Catatan Ilham Bintang

Mendamba Kabar Gembira di Tengah Corona, di Australia Pelajar Asing akan Dapat Rp 10 Juta

Pemerintah Australia akan memberi santunan kepada pelajar asing yang kena PHK dalam pekerjaannya.

Editor: Suprapto
dailymail/EPA
Sebuah mikrograf elektron pemindaian berwarna dari sel apoptosis (merah) yang sangat terinfeksi partikel virus Virus Corona (SARS-COV-2, warba kuning), diisolasi dari sampel pasien. 

Catatan : Ilham Bintang

SEBELUM vaksin anti corona ditemukan, ayolah cari kabar gembira sebagai pengganti untuk dibagi kepada seluruh masyarakat, demi meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh melawan si sentoloyo corona itu.

Jangan biarkan tubuh jadi mangsa digerogoti berita-berita negatif tentang corona. Wacana ini sedang jadi tren di group -group WhatsApp( WAG), sejak puasa Ramadan dimulai. Maklum. Puasa dalam keadaan normal saja pun memerlukan ketenangan jiwa, suasana hati yang damai, stamina bagus.

Apalagi Ramadan tahun ini di tengah pandemi corona. Mau nangis rasanya, biasanya kita taraweh berjamaah di mesjid, kini amat berbahaya itu dilakukan. Biasa ngabuburit menjelang puasa dan ikut sahur on the road di jalan-jalan, kini jadi sebua kemewahan.

Ayolah posting berita-berita gembira saja, pinta seorang kawan. Kebetulan ASN. Nyinyir pula. Maunya terima kabar baik saja, tidak mau yang lain meski faktanya begitu.

Kelompok Pembobol Rekening Ilham Bintang, Sudah 19 Kali Beraksi Selama Dua Tahun

Kabar gembira dari Ausie

Ini contohnya. Dua malam lalu, puteri bungsu saya, Suri Adlina yang sekolah di Melbourne, Australia, kirim kabar gembira. Pemerintah Australia akan memberi santunan kepada pelajar asing yang kena PHK dalam pekerjaannya.

“Jumlahnya 1100 dolar Australia,” sebut Nona — panggilan akrab Suri Adlina. Nilainya sekitar 10 juta rupiah. Cukup berarti untuk mengganti perasaan sedihnya tatkala di bulan lalu di PHK di tempatnya bekerja paruh waktu. Terjadi menjelang Australia memutuskan lockdown.

Saya dengar dari ibunya, Nona sempat nangis. Penghasilannya, sekitar 5-10 juta perbulan lenyap. Padahal, pendapatan dari pekerjaan jaga butik di departement store David Jones, selama ini dipakai belanja kebutuhan ekstranya.

Ibunya menenangkan. Ingatkan Nona, itu bukan pekerjaan utama di sana, tapi sambilan di sela-sela waktu kosong jadwal kuliah. Yang utama, yah kuliah.

Yang kedua, PHK itu bukan menyasar pada kinerja pribadi, tetapi keadaan pandemi virus seluruh dunia. Nona menerima dan mengerti keadaan itu.

Sebelum ini, pemerintah Australia hanya membagikan bantuan kepada seluruh penduduk Australia, termasuk penduduk yang bukan warganegara. Ini diceritakan dua pekan silam oleh wartawan senior Nuim Khaiyath yang sudah puluhan tahun mukim di Melbourne.

Nuim dan istrinya meski masih berpaspor Indonesia, mereka memperoleh masing-masing AUD 750 terkait pandemi corona. Dia menyebut pula itu baru bantuan pertama. Berarti ada bantuan kedua. Semoga.

Dalam tulisannya di Ceknricek.com, Nuim cerita, bukan sekali itu saja Pemerintah Australia memberi bantuan sosial kepada penduduk. Setiap kali ada krisis ekonomi secara global, yang diingat pertama kali oleh Australia adalah rakyat yang terdampak. Namun, sejauh ini Australia belum pernah memberi bantuan sosial untuk pelajar asing.

Artinya, yang diinformasikan Nona, adalah bantuan sosial mutakhir : “ kreasi” terbaru Pemerintah Australia. Luar biasa. Corona membuat Australia sendiri terpukul dari sektor pemasukan dari pelajar asing. Pada tahun ajaran baru sekarang, praktis tidak ada pemasukan dari sektor itu.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved