Virus Corona Jabodetabek
Puncak Pandemi Covid-19 di Indonesia Diprediksi Mei 2020, Begini Usaha Mempercepat dan Faktanya?
Puncak wabah virus corona ( Covid-19) di Indonesia diprediksi baru terjadi pada Mei 2020. Begini faktanya
Namun target 300.000 tes per bulan mungkin tidak bisa segera tercapai, kata Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bidang Penelitian Fundamental Herawati Sudoyo.
Ia menjelaskan perlu waktu untuk meningkatkan fasilitas laboratorium dan melatih SDM di tingkat provinsi.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan pemerintah telah mendatangkan dua mesin MagnaPure 96 dengan kapasitas 1.000 tes per hari dan 18 LightCycler PCR detector dengan kapasitas 500 tes per hari.
Mesin-mesin dari Swiss itu diklaim mampu menguji total 9.000 hingga 10.000 spesimen setiap hari; dan pemerintah menargetkan 300.000 tes dalam sebulan.
• CATAT, Ini Film-film Gratis yang Diluncurkan Youtube untuk Menemani Work From Home dan di Rumah Aja
"Dengan alat ini kita harapkan Indonesia semakin bisa mendata berapa banyak orang yang terkena [virus] corona, sehingga antisipasi kita untuk menghadapi [virus] corona akan semakin baik," ujar Arya dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Rabu (08/04/2020).
Pemerintah Indonesia selama ini dikritik karena kurangnya jumlah tes.
Per Rabu (08/04/2020), Indonesia telah mengetes 14.571 spesimen, menurut data Kementerian Kesehatan.
Namun angka tersebut dianggap kecil dibandingkan populasi Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa.
Dibandingkan negara-negara lain, Indonesia termasuk negara dengan jumlah tes coronavirus terendah di dunia - hanya 52 tes per satu juta orang, menurut Worldometer.
• Perampok Minimarket di Duren Sawit Gasak Barang Senilai Rp 150 juta, Tinggal Satu Pelaku Diburu
Sebagai perbandingan, Malaysia telah melakukan 1.717 tes per satu juta orang, Singapura 11.110 tes per satu juta orang, Brunei Darussalam 20.218 tes per satu juta orang, dan Thailand 359 tes per satu juta orang.
Perlu dibarengi isolasi
Menurut Nuning Nuriani, dengan bertambahnya jumlah tes, semakin cepat kasus positif bisa ditemukan dan diisolasi.
"Artinya puncak kasus aktifnya itu bisa sangat tinggi tapi karena ditesnya lebih cepat, maka lebih dini dideteksi."
Namun perempuan yang juga merupakan ketua tim simulasi dan permodelan Covid-19 Indonesia (SimcovID) itu menekankan bahwa peningkatan jumlah tes perlu dibarengi periode isolasi
Sebelumnya, dengan kapasitas tes saat ini dan aturan pembatasan yang longgar - yaitu hanya 30-60 persen masyarakat yang melakukan isolasi,
• Panglima TNI Tak Mau Buka Soal Kelompok Anarko di Depan DPR, Tapi Dijamin Sudah Lakukan Mitigasi