Catatan Ilham Bintang
Mendamba Kabar Gembira di Tengah Corona, di Australia Pelajar Asing akan Dapat Rp 10 Juta
Pemerintah Australia akan memberi santunan kepada pelajar asing yang kena PHK dalam pekerjaannya.
Sampai 30 April data Malaysia seperti ini, yang terinfeksi 5945; sembuh 4087; dan yang meninggal 100.
Data Indonesia
Data mengenai Pandemi Corona di Indonesia sebenarnya tidak buruk amat. Apalagi jika dibandingkan dengan negara-negara besar seperti Amerika, Italia dan Spanyol. Yang terinfeksi ratusan ribu, yang meninggal puluhan ribu. Seperti yang selalu “ dikampanyekan” pejabat kita.
Di Tanah Air, hingga 29 April data yang terinfeksi 9771 ; 1391 sembuh; dan meninggal 784. Yang rajin memasok data dan analisa mengenai perkembangan corona di Tanah Air, wartawan senior Zainal Bintang. Beliau rajin mengirimi saya data mutakhir.
Jadi saya tidak harus menunggu juru bicara pemerintah Ahmad Jurianto yang seringkali “ salawatnya” panjang jika sampaikan data di layar televisi. Yang amat mengganggu ucapannya sering tak terkontrol. Seperti ini : “penyebaran virus sudah mencapai 34 provinsi” Diksinya seperti “ memihak” virus.
Kawan lain pemasok data Afdal Marda, alumni program persahabatan Indonesia - Jepang. Afdal yang urang awak itu rajin kirim statistik yang menunjukkan optimisme. Yang mutakhir : Tujuh hari terakhir yang menunjukkan penurunan korban. Serupa yang diumumkan Ketua Gugus Tugas Covid 19 Doni Monardo.
Secara spesifik dia menyebut Jakarta grafiknya sudah landai. Tapi Gubernur DKI dalam program ILC Selasa (27/4) malam lebih tertarik mengingatkan warga untuk tetap waspada. Jangan karena ada data demikian, terus kita lengah. Itu sangat berbahaya.
Pada intinya, memang ada perkembangan baik di Tanah Air. Namun, jangan sampai membuat kita longgar pada protokol yang sudah ditetapkan. Hendaknya, semangat seperti ini harus dicontohkan para pemimpin kita.
Jangan presiden bilang mudik dilarang mulai 24 April, tetapi pembantunya bilang sanksi bagi pemudik baru efektif 7 Mei. Ini jelas bikin gaduh. Ribuan kendaraan terperangkap terpaksa putar balik karena polisi berpegang pada perintah presiden.
Saya setuju mengupayakan ke depan hanya berita gembira yang kita sebar. Tapi jangan bilang pulang kampung dan mudik itu berbeda kalau kita sedang berbicara konteks pandemi corona. Pulang kampung dan mudik sama- sama berpotensi meluaskan penyebaran virus berbahaya sampai ke pelosok terpencil.
Bukan juga berita gembira menonton video pejabat negara membagi-bagi sembako di pinggir jalan, dengan adegan di mana warga ngos-ngosan berlarian mengejar bus yang membagi sembako.
Bukan hanya kerumunan itu betul kita sesalkan, tetapi pemandangannya amat memilukan. Mengingatkan kisah perlakuan penjajah Belanda kepada rakyat pribumi. Tentu bukan begitu maksud dermawan atau donatur. Namun, kita ingatkan saja faktanya: kerumunan berpotensi menyebarkan penularan.
Presiden Jokowi sudah berkali-kali bilang: tinggal di rumah, bekerja di rumah, belajar dari rumah. Beribadah pun di rumah saja. Nah! Kalau mau bantu rakyat antar sembako ke rumah mereka—rakyat yang terdampak. Dijamin, ini berita baik, bikin gembira, dan dapat pahala.
* Tulisan ini opini pribadi Ilham Bintang, wartawan senior, dikirim kepada Wartakotalive.com.