Virus Corona Jabodetabek

Aliansi BEM Jakarta Bersuara Nilai Fasilitas Hotel Bintang Lima Untuk Tenaga Medis Berlebihan

Aliansi juga menyoroti penggunaan Hotel Grand Cempaka milik Pemprov DKI digunakan sebagai tempat untuk menginap tim medis dan relawan.

Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota
Aliansi BEM Jakarta Bersuara saat menggelar konferensi pers bertajuk "Lockdown Solusi atau Politisasi" di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (4/ 20/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Jakarta Bersuara memberikan sejumlah pandangannya terkait kondisi DKI Jakarta di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19

Termasuk dengan sejumlah kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mereka nilai kurang tepat bahkan cenderung bernuansa politis ketimbang solutif.

Selain menyoroti soal permintaan karantina wilayah atau lockdown lokal yang mereka nilai sebagai langkah terburu-buru tanpa melihat dampak ikutannya, aliansi juga mengkritik soal upaya pencegahan yang dinilai kurang maksimal.

Salah satu anggota aliansi yang juga Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) periode 2018-2019, Dheden Pratama mengungkapkan, masalah lain yang mereka soroti yakni kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) termasuk masker sebagai kebutuhan utama pencegahan penyebaran Virus Corona.

Pro Kontra Lockdown DKI Jakarta, Aliansi BEM Jakarta Bersuara Minta Gubernur Tak Politisasi Covid-19

Pendaftaran Kartu Pra Kerja Dibuka Minggu Depan, Begini Syarat dan Panduan Cara Membuat Akun

"Urgensi saat ini bagaimana kita sama-sama bersatu ememrangi Covid-19, antara pemeringah dengan masyarakat. Untuk memutus mata rantai corona," ujar Dheden saat menggelar konferensi pers bertajuk "Lockdown Solusi atau Politisasi" di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (4/4/2020).

"Namun sangat disayangkan, di tengah urgensi seperti ini, banyak oknum-oknum di tengah pemerintahan maupun sipil, yang memanfaatkan kekayaan diri untuk menperkaya diri dengan menimbun masker," imbuhnya.

Dheden menambahkan, ia bersama anggota aliansi juga sudah datang ke Pasar Pramuka dan mendapati sejumlah alat kesehatan dijual dengan harga berkali-kali lipat dari harga normal.

"Di Pasar Pramuka milik (Perumda) Pasar Jaya, APD yang tadinya dijual Rp80 ribu menjadi Rp450 ribu. termometer tadinnya Rp150 ribu kini dijual Rp1,5 juta," jelas Dheden.

"Jadi, masalah kita sekarang bukan hanya soal Covid-19 saja, tapi tentang oknum-oknum yang mengambil keuntungan materi dari pandemi global ini," tambahnya.

Video Marshanda Jadi Trending Topik, Beri Komentar Pedas Soal Fenomena TikTok: Dulu Gue Dituduh Gila

Pencegahan

Sementara itu, Presiden Mahasiswa STIKES Binawan, Yazid Albustomi menambahkan,
Aliansi BEM Jakarta Bersuara meminta Pemprov DKI Jakarta agar lebih fokus dalam hal pencegahan yakni dengan menggelar Rapid tes massal yang menjangkau lebih banyak orang.

"Jika Indonesia ingin meniru gaya penanganan ala Korea Selatan, maka keberadaan fasilitas kesehatan kita juga harus mencukupi," ujar Yazid.

"Tes dengan skala masif harus ada guna
mendeteksi siapa saja yang terinfeksi Covid-19 ini," imbuhnya.

Yazid mengungkapkan, dengan kapasitas tes yang sekarang saja, jumlah suspect sampai sekarang sudah bertambah empat kali lipat lebih dibandingkan minggu sebelumnya.

"Kasus yang terlewat sama saja dengan bom waktu. Pengetahuan akan keadaan riil di lapangan akan mempermudah pemerintah dalam perencanaan strategi ke depannya," katanya

DKI Rapid Test Covid-19 Pakai Serum, Kemungkinan Hasil Positif Akan Lebih Tinggi

VIDEO: Hotel Grand Cempaka Jadi Tempat Istirahat Tim Medis DKI Penanganan Covid-19

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved