Virus Corona

DPP PPNI Kecam Keras Penolakan Jenazah Perawat di Jawa Tengah, Minta Pemerintah Usut Tuntas

Penolakan jenazah seorang perawat di Jawa Tengah disesalkan DPP PPNI, merekam mengecam keras sekaligus mendesak Pemerintah mengusut tuntas kasus itu

Editor: Dwi Rizki
Wartakotalive.com/Muhammad Azzam
Lembaga sosial umat Budha, Yayasan Pancaran Tridharma Bekasi, menyiapkan peti jenazah gratis bagi korban meninggal Covid-19 di Kota Bekasi. Tampak petugas tengah menyiapkan sebuah peti jenazah ke dalam mobil, Rabu (1/4/2020). 

Penolakan warga terhadap jenazah seorang perawat berinisial NK yang hendak dimakamkan di Ungaran, Jawa tengah disesalkan banyak pihak. Terlebih Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang mengecam keras aksi tersebut.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kekecewaan ats apenolakan jenazah serta stigma negatif kepada paratenaga medis, khususnya perawat diungkapkan oleh Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah.

Menurutnya, sejak wabah Pandemi Global COVID-19 menyebar termasuk ke Indonesia, perawat adalah profesi yang penuh risiko dalam menjalankan kewajiban profesinya.

Para perawat diungkapkan Harif Fadhillah harus tetap melayani pasien yang terinfeksi virus corona COVID-19.

Sementara masyarakat harus bekerja, belajar dan beribadah di rumah, perawat dan tenaga kesehatan lainnya harus tetap datang dan hadir untuk melayani pasien.

Padahal, lanjutnya, persawat sama seperti masyarakat umumnya yang memiliki keluarga dan kerabat.

Pemprov DKI Jakarta Salurkan Bantuan Pangan Selama PSBB DKI Jakarta, Simak Jadwalnya :

"Berbekal sumpah profesi, perawat lebih mengutamakan kepentingan pasien dan kemanusiaan di atas kepentingan pribadi," ungkap Harif Fadhillah dalam siaran tertulis pada Jumat (10/4/2020).

Karena, selain tugas dan tanggung jawab, peperangan melawan virus corona dibutuhkan ketulusan hati dalam melayani," tambahnya.

Akan tetapi, besarnya perjuangan dan resiko yang dipertaruhkan para perawat justru dibalas dengan stigma.

Perawat dianggap sebagai penyebar virus corona.

Akibatnya, banyak perawat atau tenaga medis lainnya ditolak ketika pulang ke rumah atau dijauhi masyarakat.

Bahkan, lanjutnya, kasus terbaru yang sangat miris adalah penolakan pemakaman jenazah seorang perawat Rumah Sakit Karyadi Semarang, Jawa Tengah yang telah gugur dalam tugas pada Kamis (9/4/2020).

"Jikalau kami perawat Indonesia egois memikirkan keselamatan diri sendiri, maka jelas kami tidak akan berperang melawan sesuatu hal yang tak kasat mata dan penuh risiko," tegas Harif Fadhillah.

Akan tetapi, ditegaskan Harif Fadhillah, perawat telah dibekali ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik selama pendidikan.

Mereka tetap semangat menyelamatkan pasien, walau diketahui terjadi kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) di sejumlah rumah sakit dan puskesmas saat ini.

"Melalui organisasi profesi PPNI kami juga telah rela sumbagsih dalam pembelian APD kepada banyak Rumah Sakit yang membutuhkan," ungkap Harif Fadhillah.

"Oleh karena itu kami DPP PPNI ingin menyampaikan beberapa hal terkait dengan stigmatisasi atau diskriminasi terhadap perawat," jelasnya. 

Berikut pernyataan DPP PPNI terkait stigmatisasi atau diskriminasi terhadap perawat :

1. Perawat Indonesia mengecam keras tindakan penolakan jenazah yang dilakukan oleh oknum warga yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.

Sebab diketahui almarhum NK merupaka pahlawan kesehatan yang telah berjuang di garis terdepan dalam penanganan pasien positif virus corona.

2. Penolakan jenazah sangat tidak manusiawi, sebab almarhum NK ditolak di dua Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ungaran, Jawa Tengah.

Akibatnya, jenazahnya NK dikembalikan ke kamar jenazah Rumah Sakit Karyadi sebelum akhirnya dimakamkam di pemakaman keluarga pegawai Rumah Sakit Karyadi Semarang pad Kamis (9/4/2020) malam.

3. DPP PPNI menegaskan pihak rumah sakit telah melakukan prosedur pemulasaran Jenazah sesuai dengan prosedur pencegahan penyebran virus corona, sehingga masyarakat tidak memiliki alasan untuk menolak jenazah.

terlebihi NK merupakan seorang perawat yang gugur ketika menjalankan tugas.

"Untuk itu kami atas nama Perawat Indonesia yang tergabung dalam DPP PPNI meminta kepada pemerintah agar menjamin keselamatan
dan keamanan, serta menjaga harkat martabat profesi perawat dalam menjalankan tugas kemanusiaan," ungkap Harif Fadhillah. 

Selain itu, pihaknya mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kejadian penolakan jenazah NK.

Hal tersebut dijelaskannya guna menjamin keberhasilan penanganan wabah virus corona di Indonesia.

"Kami berharap kepada pemerintah beserta para tokoh masyarakat, tokoh agama untuk lebih tegas lugas dalam mengedukasi kepada masyarakat. Tujuannya  agar tidak ada kejadian serupa dan berulang yang akan melunturkan semangat melawan pandemi virus corona," jelasnya.

Sementara, permintaannya selanjutnya adalah menghentikan stigmatisasi dan intimidasi terhadap perawat.

Karena sikap tersebut dapat menurunkan semangat juang dan motivasi perawat dalam melayani pasein positif virus corona.

"Mari kita bersama mengedepankan sikap profesional dalam menghadapi wabah covid-19 ini. Saling menguatkan dan saling dukung di seluruh tatanan pemerintah dan masyarakat," jelas Harif Fadhillah.

"Serta saling menghargai semua komponen yang terlibat sehingga negeri kita segera terbebaskan dari wabah covid-19 ini," tutupnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved