Virus Corona
Terobosan Baru, Para Ilmuwan Temukan Obat Pengencer Darah untuk Menolong Pasien Virus Corona
Para dokter di Rumah Sakit Royal Brompton di London telah menemukan bahwa sebagian besar pasien sakit kritis virus corona disertai penggumpalan darah
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
Uji coba klinis terhadap Remdesivir menunjukkan bahwa obat ini tampaknya efektif dalam mengurangi waktu pemulihan untuk pasien Covid-19, kata seorang pejabat WHO.
CNBC memberitakan, WHO akan berbicara dengan pemerintah Amerika dan Ilmuwan Gilead Sciences Inc tentang bagaimana obat antivirus Remdesivir dapat dibuat tersedia secara lebih luas untuk mengobati Covid.
Gilead Sciences Inc adalah produsen obat-obatan, termasuk di antaranya Remdesivir, di Amerika Serikat.
• Obat Untuk Ebola, Remdesivir Dipakai Jepang dan Amerika Serikat untuk Mengobati Pasien Covid-19
WHO menyambut data terbaru dari uji klinis yang dijalankan pemerintah AS yang menunjukkan obat itu tampaknya efektif dalam mengurangi waktu pemulihan bagi pasien Covid-19,
Dr Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan di kantor pusat Jenewa, hari ini bahwa WHO menyambut data terbaru dari uji klinis yang dijalankan pemerintah AS terhadap Remdesivir.
"Ada sinyal harapan di sana untuk potensi penggunaan obat," katanya.
BPOM Amerika Setujui Remdesivir
Food and Drug Administration (FDA) AS (semacam BPOM di Indonesia) pada hari Jumat kemarin memberikan izin penggunaan Remdesivir untuk obat Virus Corona atau obat pasien Covid-19.
• COVID-19 Merebak, Air Kencing Sapi Diyakini Obat Virus Corona Diminum Ratusan Umat Hindu India
• Obat Virus Corona Ternyata Obat Antimalaria Atau Choloroquine Phosphate, Begini Penjelasan Ahlinya
Kebijakan itu ditempuh setelah Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular merilis hasil dari uji klinis yang menunjukkan pasien yang menggunakan Remdesivir biasanya pulih setelah 11 hari, empat hari lebih cepat daripada mereka yang tidak minum obat.
Obat ini belum secara resmi disetujui untuk mengobati Virus Corona.
Meskipun demikian obat itu diberikan untuk penggunaan darurat terhadap pasien Covid-19.
Masih ada beberapa uji klinis yang sedang berlangsung, termasuk uji coba solidaritas dari WHO, menguji obat untuk melihat apakah obat itu efektif dalam memerangi virus corona.
“Kami bersyukur bahwa perusahaan Gilead dan direktur jenderal melakukan diskusi langsung di tingkat tertinggi untuk memastikan bahwa kami memiliki akses ke obat remdesivir untuk meluncurkan uji coba solidaritas di seluruh dunia,” kata Ryan.
Remdesivir telah menunjukkan harapan dalam mengobati SARS dan MERS, yang juga disebabkan oleh coronavirus.
Beberapa otoritas kesehatan di AS, Cina dan bagian lain dunia telah menggunakan remdesivir, yang diuji sebagai pengobatan yang mungkin untuk wabah Ebola, dengan harapan bahwa obat tersebut dapat meningkatkan hasil untuk pasien Covid-19.