99 Tahun Soeharto
Mbak Tutut Bagikan Kisah Soeharto Ditawarkan Berlindung ke Negara Lain Usai Dilengserkan
Tawaran tersebut untuk mengamankan Soeharto untuk menghindari kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah Indonesia.
Hanya saja, dan tentu saja itu manusiawi, ada yang mengguncang hati pada saat itu.
Ada rasa marah dan kecewa, kepada sekelompok masyarakat dan sekelompok mahasiswa, yang menghujat dan menuduh bapak berbuat buruk terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Kami merasa tidak terima terhadap apa yang mereka tuduhkan kepada bapak, karena kami tahu sebagian besar hidup bapak, diabdikan untuk kejayaan Bangsa dan Negara Indonesia.
Sejak Indonesia lahir melalui serangkaian perjuangan melawan penjajah hingga proses membangun bangsa dengan tantangan yang tidak sederhana.
Yang lebih menyakitkan, sekelompok pembantu bapak pada saat bapak menjadi presiden, melakukan tindakan yang sangat tidak etis, yaitu akan mengundurkan diri dari jabatan Menteri kalau bapak tetap jadi Presiden.
Mungkin mereka berfikir, mereka akan bisa menguasai Indonesia, setelah bapak tidak jadi Presiden.
Tentu perasaan-perasaan seperti itu yang muncul. Kalau soal rasa takut, tidak ada sama sekali. Karena itu tadi, kami tidak bersalah.
Bapak menasehati kami untuk tetap sabar dan jangan dendam.
Menurut bapak dendam tidak menyelesaikan masalah dan malah akan semakin banyak korban berjatuhan.
Bapak berpesan pada kami, jangan biarkan rakyat menjadi korban hanya untuk mempertahankan kedudukan bapak jadi Presiden.
Walau diberikan nasehat itu, tentu emosi kami tetap tersulut dengan hujatan-hujatan tak berdasar itu.
Berat rasanya hati ini menerima tekanan saat itu yang ditujukan pada bapak.
Karena kami tahu keseharian bapak. Tuduhan dan perlakuan terhadap Bapak, sudah melampaui batas.
Kadang terlayang untuk mengadu kepada-NYA, “Ya Allah, ketika kami merasa lemah, Engkau hadir untuk memberi kekuatan pada kami.
Tapi, ketika kami merasa sudah semakin bertaqwa, Engkau pun hadir untuk menguji kami.”