sejarah Bung Karno di Parapat, Kirim Surat Rahasia Lewat Tulang Paha Ayam dan Sayur"