Virus Corona
DPP PPNI Kecam Keras Penolakan Jenazah Perawat di Jawa Tengah, Minta Pemerintah Usut Tuntas
Penolakan jenazah seorang perawat di Jawa Tengah disesalkan DPP PPNI, merekam mengecam keras sekaligus mendesak Pemerintah mengusut tuntas kasus itu
"Melalui organisasi profesi PPNI kami juga telah rela sumbagsih dalam pembelian APD kepada banyak Rumah Sakit yang membutuhkan," ungkap Harif Fadhillah.
"Oleh karena itu kami DPP PPNI ingin menyampaikan beberapa hal terkait dengan stigmatisasi atau diskriminasi terhadap perawat," jelasnya.
Berikut pernyataan DPP PPNI terkait stigmatisasi atau diskriminasi terhadap perawat :
1. Perawat Indonesia mengecam keras tindakan penolakan jenazah yang dilakukan oleh oknum warga yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Sebab diketahui almarhum NK merupaka pahlawan kesehatan yang telah berjuang di garis terdepan dalam penanganan pasien positif virus corona.
2. Penolakan jenazah sangat tidak manusiawi, sebab almarhum NK ditolak di dua Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ungaran, Jawa Tengah.
Akibatnya, jenazahnya NK dikembalikan ke kamar jenazah Rumah Sakit Karyadi sebelum akhirnya dimakamkam di pemakaman keluarga pegawai Rumah Sakit Karyadi Semarang pad Kamis (9/4/2020) malam.
3. DPP PPNI menegaskan pihak rumah sakit telah melakukan prosedur pemulasaran Jenazah sesuai dengan prosedur pencegahan penyebran virus corona, sehingga masyarakat tidak memiliki alasan untuk menolak jenazah.
terlebihi NK merupakan seorang perawat yang gugur ketika menjalankan tugas.
"Untuk itu kami atas nama Perawat Indonesia yang tergabung dalam DPP PPNI meminta kepada pemerintah agar menjamin keselamatan
dan keamanan, serta menjaga harkat martabat profesi perawat dalam menjalankan tugas kemanusiaan," ungkap Harif Fadhillah.
Selain itu, pihaknya mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kejadian penolakan jenazah NK.
Hal tersebut dijelaskannya guna menjamin keberhasilan penanganan wabah virus corona di Indonesia.
"Kami berharap kepada pemerintah beserta para tokoh masyarakat, tokoh agama untuk lebih tegas lugas dalam mengedukasi kepada masyarakat. Tujuannya agar tidak ada kejadian serupa dan berulang yang akan melunturkan semangat melawan pandemi virus corona," jelasnya.
Sementara, permintaannya selanjutnya adalah menghentikan stigmatisasi dan intimidasi terhadap perawat.
Karena sikap tersebut dapat menurunkan semangat juang dan motivasi perawat dalam melayani pasein positif virus corona.
"Mari kita bersama mengedepankan sikap profesional dalam menghadapi wabah covid-19 ini. Saling menguatkan dan saling dukung di seluruh tatanan pemerintah dan masyarakat," jelas Harif Fadhillah.
"Serta saling menghargai semua komponen yang terlibat sehingga negeri kita segera terbebaskan dari wabah covid-19 ini," tutupnya.