Virus Corona

Tidak Ada Negara yang Bisa Kalahkan Covid-19, Doni Monardo Tawarkan 4 Sehat 5 Sempurna

Doni Monardo mengadopsi slogan 4 Sehat 5 Sempurna untuk menghadapi virus SARS-CoV-2 yang sedang melanda Tanah Air.

covid19.go.id
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (6/5/2020). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (GTPPC19) Doni Monardo mengadopsi slogan 4 Sehat 5 Sempurna untuk menghadapi virus SARS-CoV-2 yang sedang melanda Tanah Air.

Dahulu, slogan 4 Sehat 5 Sempurna digunakan sebagai pengingat yang mudah untuk masyarakat.

Masyarakat membutuhkan asupan nutrisi untuk membangun kualitas manusia Indonesia yang andal.

Ridwan Kamil: Kita Lagi Perang, Semua Harus Turun Bela Negara

Slogan yang diciptakan tahun 1950-an oleh Prof Poorwo Soedarmo itu berisikan lima kelompok makanan, yakni makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan susu.

Namun, slogan tersebut digunakan untuk menghadapi konteks saat ini, benteng terakhir menghalau Virus Corona.

Doni Monardo menggunakan slogan serupa untuk membangun manusia Indonesia dalam menghadapi serangan COVID-19.

Mengantuk, Eggi Sudjana Kecelakaan Tunggal di Cibinong

Ia mendefinisikan 4 Sehat 5 Sempurna sebagai upaya mencegah COVID-19.

Empat sehat dari Doni Monardo yang juga Kepala BNPB ini, yaitu gunakan masker, jaga jarak, baik physical dan social distancing, rajin cuci tangan dengan sabun, dan olahraga, tidur teratur dan cukup, serta tidak panik.

Satu pesan yang membuat sempurna yaitu makanan yang bernutrisi.

DAFTAR 25 Kabupaten/Kota yang Siapkan New Normal, Bakal Diperluas Jika Efektif

“Kalau dulu, 4 Sehat 5 Sempurna, karbohidrat, daging, ikan, sayuran, buah-buahan dan susu."

"Nah, ini semuanya masuk pada poin ke-5 (versi Doni Monardo),” ujar Doni Monardo saat bertemu Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI Prof Rini Sekarini di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020).

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna sangat dibutuhkan di era COVID-19.

Mata Kiri Novel Baswedan Buta Permanen, tapi Bisa Bedakan Cahaya

Doni Monardo menyampaikan kita tidak menang melawan COVID-19.

“Tidak ada manusia, negara yang bisa mengalahkan Covid, yang ada adalah beradaptasi,” ujarnya, dikutip dari laman covid19.go.id.

Doni Monardo berharap slogan 4 Sehat 5 Sempurna dalam konteks menghadapi COVID-19 dapat mudah diingat oleh masyarakat.

Partai Demokrat: New Normal Bendera Putih Pemerintah Jika Kasus Positif Covid-19 Masih Tinggi

Sementara, Ketua Tim Pakar GTPPC19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan, penting untuk mengenalkan suatu narasi, yaitu 4 Sehat 5 Sempurna, yang membantu setiap warga masyarakat untuk ‘berubah.’

Khususnya, dalam menghadapi COVID-19.

Doni Monardo menambahkan, slogan ‘4 Sehat’ yang mampu diimplementasikan oleh setiap individu ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas.

Menteri Sosial Juliari Batubara: Sebenarnya yang Kita Lakukan Dua Bulan Ini Sudah New Normal

“Baru kemudian didukung dengan gizi,” jelas Doni Monardo kepada Rini Sekarini yang juga Ketua IDAI DKI Jakarta.

Prof Rini merupakan cucu dari Prof Poorwo Soedarmo, pencetus slogan 4 Sehat 5 Sempurna era dahulu.

Prof Rini juga mendukung slogan ini dapat menjadi upaya gerakan masyarakat untuk hidup perilaku adaptif secara preventif, untuk menghadapi pandemi COVID-19.

Mahfud MD: Angka kematian karena Kecelakaan Lalu Lintas 9 Kali Lebih Banyak dari Covid-19

Doni Monardo menambahkan, Majelis Ulama Indonesia merespons slogan tersebut, dan membahas lebih lanjut dan detail, sehingga dapat disebarluaskan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, pemerintah akan menyosialisasikan pola hidup 4 sehat 5 sempurna yang baru di masa pandemi Covid-19.

Apabila sebelumnya 4 Sehat 5 sempurna terdiri dari makan karbohidrat, daging, ikan, sayur, buah-buahan dan minum susu, kali ini berbeda.

"Kita transformasikan ke dalam suasana masa Covid yaitu pakai masker, jaga jarak, cuci tangan."

 Penanganan Pandemi Covid-19, Mardani Ali Sera Beri Nilai 4 untuk Pemerintah Pusat, 8 untuk Pemda

"Kemudian yang keempat adalah olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, dan tidak boleh panik."

"Serta yang kelima adalah memakan makanan yang bergizi," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo seusai rapat terbatas bersama Presiden, Senin (18/5/2020).

Pemerintah akan melakukan kolaborasi pentahelix dalam menyosialisasikan pola hidup 4 Sehat 5 Sempurna itu.

 KISAH Pasien 02 Berjuang Lawan Covid-19, Sempat Nyaris Tak Punya Harapan dan Melihat Jalan Pulang

Yakni, dengan melibatkan banyak pihak, termasuk pemuka agama dan budayawan.

"Agar narasi tentang 4 sehat 5 sempurna zaman Covid ini bisa dipahami oleh masyarakat dan bisa ditaati," katanya.

Menurut Doni, pola hidup sehat tersebut sangat penting sekali, karena pandemi Covid-19 belum bisa dipastikan kapan akan berakhir.

 LIMA Provinsi Catat Kasus Covid-19 di Atas Seribu, Aceh Paling Sedikit Terpapar

Pola hidup sehat akan menunjang masyarakat tetap produktif, namun terhindar dari penularan Covid-19.

Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, hingga hari ini belum ada lembaga yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.

Termasuk, kapan vaksin Virus Corona ditemukan.

Oleh karenanya, ada kemungkinan masyarakat di dunia akan hidup selamanya dengan Covid-19.

 TIGA Isi Seruan MUI dan DMI DKI Jakarta Soal Salat Idul Fitri 1441 H,Warga Diimbau Mengikuti

"Sehingga sangat mungkin kita akan selamanya hidup dengan Covid-19, " ujar Doni seusai rapat terbatas dengan Presiden, Senin (18/5/2020).

Doni mengatakan, Gugus Tugas telah memberikan sejumlah masukan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi pandemi yang belum diketahui kapan akan selesai.

Di antaranya, pengurangan atau pelonggaran PSBB yang harus dikaji secara matang.

 UPDATE Kasus Covid-19 di Jakarta 17 Mei 2020: 5.922 Pasien Positif, 1.295 Orang Sembuh,475 Meninggal

Salah satunya, mengenai perlunya survei pra kondisi sebelum relaksasi PSBB.

"Kemudian juga waktu yang tepat kapan harus dimulai, dilihat dari data-data lapangan yang tadi telah Bapak Presiden perintahkan untuk mengkaji daerah mana yang boleh dibuka," tuturnya.

Pembukaan atau relaksasi PSBB tersebut menurut Doni harus berdasarkan data-data lapangan serta pertimbanga kajian multi aspek.

 UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 17 Mei 2020: 4.129 Orang Sembuh, 17.520 Positif, 1.148 Meninggal

Sehingga, keputusan yang diambil nantinya tidak keliru atau bahkan memperparah penyebaran Covid-19.

"Tentu adalah daerah-daerah yang memiliki kriteria hijau."

"Dan kalau kita lihat dari 34 provinsi di Indonesia, ada yang memang tingkat kasusnya masih relatif rendah."

 INI Dia Tampang Penjual Daging Sapi Dioplos Babi di Kota Tangerang, Mengaku Baru Dua Bulan Beraksi

"Namun demikian tetap kajian secara data danjuga riset memiliki peran yang penting."

"Sehingga nantinya mana daerah yang dibuka, mana yang diberikan pengurangan pembatasan tidak keliru," paparnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved