Bulan Suci Ramadan

Dampak Virus Corona, Penjual Kue Kering dan Takjil Manfaatkan Medsos dan Toko Online

Selama pandemi virus corona otomatis para pedagang kue basah, takjil dan kue kering tidak bisa berjualan langsung. Sebagai gantinya manfaatkan online

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Dian Anditya Mutiara
Wartakotalive/Ign Agung Nugroho
Aneka kue kering dari Dapur Oma Ros 

Selama pandemi virus corona otomatis para pedagang kue basah, takjil dan kue kering tidak bisa berjualan langsung. Sebagai gantinya mereka memanfaatkan media sosial dan online

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Momentum bulan suci ramadan, takjil atau camilan berbuka puasa menjadi sajian yang kerap disantap sebelum makan berat.

Namun, ditengah pandemi Covid-19, penjual takjil yang biasanya menjajakan aneka menu di pinggir jalan tidak semarak seperti biasanya.

Menu takjil pun beragam, mulai dari gorengan, hingga camilan dengan citarasa manis dan juga aneka minuman segar.

Nah, bagi Anda yang ingin menikmati aneka camilan ‎khas tradisional, selama ramadan ini, beberapa pelaku usaha kuliner daring (online), menawarkan aneka camilan tradisional yang bisa disantap untuk berbuka puasa.

Sejak Awal Puasa Hingga Menjelang Lebaran, Sejumlah Toko Kue Kering di Pasar Jatinegara Sepi Pembeli

Aneka kue basah dan tumpeng dari Dapur Oma Ros
Aneka kue basah dan tumpeng dari Dapur Oma Ros (Wartakotalive/Ign Agung Nugroho)

Salah satunya adalah Dapur Oma Ros. Gerai kuliner online ini, selama ramadan menjajakan beberapa camilan tradisional, seperti kue lupis, putu mayang, ongol-ongol, onde-onde, klepon, tape uli, dan lainnya.

Eka Hafni Yuanita, pemilik Dapur Oma Ros mengatakan, semua camilan tersebut, merupakan produk olahan rumahan.

"Begitu juga bahan-bahannya semua asli, seperti pemanisnya dari gula asli, termasuk gula aren untuk lupis. Selain itu, selalu fresh dan tidak menggunakan bahan pengawet," kata Eka kepada Wartakotalive.com belum lama ini

4 Resep Kue Kering Klasik Lebaran Buatan Ibu yang Bikin Kangen, Cocok Bagi Pemula

Sedangkan untuk harga, Eka menyebut, untuk kue lupis dan putu mayang, per porsi isi Rp 15.000.

‎Untuk kue ongol-ongol per pak Rp 15.000. Onde-onde isi 10 Rp 35.000, Klepon perkotak isi 10 Rp 18.000. Sedangkan tape uli per paket Rp 25.000.

"Harga ini belum termasuk ongkir (ongkos kirim) dan dibayar sama penerima. Ini sekalian bantu juga para ojek online, apalagi kondisi lagi begini," ucap Eka.

Dapur Oma Ros lokasinya ada di dua tempat, yakni Cijantung dan Condet, Batuampar, Jakarta Timur.

Sedangkan untuk layanan pemesannya, melalui instagram (IG) dapoer.omaros dan telepon di 087781806628.

Eka menambahkan, selama ramadan dan menyambut Idul Fitri, Dapur Oma Ros juga memproduksi aneka kue kering dengan beragam citarasa.

Untuk harga aneka kue produk Dapur Oma Ros bervariasi mulai dari Rp 85.000 - Rp 100.000 per toples-nya.

"Selama ini Dapur Oma Ros juga menjual lauk pauk dalam bentuk nasi kotak dan masakan tradisonal seperti makanan khas Palembang dan juga nasi tumpeng," kata Eka.

Harga Bahan Kue Naik, Kue Kering Lebaran Produksi Ibu Anna Bogor Hanya Terima Pesanan

Momen paling ditunggu-tunggu saat Bulan Suci Ramadan yakni merayakan Hari Kemenangan, Hari Raya Idul Fitri.

Saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran kurang lengkap jika tak ada sajian aneka kue kering untuk dicicipi para kerabat dan teman.

Meski saat ini sedang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait virus corona, Anda tak usah khawatir kue kering tak ada yang mencicipi.

Kirim saja kue kering Anda ke kerabat atau teman sehingga mereka bisa ikut menikmati kue-kue Anda.

Jika Anda tak punya waktu untuk membuat sendiri kue-kue tersebut, Anda bisa memesannya.

Salah satu yang menyediakan pesanan kue kering untuk Lebaran yakni kue kering Ibu Anna.

 Ini Dia Kue Lebaran Tradisional Indonesia Sebelum Datangnya Era Kue Kering Eropa

 Ini Tip Membeli Kue Lebaran Nastar dan Putri Salju Tanpa Bahan Pengawet

Usaha produksi kue kering rumahan ini hanya muncul saat Bulan Suci Ramadan.

Kue kering Ibu Anna berlokasi di Bogor, tepatnya di kampung Pangarakan RT 016/RW 006 kelurahan Srogol kecamatan Cigombong.

Produk kue kering rumahan itu sudah berjalan empat tahun, khusus menyediakan kue Lebaran.

Wanita bernama asli Anah yang mengelola bisnis kue kering Ibu Anna. Dia menamakan bisnis rumahan itu sesuai nama panggilannya, Anna.

Mulai dari urusan dapur dan juga penjualan semuanya kelola sendiri oleh wanita berusia 46 tahun tersebut.

Terkadang, putri tunggalnya ikut membantu mengantarkan pesanan kue tersebut kepada pelanggan.

"Memang ini awalnya usaha iseng saja bukan tetap. Jualannya hanya bulan puasa saja. Jadi tak mengambil karyawan," ucap Anna saat ditemui di rumahnya, Bogor, Kamis (30/4/2020).

"Tapi kalau sedang ramai pesanan ada yang bantuin teman atau anak," ujar wanita yang juga pemilik kedai soto Ibu Anna ini.

Meskipun hanya usaha musiman saja, namun pesanan kue kering ibu Anna ini bukan hanya dari Bogor, melainkan Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.

 Nastar dan Kastengel Masih Jadi Favorit Kue Lebaran

 Cara Praktis Membuat Choco Chips Cookies untuk Teman Lebaran

Kue Kering Ibu Anna
Aneka kue kering Ibu Anna, kastengel, nastar, dan putri salju.  (Warta Kota/Janlika Putri)

Nastar idola

Ada lima kue kering hasil buatannya yang ditawarkan kepada pelanggannya  yaitu  nastar, kastengel, putri salju, choco chip cookies, dan sagu keju.

Dari kelima produk kue kering buatannya, kue nastar yang menjadi idola masyarakat.

"Yang paling banyak dipesan itu adalah kue nastar. Kata orang-orang nastar di sini itu beda dan juga bikin kangen. Saya pakai keju pada bagian atas Nastarnya," ujarnya.

Menurut wanita yang gemar memasak sejak muda ini, kue-kue kering buatannya menggunakan bahan berkualitas.

Oleh karena itu, dia mematok harga tinggi untuk produknya sesuai dengan modal yang dikeluarkannya.

 Kreasi Kue Lebaran dari Sisa Brownies Ala Chef Nicky Tirta, Begini Cara Membuatnya

 Kue Kering Berbahan Olahan Tauco dari Cianjur, Perpaduan Komposisi Rasa Asin Gurih dengan Manis

Semua produk kue keringnya dikemas dalam toples mika ukuran 500 gram atau setengah kilogram.

Untuk chocochip cookies dibandrol  harga Rp 80.000, kue sagu keju dan putri salju Rp 82. 000.

Sedangkan nastar dan kastengel dipatok harga Rp 85.000.

"Harga tersebut belum termasuk ongkos antar. Ongkos antar ditanggung oleh pemesan kue sendiri. Tapi kalau dekat bebas ongkir," katanya.

Untuk promosi sendiri Anna mengandalkan dari mulut ke mulut. Dia belum memanfaatkan akun media sosial untuk mempromosikan kue keringnya.

Baru tahun ini dia dan putrinya mulai memasarkan kue lewat grup chat pada kerabat.

Anna juga mengatakan jika masyarakat iingin  memesan kue keringnya bisa langsung menghubunginya nomor telepon 0895330335387.

Sedangkan untuk  wilayah Jakarta bisa menghubungi putrinya, Desti, lewat nomor kontak 081290983148.

 Fakta-fakta Dibalik Kue Kering yang Kerap Dihidangkan saat Lebaran

 Ini Alasan Jatinegara Terkenal Sebagai Pusat Penjualan Kue Kering

Kue Kering Ibu Anna
Kue Kering Ibu Anna (Warta Kota/Janlika Putri)

Pesanan menurun

Untuk Bulan Suci Ramadan tahun ini, diakui Anna, pesanan kue kering agak menurun.

Ramadan tahun-tahun sebelumnya, dia selalu sibuk membuat pesanan pelanggan. Namun, Ramadan kali ini, dia agak santai karena pesanan berkurang.

"Tahun lalu bisa produksi sampai 100 toples lebih dalam sebulan. Setiap hari buat sampai sibuk sekali setiap harinya.," katanya.

Bahkan, sebelum puasa, dia sudah menerima pesanan. 

"Tahun ini corona sangat memengaruhi ya. Ini saja baru 11 toples yang dipesan dipertengahan puasa dengan menawarkankan sana sini," kata Anna.

Harga bahan pokok untuk membuat kue di pasaran juga dikeluhkan Anna lantaran harga naik sehingga harga produk kue keringnya ikut naik.

 Inilah Tip Membuat Kue Kering Bagus

Saat ini, dia hanya membuat kue kering berdasarkan pesanan, tidak membuat stok kue kering untuk menyiasati kerugian biaya produksi jika tidak laku terjual.

Kendati demikian, Anna tetap  bersyukur karena bekerja dan berjualan dengan senang hati.

"Saya berpendapat ini adalah sebuah ujian. Tidak semua bisnis itu selalu di atas, pasti ada kalanya di bawah."

Dia juga berusaha bersyukur karena masih ada yang memesan kue kering buatannya sekaligus bisa memanfaatkan waktu luang.

"Ada yang usahanya lebih menurun dari saya di luar sana karena wabah ini. Maka dari itu saya selalu bersyukur dan tetap bersemangat," ucap Anna.  

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved