Virus Corona
PENELITIAN Terbaru Pria Botak Lebih Berisiko Meninggal karena Virus Corona, Pengaruh Hormon Androgen
Perhatian buat lelaki berkepala botak. Penelitian di Spanyol dan Amerika menunjukkan, pria botak lebih berisiko meniggal karena Covud-19.
* Pria botak lebih berisiko meninggal karena Virus Corona
* Hormon Androgen pria botak berpengaruh terhadap Virus
* Prof Carlos Wambier dari Brown University AS teliti khusus pria botak
* Hubungan panjang jari manis dengan risiko kematian pasien Covid-19
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Penelitian Virus Corona terbaru menunjukkan hasil yang mengejutkan bagi, khususnya bagi para lelaki.
Ternyata, tingkat kebotakan seseorang sangat berpengaruh terhadap serangan virus SARS-CoV-2 yang menyebkan penyakit Covid-19.
Penelitian terbaru Virus Corona menunjukkan, pria botak dapat berisiko lebih tinggi meninggal akibat Coronavirus.
Kenapa pria botak lebih berisiko meninggal terkena Virus Corona?
• UPDATE CORONA Jumat 5 Juni 2020 Hari Ini Pasien Sembuh Meningkat
• PENELITIAN Terbaru di 41 Negara, Panjang Jari Manis Berhubungan Tingkat Kematian Pasien Covid-19
Jawabannya, karena hormon yang dimiliki pria botak membantu sel-sel virus melakukan serangan.
Demikian kesimpulan para ilmuwan di Amerika Serikat.
Dailymail melaporkan, Hormon Androgen, yang menyebabkan kerontokan rambut pada pria, telah dikaitkan dengan beberapa kasus terburuk Covid-19 di rumah sakit Spanyol.

Penemuan itu bisa dinamai Tanda Gabrin, setelah dokter AS pertama yang meninggal karena penyakit di AS, Dr Frank Gabrin - seorang pria botak.
Profesor Carlos Wambier, penulis utama studi utama di balik penemuan dari Brown University, Amerika Serikat, mengatakan kepada The Telegraph: "Kami benar-benar berpikir bahwa kebotakan adalah prediktor keparahan yang sempurna."
Pria Botak Lebih Banyak Meninggal

Sebelumnya telah dilaporkan bahwa data menunjukkan bahwa laki-laki yang jatuh sakit dengan coronavirus lebih mungkin meninggal dibandingkan perempuan.