Virus Corona

Obat Untuk Ebola, Remdesivir Dipakai Jepang dan Amerika Serikat untuk Mengobati Pasien Covid-19

Obat Untuk Ebola, Remdesivir Dipakai Jepang dan Amerika Serikat untuk Mengobati Pasien Covid-19

Editor: Dwi Rizki
Shutterstock/dailymail
China kembali lakukan pengujian vaksin Virus Corona dan segera diproduksi 100 juta dosis. September 2020 vaksin itu rencananya akan diluncurkan ke publik. Demikian dikatakan seorang juru bicara dari China National Biotec Group. Gambar menunjukkan seorang medis yang menyiapkan pengobatan Covid-19 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Para ahli menguji berbagai obat untuk menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Salah satunya yang sudah mulai terlihat hasilnya adalah obat remdesivir.

Seperti dilansir Kyodo News lewat Kompas.com, Senin (27/4/2020), Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan Jepang akan segera menyetujui obat anti-virus remdesivir untuk pengobatan pasien coronavirus.

Secara terpisah seorang pejabat pemerintah mengatakan obat itu akan disetujui pada awal Mei untuk mengobati pasien Covid-19.

Di Jepang, selain Remdesivir juga ada obat anti influenza Avigan yang akan melalui tes klinis hingga Juli.

Remdesivir sebelumnya dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi AS Gilead Sciences Inc. sebagai kemungkinan pengobatan untuk Ebola.

Waduh, Banyak Warga Masih Nekat Mudik, Mulai dari Bersembunyi di Toilet hingga Rebahan di Kolong Bus

Ilustrasi obat, obat-obatan
Ilustrasi obat, obat-obatan (Shutterstock)

Tidak Semua Area Ibu Kota Terpapar Virus Corona, Delapan Wilayah Berikut Masih Nihil Kasus Covid-19

Hasil Uji Coba

Dilansir CNBC, Rabu (29/4/2020), Gilead Sciences mengatakan hasil uji coba obat remdesivir untuk mengobati pasien Covid-19 menunjukkan keberhasilan.

Setidaknya 50 persen pasien yang diobati dengan dosis 5 hari membaik dan lebih dari setengahnya bisa keluar dari rumah sakit dalam waktu 2 minggu.

Penasehat kesehatan Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci pada Rabu (29/4/2020), mengatakan uji coba obat remdesivir oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menunjukkan “kabar baik”.

Uji coba itu melibatkan sekitar 800 pasien.

Dia juga mengatakan obat itu akan menjadi standar perawatan baru untuk pasien Covid-19.

Sementara itu The US Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) AS tengah berdiskusi dengan Gilead untuk membuat remdesivir secepat mungkin dan sesuai keperluan.

Uji coba klinis Gilead yang lebih kecil melibatkan 397 pasien dengan kasus Covid-19 parah.

Pasien Positif Covid-19 Asal NTB Bikin Heboh, Tolak Dirawat dan Salat Tarawih Berjamaah di Masjid

Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.
Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik. (the new york times)

Kasus Covid-19 di Indonesia Terus Bertambah, Total 10.118 Kasus, 792 Meninggal, 1.522 Sembuh

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved