Virus Corona
Eksklusif- Pasien RS Wisma Atlet: Ruang Isolasi Luas, Ada Ruang Tamu, Kamar Tidur 2 dan Kamar Mandi
Testimoni pasien RS Covid-19 Wisma Atlet settiap hari cuma main HP, YouTube, mengaji, dan lari-lari olahraga
Inilah rahasis ruangan isolasi di RS Wisma Atlet cukup luas. Ada ruang tamu, kamar tidur dua, dan kamar mandi. Kamar tidur itu yang satu untuk dua orang berukuran 3 x 4 meter, ada dua tempat tidur, satu meja kecil, dan satu lemari besar.
PASIEN Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, berkurang. Merujuk data pada Jumat (1/5/2020) pukul 08.00 WIB, RS sementara tersebut merawat sebanyak 737 pasien positif Covid-19.
Sebelumnya, Kamis (30/4/2020), jumlah pasien yang menjalani rawat inap di RSD Wisma Atlet berkurang dibandingkan dengan data Kamis, 30 April 2020 yang tercatat sebanyak 840 pasien.
Seperti apa sih kegiatan pasien yang menjalani isolasi dan karantina? Berikut laporan eksklusif wartawan WartaKotaLive.com --Tribun Network, Cecep Burdansyah.
Video aktivitas pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta
• Eksklusif– Pengakuan Pasien RS Wisma Atlet: Tidak Boleh Dijenguk, Tapi Bisa Terima Kiriman via Ojol
• Eksklusif- Pasien RS Wisma Atlet: Ruang Isolasi Luas, Ada Ruang Tamu, Kamar Tidur 2 dan Kamar Mandi

Di ruang karantina nomor 27, misalnya, terdapat pasien dua orang. Udin, baru berusia 20 tahun, mengaku baru tiga hari menghuni kamar isolasi, namun sudah merasa jenuh.
"Setiap hari cuma main ponsel, buka YouTube di laptop, mengaji, dan lari-lari kecil olahraga. Jenuhnya bukan main," katanya. Namun ia sering menghibur oran lain. "Yah, bagaimana lagi, kita nikmati saja, Pak," katanya.
Untuk mendapat ruang karantina di lantai 27 ternyata susah-susah gampang. Ada seorang PDP baru yang rencananya ditempatkan di ruangan nomor 25, tapi pasien lama di ruang itu menolak kehadiran orang baru, alasannya takut terinfeksi.
Kalau petugas medis memaksakan, PDP lama mengancam memilih keluar kamar. Petugas medis sempat bingung, lalu mencarikan ruangan lain. PDP baru akhirnya bisa menempati ruangan 14, yang sudah diisi dua PDP.
Ruangan isolasi itu cukup luas. Ada ruang tamu, kamar tidur dua, dan kamar mandi. Kamar tidur itu yang satu untuk dua orang berukuran 3 x 4 meter, ada dua tempat tidur, satu meja kecil, dan satu lemari besar.
Kemudian satu kamar lagi hanya berisi satu tempat tidur. Di ruang tamu ada sofa dan meja panjang. Sedang kamar mandi cukup luas. Sayang di kamar yang luas itu tak ada tempat penggantungan pakaian. Paku menancap pun tak ada.
Menjelang buka, petugas medis datang membawa dus makanan untuk buka. Isinya daging sapi, ayam, rebus kedelai, rebus toge, dan pisang. Sedangkan untuk tajil sudah tersedia di dekat ruang perawat.
Beberapa menit setelah selesai buka puasa, seorang perawat masuk ke ruangan untuk memeriksa tensi. Kemudian ia mengabarkan ke PDP baru, esok hari akan dilakukan SWAB, pemeriksaan lendir di tenggorokan.
Petugas medis itu mengaku sudah sebulan tidak bertemu keluarga. Ketika lepas dinas ia menempati kamar sebuah hotel yang disediakan pemerintah. Ia juga mengaku tak tahu sampai kapan ia bertugas di Wisma Atlet.
Ada juga hal lucu tertulis di pakaian alat pelindung diri (APD) petugas medis di RS Darurat Wisma Atlet. Misalnya di punggungnya bertuliskan, "Cepat Sembuh, Cepat Cari Jodoh."