99 Tahun Soeharto

Mbak Tutut Bagikan Kisah Soeharto Ditawarkan Berlindung ke Negara Lain Usai Dilengserkan

Tawaran tersebut untuk mengamankan Soeharto untuk menghindari kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah Indonesia.

Editor: Mohamad Yusuf
instagram
Saat Soehato membacakan pidato mundur. Orde baru pun tumbang diganti Orde Reformasi 

Karena begitu rusuhnya situasi pada saat itu, untuk keselamatan bapak, bapak diminta oleh sejumlah pihak meninggalkan kediaman Cendana, mengungsi.

Bahkan ada beberapa presiden menawarkan bapak untuk datang ke negaranya dan beliau-beliau siap melindungi bapak.

“Saya tidak akan pergi ke mana-mana. Ini rumah saya. Saya akan tetap disini. Sampaiken terima kasih saya pada sahabat-sahabat saya dari negara-begara lain. Tapi maaf, saya tidak akan meninggalken Indonesia. Saya lahir di Indonesia. Seandainya saya harus mati, saya akan mati di Indonesia, negeri dimana saya dilahirken.” 

Mendengar jawaban bapak, rasa bangga dan haru, tak dapat dibendung.

Bapakku seorang negarawan dan ksatria.

Tidak akan “tinggal glanggang colong playu” (lari dari masalah atau lari meninggalkan tanggung jawab).

Ketika ditanyakan, apakah bapak tidak takut menghadapi situasi sedemikian brutalnya kala itu?

“Kenapa saya harus takut? Saya tidak bersalah. Saya sudah melakuken tugas saya dengan sebaik kemampuan yang saya punya. Saya meyakini, bahwa yang turun ke jalan, hanya terhasut oleh kelompok yang menginginken Indonesia hancur. Semoga Allah mengampuni mereka, dan segera menyadarken mereka, karena masyarakat kecil yang akhirnya akan lebih menderita. Kami hanya berlindung pada Allah Yang Maha Agung.”

Itulah jawaban bapak. Bangganya hati ini, mendengar jawaban bapak.

Alhamdulillah. Itulah prinsip bapak, dalam menghadapi situasi banyak tekanan opini yang kurang menguntungkan itu.

Setelah bapak berhenti dari presiden, pengawalan yang tadinya diberikan dari ABRI untuk Presiden dan mantan Presiden, dari Negara, dicabut oleh keputusan Presiden Habibie.

Digantikan oleh Polisi.

Sejujurnya saat itu, rumah kami hanya dijaga oleh SATPAM dan beberapa anggota ABRI yang mengajukan pensiun dini, karena akan tetap menjaga bapak sampai mati.

Kebesaran Allah yang menyelamatkan kami dari situasi yang terpuruk saat itu, dan karena keyakinan bapak, hanya berlindung pada Allah Yang Maha Agung.

Bila ditanyakan pada saya dan adik-adik, apakah saat itu kami merasa takut? Tentu tidak. Kami di kawasan Jalan Cendana tidak sedikitpun ada rasa takut.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved