Djoko Santoso Meninggal

RSPAD Sebut Mantan Panglima TNI Djoko Santoso Meninggal Bukan karena Covid-19

Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto memastikan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia bukan karena Covid-19

KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso, di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2019). 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto memastikan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia bukan karena Covid-19 atau Virus Corona.

"Bukan akibat Covid-19," ujar Waka RSPAD Gatot Soebroto Brigjen TNI A Budi Sulistya ketika dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (10/5/2020).

Sebelumnya, Djoko yang juga seorang politisi Partai Gerindra menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto sejak Sabtu (2/5/2020).

Budi mengungkapkan, ia dirawat di ruang Cerebrovascular Intensive Care Unit Pav Kartika.

"Beliau dirawat di ruang Cerebrovascular Intensive Care Unit Pav Kartika," katanya.

Adapun Djoko meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat karena mengalami pendarahan di otak.

Ia meninggal pada 06.30 WIB, Minggu (10/5/2020).

Djoko merupakan Panglima TNI pada periode 2007-2010.

Kemudian, dia terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.

Ia pun pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Nasional untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "RSPAD Tegaskan Mantan Panglima TNI Djoko Santoso Meninggal Bukan karena Covid-19"

Djoko Santoso Meninggal Dunia, Menteri Pertahanan Pantau dan Doakan Selama Dirawat

Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Djoko Santoso meninggal dunia karena sakit pendarahan otak, Minggu (10/5/2020).

Almarhum Djoko Santoso sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.

Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Garindra, almarhum sebelumnya mengalami pendarahan otak dan harus dioperasi.

 Profil Lengkap Djoko Santoso, Mantan Panglima TNI (2007-2010), Meninggal Dunia dalam Usia 67 Tahun

"Benar, beliau pendarahan jadi perlu dioperasi, mohon doanya ya," ujar politikus Partai Gerindra Habiburokhman saat dihubungi Tribun di Jakarta, Senin (4/5/2020).

 Minta PSBB Dievaluasi, Jokowi: Yang Sudah Positif Covid-19 Saja Masih Bisa Lari dari Rumah Sakit

Habiburokhman mengaku belum sempat menjenguk Djoko Santoso di RSPAD, dan mengetahui perkembangannya dari putra sulung bernama Pandu.

"Saya belum menjenguknya, kami mohon doanya saja," ucapnya.

Djoko Santoso menjabat Panglima TNI sejak 28 Desember 2007 hingga 28 September 2010 pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

 Anies Baswedan Sebut Pendidikan Menentukan Respons Masyarakat Terhadap Pandemi Covid-19

Setelah tidak aktif di TNI, Djoko Santoso terjun ke dunia politik dan bergabung ke Partai Gerindra pada 2015.

Ia menduduki posisi Wakil Ketua Dewan Pembina, dan saat Pilpres 2019, dirinya dipercaya sebagai Ketua Badan Pemenanganan Nasional Prabowo-Sandi.

Dahnil Anzhar Simanjuntak, Juru Bicara Prabowo Subianto mengatakan, Menteri Pertahanan telah menjenguk Djoko Santoso kemarin.

 Mahfud MD Wacanakan Relaksasi PSBB, PKS: Ini Kayaknya yang Stres Malah Pemerintah

Dahnil menyampaikan, sampai saat ini Prabowo terus memantau perkembangan kesehatan Djoko Santoso.

Tak lupa, Dahnil pun mengatakan Prabowo terus mendoakan kesembuhan Djoko Santoso.

"Kemarin Pak Menhan sudah menjenguk."

"Beliau mendoakan Pak Djoko Santoso agar segera pulih dan terus pantau perkembangan kesehatan Pak Djoko Santoso," kata Dahnil ketika dihubungi Tribunnews, Senin (4/5/2020).

BREAKING NEWS: Djoko Santoso Meninggal Dunia karena Sakit Pendarahan Otak

Mantan Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi yang juga mantan Panglima TNI Djoko Santoso meninggal dunia karena sakit pendarahan otak.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra Habiburokhman membenarkan, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso yang kini menjadi politisi Partai Gerindra meninggal dunia pada Minggu (10/5/2020) pagi.

Dia menuturkan, mantan Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi pada Pilpres 2019 itu meninggal setelah beberapa hari dirawat karena mengalami pendarahan di otak.

Djoko sempat menjalani operasi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) usai mengalami pendarahan di otak.

“Wafat pagi ini setelah beberapa hari dirawat pascapendarahan,” kata Habiburokhman ketika dihubungi Kompas.com, Minggu.

Ia mengaku belum memiliki informasi lebih lanjut terkait pemakaman almarhum Djoko Santoso.

Djoko merupakan Panglima TNI pada periode 2007-2010.

Kemudian, dia terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.

Ia pun pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Nasional untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. (Kompas.com/Devina Halim)

Prabowo Tak Pernah Marahi Djoko Santoso

Bakal calon presiden Prabowo Subianto memberikan kado sebuah keris kepada Dewan Pembina Partai Gerindra Djoko Santoso.

Keris yang memiliki corak warna keemasan itu diberikan Prabowo Subianto saat menghadiri acara ulang tahun ke-66 Djoko Santoso.

"Saya ingin memberikan keris. Keris ini saya anggap Pak Djoko sebagai kesatria sejati," katanya di rumah Djoko Santoso, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (8/9/2018).

Baca: Anak-anaknya Tak Ada di Rumah, Arfita Dwi Putri Mengadu ke KPAI

Prabowo Subianto mengaku terkesan oleh pencapaian karier Djoko Santoso.

Karena meskipun sempat menjadi bawahan Prabowo Subianto Subianto, Djoko Santoso bisa memiliki pangkat yang lebih tinggi.

"Dari karier juga terlewati, saya cuma sampai bintang tiga, sedangkan Pak Djoko sudah bintang empat," ujar Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto mengatakan, Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut sebagai perwira terbaik yang dimiliki TNI.

Baca: Menyesal Konflik Rumah Tangganya Terekspose, Arfita Dwi Putri Ingin Jadi Istri Baik bagi Yama Carlos

"Kita pernah berjuang bersama. Beliau dulu bawahan saya."

"Beliau adalah perwira salah satu yang terbaik yang pernah dimiliki TNI," pujinya.

Prabowo Subianto mengakui bahwa dulu saat masih menjadi anggota aktif TNI, dia adalah orang yang keras.

Namun, Djoko Santoso sebagai bawahannya, tutur Prabowo Subianto, tidak pernah kena marah.

"Saya ini orang yang keras, tapi Pak Djoko belum pernah kena marah, karena beliau orangnya sungguh-sungguh," tuturnya 

Ditunjuk Jadi Ketua Tim Pemenangan

Partai Gerindra menggelar rapat internal di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/8/2018).

Turut hadir dalam rapat internal tersebut, pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hasyim Djojohadikusumo, Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazir dan Djoko Santoso, serta Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo.

Usai pertemuan, Edhy mengatakan Prabowo Subianto telah mengusulkan mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Djoko Santoso sebagai Ketua tim pemenangan.

Djoko yang hadir dalam pertemuan tersebut, menurut Edhy, menyatakan siap memimpin tim pemenangan.

Baca: Alamat Situs prabowosandi.com Dibanderol Rp 1 Miliar, Sandiaga Uno: Mahal Banget

"Jadi Pak Prabowo menunjuk Pak Djoko, menanyakan ke Pak Djoko apakah beliau bersedia, dan Pak Djoko bersedia," ujar Edhy.

Menurutnya, usulan tersebut kemudian akan dibawa kepada mitra partai koalisi, di antaranya tiga partai pengusung selain Partai Gerindra, yakni Demokrat, PAN, dan PKS, serta satu partai pendukung, yaitu Partai Berkarya.

"Tinggal apakah nanti keputusannya disepakati oleh partai koalisi atau tidak nanti akan dibahas," katanya.

Baca: Menggasak Rumah Kosong Saat Idul Fitri, Remaja Berumur 16 Tahun Ini Akhirnya Terciduk

Ada pun pertimbangan Djoko Santoso sebagai ketua tim pemenangan karena merupakan mantan Panglima TNI yang dekat dengan semua kalangan.

Djoko Santoso juga dinilai pandai melobi, yang sangat dibutuhkan dalam pemenangan Prabowo-Sandiaga.

"Dekat dengan semua kelompok dan menurut kami ya itu bisa diterima oleh semua kalangan.

"Tapi sekali lagi ini baru diusulkan Pak Prabowo, nanti harus minta pertimbangan partai pengusung lainnya," tuturnya.

Edhy yakin Djoko Santoso akan diterima oleh parpol koalisi.

Menurutnya, ketua tim pemenangan membutuhkan figur yang sudah teruji dan berpengalaman.

Baca: Wakil Ketua Umum PPP: Hati-hati Milenials, Jangan Pilih Santri Poles

"Tapi ini harus komunikasikan pada parpol koalisi, Prabowo sudah sebut Pak Djoko dengan pertimbangannya punya pengalaman dan kemampuan, dan sudah teruji lakukan pendekatan-pendekatan," bebernya.

Menanggapi penunjukan tersebut, Djoko Santoso mengaku siap.

"Ya siap lah, malu kalau enggak siap," ucap Djoko Santoso usai menggelar rapat internal di rumah Prabowo Subianto.

Baca: Sedih Ditinggal Sandiaga Uno, Pegawai Humas Pemprov DKI: Gonna Miss You, Mr Humble

Djoko Santoso mengaku siap memimpin tim pemenangan di seluruh Indonesia.

Sebagai mantan Panglima TNI, Djoko Santoso mengaku pernah bertugas mengendalikan operasi militer.

"Ya insyaallah kerja saya kan gitu. Ya jadi Panglima sudah biasa ngendaliin," cetusnya.

Djoko Santoso enggan membeberkan rencana kerja tim pemenangan, bila terpilih sebagai ketua tim sukses.

Ia hanya mengatakan tim pemenangan harus bekerja keras untuk menjaring suara masyarakat.

"Ya yang penting kita harus kerja keras ya. Kerja sama, kerja ikhlas, kerja cerdas," paparnya. (Seno Tri Sulistiyono/Gita Irawan)

 
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved