Virus Corona

Ini Alasan Pemerintah Persilahkan Warga di Bawah Usia 45 Tahun Beraktivitas Kembali, Data Berbicara

Data berbicara, begitulah keputusan yang akan dibuat pemerintah terkait kegiatan warga selama pandemi virus corona.

Warta Kota/Nur Ichsan
Dokumentasi: Karyawan perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (23/1/2018). Pemerintah akan memberikan kesempatan warga berusia 45 tahun ke bawah untuk beraktivitas kembali. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Data berbicara, begitulah keputusan yang akan dibuat pemerintah terkait kegiatan warga selama pandemi virus corona.

Keputusan yang dimaksud adalah akan memberi kesempatan bagi warga berusia di bawah 45 tahun untuk beraktivitas meski pandemi virus corona atau Covid-19 masih terjadi di dalam negeri.

Hal ini dilakukan agar kelompok tersebut tak kehilangan mata pencarian.

Agar Tak PHK Karyawan di Tengah Pandemi Covid-19, Pengusaha Muda Ade Erwan Jual APD

Sidak ke Terminal Pulo Gebang dan Pulo Gadung, Doni Monardo Buktikan Masyarakat Patuh Larangan Mudik

"Kelompok ini kita beri ruang untuk beraktivitas lebih banyak lagi sehingga potensi terpapar PHK bisa kita kurangi lagi," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo lewat video conference, Senin (11/5/2020).

Doni menyebutkan, warga yang berusia 45 tahun ke bawah tak termasuk dalam kelompok rentan.

Dari total warga yang terpapar Covid-19, tingkat kematian kelompok ini hanya 15 persen.

Bahkan, kerap kali kelompok ini tak memiliki gejala saat sudah terpapar virus corona.

Tantowi Yahya Berbagi Keberhasilan Pemerintah Selandia Baru Tangani Virus Corona

"Kelompok muda di bawah 45 tahun mereka secara fisik sehat, punya mobilitas tinggi, dan kalau terpapar, mereka belum tentu sakit karena tak ada gejala," kata Doni.

Doni menyebutkan, kematian tertinggi datang dari kelompok usia 65 tahun ke atas, yakni mencapai 45 persen.

Lalu, 40 persen lainnya datang dari kelompok usia 46-59 tahun yang memiliki penyakit bawaan, seperti hipertensi, diabetes, paru, dan jantung.

Warga Warakas Menolak Bansos Sembako Kemensos, Ada Apa?

"Kalau kita bisa melindungi dua kelompok rentan ini, artinya kita mampu melindungi warga negara kita 85 persen," kata Doni.

Oleh karena itu, Doni mengimbau kelompok rentan ini agar tetap di rumah dan menjaga jarak dari orang lain.

Sementara kelompok non-rentan atau di bawah usia 45 tahun diberi ruang untuk beraktivitas lebih banyak lagi.

Update Penanganan Virus Corona, 85.071 Warga Jakarta Ikuti Swabt Test Covid-19

Namun, mereka tetap harus memperhatikan protokol pencegahan Covid-19 saat beraktivitas, seperti menjaga jarak, menghindari kerumunan, menggunakan masker, dan sering mencuci tangan dengan sabun.

"Ini untuk menjaga keseimbangan agar masyarakat tak terpapar virus dan juga tak terpapar PHK," kata dia.

Data Kementerian Tenaga Kerja per 20 April 2020 menyebutkan, hampir tiga juta karyawan dirumahkan atau kena PHK.

Update Virus Corona Terus Bertambah, Total Ada Sebanyak 14.265 Kasus dengan Kematian 991 Orang

Namun angka lebih fantastis disodorkan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

Mereka menyebut, orang yang menjadi korban PHK bisa mencapai 15 juta jiwa.

Angka itu jauh lebih besar dari data Kemenaker.

Pasalnya, kementerian tersebut belum menghitung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kadin memprediksi, jumlah orang yang kena PHK bisa terus bertambah hingga puluhan juta.

Terganjal Jarak, Kisah Cinta Kandas, Maudy Ayunda Kini Mengaku Single

Dari pramuniaga hingga guru swasta PHK akibat pandemi tak hanya terjadi di kawasan industri atau Jakarta yang menjadi episentrum bisnis dan niaga.

Hampir semua daerah mengalami kasus serupa. Depok, Jawa Barat misalnya. Lesunya aktivitas ekonomi akibat pandemi berimbas kasus PHK di Ramayana.

Menurut catatan Dinas Ketenagakerjaan Kota Depok, Ramayana menjadi perusahaan pertama di Depok yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah wabah virus corona

Pusat perbelanjaan ini melakukan PHK terhadap ratusan pegawainya pada Senin (6/4/2020). Kabarnya, kasus serupa juga menimpa pramuniaga di sejumlah pusat perbelanjaan selain Ramayana.

Setelah Bumi Manusia, Mawar De Jongh Kembali Bertemu Hanung Bramantyo di Film Miracle In Cell No 7

Tak hanya pramuniaga, PHK juga menyasar pekerja di sektor lain seperti pabrik sepatu, garmen, tekstil, konstruksi, industri wisata hingga guru honorer di sekolah swasta.

Gelombang PHK massal akibat wabah corona ini diprediksi akan terus berlangsung.

Pasalnya, industri terancam tidak akan bisa produksi karena kesulitan bahan baku.

Penurunan produksi ini diyakini akan berdampak pada pengurangan jumlah karyawan.

Hal ini akan diperparah dengan semakin menyusutnya permintaan.

Maudy Ayunda Klaim Sudah Single, Apakah Putus dari Kekasihnya yang Pengusaha Muda?

Pengusaha berdalih, mereka terpaksa merumahkan atau mem-PHK para karyawannya karena sudah tak sanggup bertahan.

Sejak pemerintah Indonesia mengumumkan kasus Covid-19 perdana pada Senin (2/3/2020), wabah virus corona terus menggerogoti dan mengancam keberlangsungan dunia usaha.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan, daya tahan pelaku usaha di Indonesia hanya kuat hingga beberapa bulan ke depan jika wabah ini tak segera dihentikan.

Pembunuh Sadis Gunakan Linggis Dibekuk, Modus Matikan Saklar Lalu Hajar Korban yang Tertidur

Tatanan ekonomi akan berantakan jika pandemi ini tak segera berhenti.

Menurut Apindo, banyak anggotanya yang mengaku terancam gulung tikar akibat pandemi. Jika ini terjadi, dipastikan semakin banyak pekerja yang akan kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tekan PHK, Pemerintah Persilakan Warga Berusia di Bawah 45 Tahun Beraktivitas Kembali",  Penulis : Ihsanuddin

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved