LBP Tantang Pengkritik Utang
Terima Tantangan Menko LBP, Djamester Simarmata: Saya Anti Orang yang Koar-koar Tanpa Kajian Riil
Djamester Simarmata meminta, agar kesediannya untuk berdebat soal utang ini jangan dibuat menjadi gaduh.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia, Djamester Simarmata menyatakan kesiapannya meladeni tantangan berdebat soal utang negara yang sebelumnya dilayangkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Menko LBP sebelumnya, menantang siapa saja pengkritik utang negara untuk bertemu dengannya dengan beradu data.
Djamester Simarmata mengungkapkan alasannya tertarik untuk turut berdebat dalam tema tersebut.
Salah satunya karena dia seringkali memberikan kritik terhadap utang negara.
• Terima Tantangan Debat Luhut Pandjaitan soal Utang Negara, Guru Besar UI: Tolong Sediakan Waktunya
Selain itu, dia memastikan tidak ada kepentingan politik dalam hal diskusi soal utang.
Semuanya murni dari hasil kajian ilmiah yan dia lakukan.
"Dalam debat utang saya tidak dukung siapapun, kecuali kajian ilmiah. Saya anti orang yg koar-koar tanpa kajian riil, cari popularitas politik. Kritik saya tidak hanya praktis, tapi teori. Krugman sy kritik di MIT & dia tunduk. Teori Solow saya kritik, didukung Thomas Piketty, & bbrp Prof lain," tulis Djamester Simarmata dalam akun twitternya, dikutip Wartakotalive.com pada Jumat (5/6/2020).
Djamester Simarmata juga mengungkapkan, agar kesediannya untuk berdebat soal utang ini jangan dibuat menjadi gaduh.
Sebab, ia melakukan hal itu atas dasar pengetahuan ilmiah yang dia miliki.
"Kepada semua yang menanggapi twitter saya, terima kasih. Twitter saya mengajak anda-anda pada pembicaraan inti, bicarakan utang secara ilmiah, dan bukan membuat gaduh. Ilmiah tidak gaduh, tetapi tenang. Apalagi membawa ujaran kebencian, itu bukan ilmiah. Merdeka!!!"
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menantang pengkritik utang negara untuk bertatap muka dengannya.
Luhut mengaku ingin berbincang terkait penambahan utang negara selama pandemi virus corona atau Covid-19.
"Jadi kalau ada yang mengkritik kami, sini saya juga pengin ketemu. Jadi jangan di media sosial saja. Nanti ketemu kami, ngomong," ujarnya melalui diskusi virtual, Jakarta, Selasa (2/6/2020).
Rupanya berita tantangan dari menteri Luhut terbaca oleh Guru Besar Universitas Indonesia, Djamester Simarmata.
• Dianggap Biang Dihapusnya Keke Bukan Boneka dari Youtube, Rinni Idol Dilabrak Pendukung Kekeyi
• Kuasa Hukum Bantah Ustaz Yusuf Mansur Lakukan Penipuan terhadap Investor Bisnis Property
Ia pun dengan tegas menyatakan bahwa apa yang dikatakan Luhut soal utang bisa diperdebatkan.
Bahkan, dia meminta waktu khusus untuk dipertemukan dengan Luhut untuk membahas terkait utang negara itu.
"Caranya gimana? Saya termasuk yg tdk setuju. Tolong ditentukan waktunya, saya persiapkan bahan!," tulis Djamester Simarmata di akun Twitternya, dilihat Wartakotalive.com, Jumat (5/6/2020)
• Meski Dilonggarkan, Gubernur Anies Baswedan Tegaskan Pelanggar PSBB Tetap Dikenakan Sanksi
• Kapolda Metro: Sudah 24.439 Kendaraan Arus Balik Kami Minta Putar Balik karena Tak Punya SIKM
Dr. Djamester Simarmata adalah salah satu staf pengajar di Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UI.
Dia menuliskan kembali, bahwa dirinya pernah menulis jurnal khusus tentang hutang negara pada tahun 2007.
Di sana, dia sudah melakukan penghitungan dengan cermat kaitan hutang dngan pendapatan domestik bruto atau PDB.
"Ttg utang. Dlm Jurnal Ekonomi, no. 1 tahun 2007, paper saya dlm Kongres ISEI di Manado diterbitkan, hal 1-24."
"Di situ sy hitung, tingkat utang sustainable 29,2% PDB, total utang dlm negeri dan luar negeri. Kemkeu anggap itu hanya ULN. Data 2019 total utang DN+LN telah > 60%," tulisnya.
• Pedihnya Masa Kecil Sule, Kepengin Jajan Harus Jualan Permen Karet Dulu di Sekolah
• Tantang Pengkritik Utang Negara, Luhut: Enggak Usah Ngomong di TV-lah, Ketemu Saya Sini!
"Apa artinya bila total utang telah lebih dari 60% PDB? Untuk ini sebelum saya lanjutkan, tolong di cari apa kata Stiglitz, sebab ini terkait dengan isu yang marak baru2 ini tentang moneter: ada MMT yang dipopulerkan oleh Mardigu, dan sy amat dukung NCT, dekat ide Richard Werner," imbuhnya lagi
"Dlm debat moneter bila discroll di sini, sy ada dlm debat global, tokoh inti Richard Werner. Klpk global mau kembalikan sovereign money."
"Sy telah lama ada dlm debat itu, tdk hanya DN, di mana isu bank dan moneter telah bnyk yang salah. Jadi tdk ada motif politik, tapi ilmiah!!"

Djamester menegaskan, dirinya tidak hanya mengkritik kebijakan pemerintah tanpa ada argumen.
Sebaliknya, ia mengklaim punya data dan kritik yang diberikannya adalah berdasarkan kajian mendalam.
"Saya tidak hanya kritik, tetapi dengan data dan perhitungan. Sy tidak akan mau teriak2 tanpa ada dasar."
"Diluar ini sy sedang nulis buku kecil tentang perbankan, moneter, dan pembangunan. Tadinya saya harap jawaban datang dari Menkeu & Wamenkeu," tulisnya
Tantangan Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut sebelumnya menantang pengkritik utang negara untuk bertatap muka dengannya.
"Enggak usah ngomong di TV-lah, ketemu saya sini. Nanti dia kasih angkanya, saya tentara walaupun bukan lulusan ekonomi, saya bisalah jawab itu. Tapi, jangan rakyat dibohongin," ujarnya dikutip dari Kompas.com
• Perampokan Minimarket di Tamansari, Kasir Perempuan Ditodong Senjata Api, Uang dalam Brankas Digasak
• Diminta Rujuk dengan Gading, Gisel: Enggak Penting, Serahin Sama Tuhan Saja
Mantan Komandan Khusus Satgas Tempur Kopassus itu menjelaskan, utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih rendah ketimbang negara-negara lainnya, seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.
"Singapura itu lebih dari 100 persen dari debt to GDP-nya. Begitu juga dengan Amerika, malah kita enggak tahu lagi berapa besar," kata dia.
Luhut mengatakan, utang pemerintah Indonesia terhadap PDB akan mencapai 32 persen hingga akhir 2020.
• Ratusan Mahasiswa di Bekasi Gelar Demonstasi Minta Pembebasan Biaya Kuliah
Luhut bilang, utang pemerintah merupakan utang produktif.
Ia meminta kepada para ekonom yang mengkritik utang negara untuk memberikan informasi tepat kepada masyarakat.
"Saya ini tentara, jadi belajar juga dari anak-anak muda yang ngerti. Jadi kita jangan enggak ngerti juga, bodoh-bodohin rakyat kita ngutang enggak benar. Utang kita itu produktif," ucapnya.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total utang pemerintah hingga April 2020 mencapai Rp 5.172,48 triliun.
• Dana Haji Akan Dipakai untuk Investasi Valas, Gus Miftah: Harusnya Izin Jemaah, Jangan Selonong Boy
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, total utang tersebut meningkat Rp 644,03 triliun atau 14,22 persen. Total utang tersebut setara dengan 31,78 persen terhadap PDB.
Angka tersebut masih dalam batas aman dalam Undang-Undang (UU) Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003 yang menetapkan batas maksimal rasio utang pemerin