Virus Corona

Terobosan Baru, Para Ilmuwan Temukan Obat Pengencer Darah untuk Menolong Pasien Virus Corona

Para dokter di Rumah Sakit Royal Brompton di London telah menemukan bahwa sebagian besar pasien sakit kritis virus corona disertai penggumpalan darah

Mirror.co.uk
dokter menemukan obat pengencer darah dapat membantu menyelamatkan pasien Covid-19 

Presiden AS Donald Trump menggembar-gemborkan remdesivir sebagai pengobatan potensial untuk virus itu, yang telah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang di seluruh dunia dan membunuh setidaknya 247.752 orang.

Pekan lalu, Presiden Trump ingin FDA untuk bergerak "secepat mungkin" untuk menyetujui obat tersebut.

Gilead mengharapkan untuk memproduksi lebih dari 140.000 putaran rejimen pengobatan 10 hari pada akhir Mei dan mengantisipasi hal itu dapat membuat 1 juta putaran pada akhir tahun ini.

Gilead mengatakan akan dapat memproduksi "beberapa juta" putaran obat antivirusnya tahun depan.

Perjalanan Obat Remdesivir hingga Disetujui untuk Obat Virus Corona

1. Digunakan di China

Foto ini diambil pada Selasa (18/02/2020) Seorang dokter sedang menangani pasien yang telah pulih dari infeksi virus corona (COVID-19) menyumbangkan plasma di Wuhan di Hubei, China. Sebelumnya Pejabat kesehatan China pada 17 Februari kemarin mendesak pasien yang telah pulih dari coronavirus untuk menyumbangkan darah sehingga plasma dapat diekstraksi untuk mengobati orang lain yang sakit kritis. (STR/AFP/China OUT)
Foto ini diambil pada Selasa (18/02/2020) Seorang dokter sedang menangani pasien yang telah pulih dari infeksi virus corona (COVID-19) menyumbangkan plasma di Wuhan di Hubei, China. Sebelumnya Pejabat kesehatan China pada 17 Februari kemarin mendesak pasien yang telah pulih dari coronavirus untuk menyumbangkan darah sehingga plasma dapat diekstraksi untuk mengobati orang lain yang sakit kritis. (STR/AFP/China OUT) (AFP/STR)

Pada Februari 2020, China disebut tengah mengembangkan berbagai obat untuk mengobati virus corona, salah satunya remdesivir.

Saat itu, China juga telah mengajukan permohonan untuk mematenkan obat tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, (6/2/2020), Remdesivir awalnya dikembangkan oleh Gilead, perusahaan farmasi besar di AS, untuk mengobati pasien Ebola.

Kemudian, obat tersebut diujicoba untuk mengobati pasien Covid-19 dan hasilnya pasien tersebut membaik setelah diobati dengan Remdesivir.

Gilead Sciences pun setuju dan mendukung Kementerian Kesehatan China untuk melakukan uji klinis terhadap obat ini.

2. Diuji coba terhadap tikus dan kelelawar

Ilustrasi kelelawar
Ilustrasi kelelawar diobati menggunaman remdesivir ((Shutterstock/kompas.com))

Sementara itu, melansir dari New York Times (6/2/2020), remdesivir diketahui sempat diujikan terhadap tikus dan kelelawar yang terinfeksi virus corona, termasuk MERS dan SARS.

Hasilnya, obat tersebut dikombinasikan dengan senyawa NHC yang dapat melawan virus corona.

Dari percobaan ini, pihak Direktur Penyakit Menular dan Profesor pediatri di Vanderbilt University School of Medicine menyampaikan, remdesivir dan NHC tampaknya mampu menghalangi replikasi virus dengan mengganggu kemampuan mereka dalam melakukan mutasi genetik.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved