Pembunuhan
Kelompok Gadis Lesbi Ini Teganya Menghabisi Driver Taksi Online karena Tak Punya Uang Bayar Sewa
Polisi dari Polrestabes Bandung akhirnya menangkap siapa pelaku pembunuhan tersebut. Tak disangka, para pelakunya ternyata perempuan muda.
WARTAKOTALIVE.COM, BANDUNG -- Ini cerita tentang kelompok wanita muda yang tega membunuh korbannya.
Tak tanggung-tanggung, korban yang dibunuh antara lain pria yang notabene dikesankan lebih kuat selama ini.
Adalah pada akhir Maret lalu saat ditemukan jenazah seorang pria di jurang hutan pindu di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Belakangan diketahui jenazah itu adalah seorang sopir taksi online bernama Samiyo Basuki Riyanto.
• Mayat Perempuan di Situ Pengarengan Depok Ternyata Korban Pembunuhan Berencana, Pelaku Diringkus
• Semua Dikaitkan Corona, Mulai dari 19 Pemuda Mabuk Hingga 2 Orang Meninggal Dunia Korban Pembunuhan
Setelah melakukan penyelidikan, Polisi dari Polrestabes Bandung akhirnya menangkap siapa pelaku pembunuhan tersebut.
Tak disangka, para pelakunya ternyata perempuan muda.
Lebih miris lagi, otak pembunuhan adalah gadis di bawah umur.
Pelaku berjumlah empat orang yang seluruhnya perempuan muda atau gadis.
Bahkan, otak pelaku pembunuhan tersebut masih berusia 15 tahun.
"Pelakunya empat orang, semua berjenis kelamin perempuan," ujar Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan dalam jumpa pers pengungkapan kasus pembunuhan di Mapolresta Bandung, Jawa Barat.
• Manusia Butuh 8 Liter Air Setiap Harinya, Bagaimana Bisa Mencapai Itu Selama Puasa, Ini Tipsnya
Keempat tersangka diketahui berinisial Iki (15), KSA alias Risma (18), KEZI alias Sella (19), AS alias Riska (18).
Keempatnya lulusan SMA dan ada yang masih menempuh pendidikan SMA.
Tiga gadis yang mengenakan baju tahanan dan tangan terborgol, hanya bisa menundukkan kepala saat polisi menghadirkan mereka di hadapan wartawan.
Turut ditunjukkan barang bukti kejahatan keempat gadis tersebut dalam jumpa pers itu, di antaranya kunci Inggris yang dipakai pelaku untuk menghabisi nyawa korban sopir taksi online tersebut.
• Ini Kata-kata Terakhir Soeharto Kepada Benny Moerdani yang Membuatnya Nyaris Menangis dan Menyesal
Namun, tersangka Iki yang menjadi pelaku utama pembunuhan itu tidak dihadirkan oleh polisi karena masih di bawah umur.
Peristiwa pembunuhan itu berawal saat ERS alias Iki (15) dan TGC alias Sella (19) memesan jasa taksi online dari Jakarta dengan tujuan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 30 Maret lalu.
Samiyo (60) yang merupakan pensiunan PNS menjadi sopir taksi online tersebut.
Iki yang berusia 15 tahun berkeinginan ke Pangalengan karena rindu dan ingin menemui kekasihnya sesama jenis, Risma (18).
• Setelah Putus Nyambung dengan Zayn Malik, Gigi Hadid Dikabarkan Sedang Hamil 20 Minggu
Sebelum ke Pangalengan, mereka menjemput tersangka AS alias Riska (18) di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dari pemeriksaan, diketahui Riska merupakan kekasih sesama jenis dari Sella (19).
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Pangalengan menggunakan jalur tol Cipularang dan keluar di Tol Gate Soroja.
Mereka akhirnya sampai di rumah Risma di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Saat berada di rumah tersebut, mereka berembuk dan tahu akan ditagih pembayaran jasa taksi online Rp 1,7 juta.
• Pandemi Virus Corona, PMKS Jakarta Barat Dibina dan Diperiksa Kesehatannya di GOR Cengkareng
Namun, mereka tidak mempunyai uang.
Di rumah RM, diduga keempatnya mempunyai rencana untuk menghabisi nyawa sopir tersebut sehingga meminta diantarkan kembali ke tujuan lain.
Di tengah jalan, korban menagih ongkos yang telah disepakati sebesar Rp 1,7 juta, namun para tersangka tak mampu membayar ongkos itu.
Lantas, Iki dan Risma menghabisi korban dengan menggunakan kunci inggris yang ditemukan di dalam mobil.
Risma membekap dan mencekik korban, sementara Iki yang memukul korban dengan kunci inggris.
• Di Bawah Arahan Danramil 06 Kelapa Gading, Puluhan Pramuka Bikin APD Jenis Masker dan Face Shield
Selanjutnya, salah seorang dari mereka menguasai dan mengendarai milik korban.
Sekitar 400 meter, Riska membantu membuang jasad korban ke jurang di hutan pinus di Pangalengan.
Dan Sella bertugas mengambil telepon genggam korban.
"Korban dipukul kepalanya, kemudian sedikit goyang, dipukul lagi sebanyak delapan kali, dan akhirnya meninggal," kata Hendra.
Setelah jenazahnya dibuang, pelaku membawa mobil korban menuju alun-alun kota Bandung.
Pelaku menjual telepon seluler milik korban di salah satu konter hp dan hasilnya digunakan untuk kebutuhan makan.
• Amerika dan Jerman Tuntut Ganti Rugi Covid-19, Hikmahanto: Tidak Mudah bagi Siapapun Gugat China
Lantas, mereka melanjutkan perjalanan.
Namun, akhirnya mobil tersebut mengalami kecelakaan tunggal di Cikalong, Kota Cimahi lantaran pelaku belum mahir mengemudi.
Setelah itu, kendaraan tersebut ditinggalkan begitu saja hingga satu minggu kemudian warga melaporkan temuan mobil tersebut ke polisi.
Seminggu setelah itu, anggota Polresta Bandung mendapat informasi tentang mobil korban.
Dari rekaman kamera CCTV, polisi bisa mengidentifikasi pengguna mobil itu.
"Dari sana kami bisa menemukan pelaku dan beberapa hari ini berhasil menangkap semua. Pelaku utama saudari Iki, masih di bawah umur, jadi tak bisa ditampilkan," kata Hendra.
• Usia Anak Genap 2 Bulan, Mutia Ayu Unggah Foto dan Ucapkan Selamat Untuk Putri Kecilnya
Keempat pelaku ditangkap polisi di tempat persembunyian masing-masing hampir sebulan setelah kejadian pembunuhan.
Para pelaku dijerat Pasal 338 dan 340 tentang Pembunuhan atau Pembunuhan Berencana.
"Ancaman hukuman 20 tahun atau maksimal seumur hidup," jelasnya.
Kasatreskrim Polresta Bandung, AKP Agta Bhuana Putra, mengatakan pihaknya sedang mendalami motif para pelaku.
Dari pemeriksaan diketahui, keempat gadis itu merupakan dua pasang yang menjalin hubungan sesama jenis atau lesbi.
• Bermodalkan Keikhlasan Anggota Pramuka di Kelapa Gading Buat APD
Mereka yang berasal dari Jabodetabek itu bisa saling mengenal dan bertemu setelah perkenalan melalui aplikasi kencan bagi para lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) bernama "Heart".
"Mereka melakukan pertemanan di aplikasi Heart," ujar Agta dalam wawancara via telekonferensi dengan Kompas Tv, kemarin.
Merasa ada kecocokan, akhirnya mereka saling bertemu dan menjalin hubungan asmara.
Dari kasus ini, kepolisian mengimbau agar orangtua mengawasi pergaulan anak-anaknya, khususnya pergaulan di media sosial maupun aplikasi khusus di telepon seluler.
Atga mengakui akan menjadi tantangan sendiri bagi orang tua yang belum tentu dapat mengetahui jenis aplikasi tertentu di telepon seluler yang berpotensi disalahgunakan dalam pergaulan anak.
Kriminolog dari Universitas Indonesia Adrianus Melilala mengatakan kasus ini terbilang ekstrem dan langka.
• Tiang Rambu Lalu Lintas di Petamburan Rusak Tertabrak Fortuner
Sebab, keempat pelaku mempunyai latar belakang pendidikan yang baik.
Namun, kejahatan keempat gadis itu dapat terbangun karena kesamaan "referensi" di antara mereka.
Oleh karena itu, peran orangtua sangat dituntut dalam mengawasi pergaulan anak masing-masing.
"Kalau bertemu dengan teman yang satu referensi, maka bisa berdampak pada sulit belajar, males sekolah, bolos hingga kejahatan," ujarnya. (Tribun Jabar/kompas.com/coz)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Komplotan Gadis Pembunuh Sadis Beraksi di Pangalengan, Otak Pembunuhan Masih di Bawah Umur, Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin