Pembunuhan
Cerita Lengkap Kelompok Lesbi Bunuh Driver Ojol, Niat Membunuh Sejak Awal karena Nggak Bisa Bayar
Ini pengakuan salah satu remaja yang menjadi tersangka pembunuhan, sopir Samiyo Basuki Riyanto (60), yang jasadnya ditemukan di Pangalengan
Lantas, mereka melanjutkan perjalanan.
Namun, akhirnya mobil tersebut mengalami kecelakaan tunggal di Cikalong, Kota Cimahi lantaran pelaku belum mahir mengemudi.
Setelah itu, kendaraan tersebut ditinggalkan begitu saja hingga satu minggu kemudian warga melaporkan temuan mobil tersebut ke polisi.
Seminggu setelah itu, anggota Polresta Bandung mendapat informasi tentang mobil korban.
Dari rekaman kamera CCTV, polisi bisa mengidentifikasi pengguna mobil itu.
"Dari sana kami bisa menemukan pelaku dan beberapa hari ini berhasil menangkap semua. Pelaku utama saudari Iki, masih di bawah umur, jadi tak bisa ditampilkan," kata Hendra.
• Pembangunan Desa Ketapang Kabupaten Tangerang Dilanjutkan, Ubah Kampung Kumuh Jadi Wilayah Wisata
Keempat pelaku ditangkap polisi di tempat persembunyian masing-masing hampir sebulan setelah kejadian pembunuhan.
Para pelaku dijerat Pasal 338 dan 340 tentang Pembunuhan atau Pembunuhan Berencana.
"Ancaman hukuman 20 tahun atau maksimal seumur hidup," jelasnya.
Kasatreskrim Polresta Bandung, AKP Agta Bhuana Putra, mengatakan pihaknya sedang mendalami motif para pelaku.
Dari pemeriksaan diketahui, keempat gadis itu merupakan dua pasang yang menjalin hubungan sesama jenis atau lesbi.
• Said Didu Viral di Medsos, Berikut Ringkasan Kritik Tajam Said Didu Mulai dari Freeport hingga Luhut
Mereka yang berasal dari Jabodetabek itu bisa saling mengenal dan bertemu setelah perkenalan melalui aplikasi kencan bagi para lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) bernama "Heart".
"Mereka melakukan pertemanan di aplikasi Heart," ujar Agta dalam wawancara via telekonferensi dengan Kompas Tv, kemarin.
Merasa ada kecocokan, akhirnya mereka saling bertemu dan menjalin hubungan asmara.
Dari kasus ini, kepolisian mengimbau agar orangtua mengawasi pergaulan anak-anaknya, khususnya pergaulan di media sosial maupun aplikasi khusus di telepon seluler.
Atga mengakui akan menjadi tantangan sendiri bagi orang tua yang belum tentu dapat mengetahui jenis aplikasi tertentu di telepon seluler yang berpotensi disalahgunakan dalam pergaulan anak.
• PMI Berencana Mengumpulkan Plasa Darah Pasien Sembuh Covid-19
Kriminolog dari Universitas Indonesia Adrianus Melilala mengatakan kasus ini terbilang ekstrem dan langka.
Sebab, keempat pelaku mempunyai latar belakang pendidikan yang baik.
Namun, kejahatan keempat gadis itu dapat terbangun karena kesamaan "referensi" di antara mereka.
Oleh karena itu, peran orangtua sangat dituntut dalam mengawasi pergaulan anak masing-masing.
"Kalau bertemu dengan teman yang satu referensi, maka bisa berdampak pada sulit belajar, males sekolah, bolos hingga kejahatan," ujarnya. (Tribun Jabar/kompas.com/coz)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Mengapa Komplotan Gadis Belia Ini Tega Bunuh Sopir Taksol di Pangalengan? Ini Pengakuan Si Pembunuh,Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin