Virus Corona
Terobosan Baru, Para Ilmuwan Temukan Obat Pengencer Darah untuk Menolong Pasien Virus Corona
Para dokter di Rumah Sakit Royal Brompton di London telah menemukan bahwa sebagian besar pasien sakit kritis virus corona disertai penggumpalan darah
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
Presiden AS Donald Trump menggembar-gemborkan remdesivir sebagai pengobatan potensial untuk virus itu, yang telah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang di seluruh dunia dan membunuh setidaknya 247.752 orang.
Pekan lalu, Presiden Trump ingin FDA untuk bergerak "secepat mungkin" untuk menyetujui obat tersebut.
Gilead mengharapkan untuk memproduksi lebih dari 140.000 putaran rejimen pengobatan 10 hari pada akhir Mei dan mengantisipasi hal itu dapat membuat 1 juta putaran pada akhir tahun ini.
Gilead mengatakan akan dapat memproduksi "beberapa juta" putaran obat antivirusnya tahun depan.
Perjalanan Obat Remdesivir hingga Disetujui untuk Obat Virus Corona
1. Digunakan di China

Pada Februari 2020, China disebut tengah mengembangkan berbagai obat untuk mengobati virus corona, salah satunya remdesivir.
Saat itu, China juga telah mengajukan permohonan untuk mematenkan obat tersebut.
Dilansir dari Kompas.com, (6/2/2020), Remdesivir awalnya dikembangkan oleh Gilead, perusahaan farmasi besar di AS, untuk mengobati pasien Ebola.
Kemudian, obat tersebut diujicoba untuk mengobati pasien Covid-19 dan hasilnya pasien tersebut membaik setelah diobati dengan Remdesivir.
Gilead Sciences pun setuju dan mendukung Kementerian Kesehatan China untuk melakukan uji klinis terhadap obat ini.
2. Diuji coba terhadap tikus dan kelelawar

Sementara itu, melansir dari New York Times (6/2/2020), remdesivir diketahui sempat diujikan terhadap tikus dan kelelawar yang terinfeksi virus corona, termasuk MERS dan SARS.
Hasilnya, obat tersebut dikombinasikan dengan senyawa NHC yang dapat melawan virus corona.
Dari percobaan ini, pihak Direktur Penyakit Menular dan Profesor pediatri di Vanderbilt University School of Medicine menyampaikan, remdesivir dan NHC tampaknya mampu menghalangi replikasi virus dengan mengganggu kemampuan mereka dalam melakukan mutasi genetik.