Viral Medsos
Said Didu Viral di Medsos, Berikut Ini Ringkasan Kritik Tajam Said Didu, dari Freeport hingga Luhut
Said Didu Viral di Medsos, Berikut Ringkasan Kritik Tajam Said Didu Mulai dari Freeport hingga konflik dengan Luhut Binsar Panjaitan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tanda pagar (tagar) #CidukSaidDidu sempat menggema di jagat media sosial Twitter pada Jumat (1/5/2020).
Munculnya tagar tersebut tak lepas dari persoalan ujaran kebencian yang dilakukan Said Didu karena menyoroti isu persiapan pemindahan ibu kota negara baru.
Namun, tak hanya kali ini saja mantan Sekretaris Kementerian BUMN tersebut mendapat sorotan tajam dari publik.
• Catatan Virus Corona Sepanjang Bulan April dan Prediksi Tren Pandemi di Indonesia Pada Bulan Mei
Dirangkum Kompas.com, berikut sepak terjang Said Didu yang mendapat sorotan:

Kasus Freeport
Said Didu pernah melayangkan kritikan yang cukup pedas kepada pemerintah terkait akuisisi saham PT Freeport Indonesia.
Kebijakan pemerintah dalam pembelian saham Freeport Indonesia lewat PT Inalum menurut yang bersangkutan bisa merugikan negara.
Said Didu juga menilai langkah Pemerintah Indonesia melalui PT Inalum untuk mengambil alih 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) tidak luar biasa.
Menurut dia, capaian itu tidak perlu diluapkan secara berlebihan karena pemerintahan sebelumnya juga pernah melakukan hal serupa.
Yakni, ketika Indonesia mengambil PT Inalum dari Jepang dengan membayar pakai APBN.
• Dilaporkan Luhut Panjaitan, Said DIdu Bakal Diperiksa Bareskrim Mabes Polri Pada Senin Mendatang

Perampokan Jiwasraya
Tak hanya itu, Said Didu pernah menyatakan adanya indikasi tindak pidana korupsi dalam kasus gagal bayar polis yang terjadi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
"Terjadi perampokan (di Jiwasraya). Perusahaan yang sangat sehat pada 2016-2017, lalu defisit puluhan triliun di tahun berikutnya, berarti ada penyedotan dana yang terjadi," kata dia seperti diberitakan Kompas.com, (19/12/2019).
Said juga tak melihat kemungkinan adanya masalah gagal bayar di Jiwasraya disebabkan oleh kesalahan dalam proses berbisnis.
"Tidak mungkin kalau hanya risiko bisnis, karena ekonomi di 2018 biasa-biasa saja kok, tidak seperti 1998. Enggak mungkin bocor sampai puluhan triliun, kalau risiko bisnis enggak sebesar itu," kata dia.
• Anies Minta Masyarakat Disiplin Patuhi PSBB Jakarta, Kalau Tidak Pandemi Akan Terus Terjadi
