Virus Corona
Ditolak Warga, Pemakaman Jenazah PDP Corona Terpaksa Melewati Persawahan, Disalatkan di Sawah
Pasien yang meninggal dunia, pada Kamis (2/4/2020) itu merupakan seorang perempuan berusia 62 tahun.
Pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 asal Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dikabarkan sempat mendapat penolakan dari sejumlah warga sekitar.
Pasien yang meninggal dunia, pada Kamis (2/4/2020) itu merupakan seorang perempuan berusia 62 tahun.
Pasien meninggal saat mendapat perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK) Padalarang.
• Sejumlah Warga Tolak Pemakaman Jenazah Korban Covid-19 di Depok, Sempat Berdebat dengan Petugas
• Ini Ternyata yang Dikhawatirkan Penggali Kubur Saat Melakukan Pemakaman Jenazah Virus Corona
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Nanang Ismantoro mengatakan, pasien berstatus PDP yang meninggal tersebut sebelumnya, mengidap sejumlah penyakit lain, bahkan dari hasil treking, pasien itu mulai merasakan sakit setelah pulang umrah beberapa waktu lalu.
"Sebelumnya sempat di rawat di Rumah Sakit Kharisma Cimareme lalu dinyatakan membaik dan diperbolehkan pulang.
"Tak lama, pasien mengalami demam. Karena ada gejala COVID-19, pasien kemudian dirawat di ruang isolasi RSCK Padalarang," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (5/4/2020).
• VIDEO: Tarzan Srimulat Sebut Bedanya Komedi Zaman Dulu dan Sekarang, Penonton Dibayar
Menurut Nanang, pasien sempat melakukan tes menggunakan rapid test dan hasilnya menunjukkan ke arah COVID-19. Kemudian, untuk meyakinkan, tim medis melakukan tes swab.
"Saat ini, kami masih menunggu hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dari Hasan Sadikin karena hasilnya belum keluar," katanya.
Kepala Desa Gelanggang, Muhamad Hidayat membenarkan adanya penolakan pemakaman dari warga itu karena mereka khawatir virus tersebut bisa menyebar ke permukiman warga setempat.
"Betul sempat ada penolakan dari warga karena gak mau kalau jenazah diantar ke makam melintas permukiman. Padahal status pasien belum tentu positif," katanya.
• Pemilihan Wagub DKI Terkesan Dipaksakan, Dilakukan Berjenjang Per 54 Anggota Dewan, Diprotes PKS
Kendati demikian, pihaknya menuruti keinginan warga untuk tidak melintas permukiman itu, hingga akhirnya petugas memilih jalur alternatif untuk mengantarkan jenazah ke TPU.
"Akhirnya kita pilih jalan lewat sawah. Ibu itu dimakamkan oleh anaknya. Sementara petugas medis hanya mengantar sampai jalan raya," ujarnya.
Dari foto yang diterima Tribunjabar.id, Salat Jenazah pun dilakukan di tengah sawah.
Jenazah yang sudah berada di dalam peti dibalut platik berada di hadapan warga yang salat jenazah.
• Polda Metro Jaya Bentuk Tim Khusus Kawal Prosesi Pemakaman Jenazah Korban Covid-19
Ia mengatakan, prosedur pemakaman PDP itu sudah dilakukan, dengan cara jenazah dikafani dan menggunakan peti lalu dibungkus lagi menggunakan plastik.
Penolakan di Banyumas
Sebelumnya, jenazah pasien positif corona (Covid-19) yang baru dikebumikan di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (31/3/2020) malam, terpaksa dipindah ke lokasi lain.
Pembongkaran makam dipimpin langsung Bupati Banyumas Achmad Husein, Rabu (1/4/2020) pagi karena adanya penolakan dari warga desa setempat dan desa tetangga, yaitu Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Warga khawatir pemakaman di lahan milik pemerintah kabupaten (pemkab) itu akan berdampak terhadap kesehatan warga.
• Fraksi PKS DPRD DKI Persoalkan Pemilihan Wagub DKI Secara Berjenjang, Ini Alasannya
"Saya sebetulnya hanya ingin menunjukkan bahwa jenazah (pasien positif corona) setelah meninggal itu tidak berbahaya," kata Husein melalui pesan singkat, Rabu (1/4/2020).
Informasi yang dihimpun Kompas.com, sebelumnya rencana pemakaman juga sempat mendapat penolakan di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kecamatan Patikraja dan Kecamatan Wangon.
Pasien yang berasal dari Kecamatan Purwokerto Timur tersebut tersebut dilaporkan meninggal dunia di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Selasa (31/3/2020) pagi setelah dirawat di ruang isolaso sejak beberapa waktu lalu.

"Dalam waktu dekat akan kami sosialisasikan lagi terus menerus supaya masyarakat tahu persis bahwa itu tidak ada masalah, tidak bahaya, karena begitu virus itu ada di tubuh jenazah, di dalam tanah itu virus langsung mati, tidak akan ke mana-mana," jelas Husein.
Husein mengatakan, sebelumnya telah menyiapkan tiga lahan milik pemkab sebagai alternatif tempat pemakaman khusus untuk mengantisipasi penolakan di tempat pemakaman umum (TPU).
Namun, di ketiga lokasi tersebut ternyata mendapat penolakan dari warga.
• Kebijakan PSBB di Jabodetabek, Sekda Depok: Jangan Biarkan WNA Keluar Masuk dengan Mudah
"Ini masyarakat yang belum tahu, akan berdiskusi dengan pakar tentang itu kemudian disampaikan kepada masyarakat bahwa virus itu di dalam jenazah, begitu masuk tanah maka virusnya juga mati.
"Tidak akan kemudian berkembang biak dan menjalar itu tidak, mungkin itu yang kemudian masyarakat belum mengerti," jelas Husein.
Dalam video yang beredar di media sosial, warga menghadang dan melempari ambulans yang membawa pasien positif corona.
Akibatnya sopir ambulans memilih balik kanan.
Sebelumnya, Husein mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tiga lokasi alternatif yang akan digunakan untuk pemakaman khusus.
Selain itu, ada tim khusus dari rumah sakit dan anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang disiapkan untuk pemakaman pasien covid-19.
• WAJIB Kenakan Masker Kain Juga Diberlakukan Bagi Calon Penumpang di Terminal
"Nanti ada tim khusus dari rumah sakit sampai ke sana (tempat pemakaman). Termasuk nanti yang mendoakan kami siapkan dari MUI (Majelis Ulama Indonesia)," ujar Husein, Jumat (27/3/2020).
Sementara itu, bagi warga yang akan menghadiri prosesi pemakaman harus memenuhi standar yang berlaku.
"Warga boleh datang, tapi harus pakai masker dan juga nanti dikasih garis yang tidak boleh dimasuki, jadi ada radius yang harus dipatuhi," jelas Husein.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul DITOLAK WARGA, Jenazah di Bandung Barat Digotong Lewat Sawah, Disalatkan di Sawah, Dimakamkan Anak, Penulis: Hilman Kamaludin