Virus Corona Jabodetabek
Pengelola Mal di Jakarta Siap Buka Lagi, Tinggal Tunggu Keputusan Anies Baswedan
Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan mengatakan, para pengelola mal di DKI Jakarta sudah siap membuka kembali kegiatannya.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan, para pengelola mal di DKI Jakarta sudah siap membuka kembali kegiatannya.
Tapi, keputusan resmi membuka pusat perbelanjaan tetap bergantung pada arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Tapi sekarang temen-temen udah siap buka dari sekarang."
• Setelah Ciduk Nurhadi dan Rezky Herbiyono, KPK Minta Hiendra Soejoto Menyerahkan Diri
"Tapi kapan buka nya? Kita tunggu Pak Gubernur memberitahukan mal bisa buka kapan."
"Saya kira enggak lama lagi," kata Stefanus dalam diskusi virtual, Rabu (3/6/2020) malam.
Meski menyebut tidak akan lama lagi dibuka, ia menegaskan kemungkinan kebijakan pembukaan mal di Jakarta tidak akan dilakukan pada 5 Juni 2020, seperti kabar yang sebelumnya beredar.
• KPK Pastikan Nurhadi Tak Dikawal dan Dijaga Aparat Saat Ditangkap
"Saya kira bukan tanggal 5 Juni," ujarnya.
Menurut Stefanus, pengelola maupun pemerintah harus membagi mal dari tingkat kelasnya, dalam menimbang kebijakan pembukaan mal saat new normal.
Sebab, kata dia, setidaknya ada dua jenis mal, yakni kelas menengah ke bawah, dan kelas atas.
• Apresiasi KPK Tangkap Nurhadi, Mahfud MD Ingat Firli Bahuri Pernah Bilang Begini kepadanya
Keduanya disebut punya karakter yang bisa dijadikan pertimbangan.
Misalnya, mal kelas atas seperti Plaza Indonesia memiliki bangunan yang lebih luas, tapi dengan pengunjung terbatas.
Pengunjung mal di kelas ini menurutnya punya attitude dan paham soal menjaga kebersihan.
• Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Sebut Herd Immunity Sulit Terjadi di Indonesia karena Alasan Ini
Kondisi berbeda terjadi di mal tingkat menengah ke bawah.
Mal di tingkat ini punya pengunjung lebih banyak, tapi pengunjungnya tidak terlalu menjaga kebersihan.
"Kalau dilihat mal Plaza Indonesia walau dia luas, tapi pengunjung terbatas."
• Mabes Polri Sebut Pembunuh Anggota Polsek Daha Selatan Lone Wolf, Belajar Radikalisme dari Internet
"Pengunjungnya tahu kebersihan."
"Tapi kalau kita ke mal menengah bawah attitude-nya beda, pengunjungnya juga banyak."
"Dia kadang buang sambah sembarang, tidak jaga kebersihan," paparnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta masih menunggu indikator untuk melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari Kementerian Kesehatan.
• Mabes Polri Sebut Pembunuh Anggota Polsek Daha Selatan Lone Wolf, Belajar Radikalisme dari Internet
Indikator tersebut juga nantinya akan menjadi pedoman Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta dalam menghadapi new normal.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, saat ini Kemenkes telah ditugaskan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat pusat untuk membuat indikator.
• Sambut New Normal, Kementerian Perhubungan Bakal Naikkan Tarif Angkutan Darat
Sebab, ada banyak indikator yang bisa dipakai untuk membuat kebijakan dalam menghadapi atau melonggarkan suatu pembatasan.
“Saat ini tim Kemenkes sedang menyusun indikatornya."
"Jadi kami tentunya sebagai bagian dari sistem, tentu akan mengacu pada indikator yang ditetapkan,” kata Widyastuti saat ditemui di Balai Kota DKI, Kamis (28/5/2020).
• Laki-laki 63,30 Persen Rentan Meninggal Akibat Covid-19, Wanita 36,70 Persen
Widyastuti mengatakan, Pemprov DKI Jakarta juga akan melihat perkembangan Covid-19 di daerah lain, terutama yang berada di sekitar Jakarta seperti Bodetabek.
Sebab, pola pergerakan masyarakat Bodetabek di Jakarta cukup tinggi, apalagi kawasan Jabodetabek merupakan wilayah metropolitan Jakarta, meski kepala daerahnya berbeda.
“Tentu kami tidak mungkin sendiri, tapi tentu harus melihat daerah-daerah penyangga kami juga ya,” imbuhnya.
• Ini Kriteria Daerah yang Bakal Terapkan New Normal, Wilayah Bebas Covid-19 Juga Termasuk
Hingga saat ini, kata dia, angka reproduksi (Rt) Covid-19 di Jakarta berada di kisaran poin 1.
Target DKI saat ini, posisi Rt berada di bawah poin 1.
“Jadi kalau di bawah 1, kasus baru masih bisa terjadi tapi laju percepatan penularannya sudah menurun."
• Jokowi Minta Standar Baru di Industri Pariwisata, Prioritaskan Wisatawan Domestik
"Katakan kalau misalkan sehari tadinya menularkan satu orang, ini bisa lebih panjang."
"Satu orang menularkan ke orang lain butuh dua atau berapa hari setelahnya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Widyastuti menjelaskan, sejak awal DKI telah berkolaborasi dengan banyak pihak dalam menangani wabah Covid-19.
• Minimarket di Menteng Dibobol Maling, Pelaku Cuma Gondol Rokok dan Susu
Salah satunya adalah ahli epidemiologi dan rumah sakit maupun laboratorium.
“Dari awal kami berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk organisasi profesi dan ahli epidemiologi untuk penguatan tim gugus."
"Untuk laboratorium juga bertambah, awalnya hanya 27, sekarang sudah 36 laboratorium yang bergabung di jejaring kami,” ungkapnya. (Danang Triatmojo)