Kilas Balik

Soeharto Tarik Ulur Perjalanan Karier Prajurit Kopassus Sarwo Edhie Wibowo, Ini Aksinya di Papua

Sarwo Edhie sempat ketar-ketir mendengar kabar dirinya akan ditugaskan ke Moskow sebagai duta besar untuk Uni Soviet. Karier militernya seakan tamat

Dok. Keluarga Idjon Djanbi/Historia.id
Sarwo Edhie Wibowo (paling kanan) 

Sebanyak 1026 orang Dewan Musyawarah Pepera (DMP) mewakili 800.000 rakyat Papua.

Selain itu, Pepera juga sarat terjadi pelanggaran hak asasi manusia. Ada amis dan bau darah di dalamnya.

Kisah Kopassus Tumpas KKB Papua yang Bikin Onar Sandera 347 Warga Tembagapura, Videonya Viral

Sejumlah kesaksian dan penelitian sejarah menguak laku intimidatif tentara terhadap rakyat Papua yang menolak integrasi. Korban yang tak sedikit jumlahnya berjatuhan.

Jurnalis The Wall Street Journal, Peter Kann pada 12 Agustus 1969 memberitakan seruan bernada ancaman dari pihak Indonesia.

Dalam berita itu disebutkan, Sarwo Edhie bercerita kepada siapa saja bahwa apabila orang-orang Papua akan memilih berpisah dari Indonesia, mereka akan menghadapi 115 juta orang Indonesia.

KKB Papua Menyusup ke Freeport Ternyata Didukung Karyawan yang Berkhianat, Berikut Ini Kronologinya

Di Enarotali ibukota Kabupaten Paniai, Amiruddin al Rahab dalam Heboh Papua mencatat sekira 634 orang penduduk terbunuh.

Operasi yang dipimpin Mayor Mochtar Jahja dan Mayor Sitompul –atas perintas Sarwo Edhie– ini tidak mudah dilupakan rakyat Paniai.

ABRI bertindak secara kasar dan membabi buta. Sementara di Wamena perlawanan rakyat terjadi di Piramid, Wamena. Sebanyak dua orang anggota ABRI dibunuh oleh penduduk.

Perpecahan dan Pembangkangan Mulai Terjadi di Tubuh KKB Papua, Bakar Gereja Jadi Bukti

“Selama persiapan dan pelaksanaan Pepera terjadi banyak intimidasi. Tentara sering memukul rakyat dan ada rakyat yang ditembak sampai mati di pedalaman,” ungkap Joel Boray dalam “Koteka Lebih Baik dari Celana” termuat di kumpulan tulisan Bakti Pamong Praja Papua suntingan Leontinne Visser dan Amaponjos Marey.

Joel Boray bekerja sebagai staf kantor Bupati Biak semasa Pepera.

Menurut Joel, rakyat Papua yang mati di tangan tentara paling banyak terjadi di Paniai, Tembagapura, dan Wamena.

Pasukan Gabungan TNI-Polri Tembak 4 KKB Papua saat Baku Tembak di Tembagapura, Ini Kronologinya

Itulah yang menyebabkan kebanyakan rakyat Papua marah dan sakit hati sampai hari ini.

“Satu-satunya resep untuk mengobatinya bukanlah otonomi, bukan federasi. Rakyat tidak suka itu. Mereka mau bebas, merdeka,” kata Joel. (Historia.id/Martin Sitompul)

KKB Papua Kembali Berulah Keji Minta Makan ke Warga Sambil Todongkan Senjata, Bikin Resah Masyarakat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved