Virus Corona Jabodetabek

Harga Bawang Bombay Mahal Penyebab Utama Kenaikan Inflasi di Jakarta, Ini Penjelasan dari BPS

Ini Penjelasan BPS Soal Harga Bawang Bombay Mahal Penyebab Utama Kenaikan Inflasi di Jakarta

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Wartakotalive.com/Joko Supriyanto
Suasana Pasar Senen Blok III Jakarta Pusat ditengah kabar virus corona, bawang bombai dikabarkan naik hingga 5 kali lipat, Senin (9/3/2020) 

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat nilai, inflasi Jakarta pada bulan Maret 2020 lalu mencapai 0,33 persen.

Inflasi disebabkan adanya kenaikan harga terutama pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan, ada perbedaan yang signifikan jika dibandingkan inflasi tahun ini 0,33 persen dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,14 persen.

Pemprov DKI Sabet Penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Terbaik se Jawa-Bali

Ternyata Depok Salah Satu Wilayah dengan Tingkat Inflasi Tertinggi di Indonesia, Ini Alasannya

Inflasi pada bulan Maret ini disebabkan naiknya harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,94 persen.

Naiknya harga bawang Bombay menjadi penyebab utama inflasi pada kelompok makanan.

“Komoditas ini menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen terhadap inflasi kelompok makanan,” kata Buyung berdasarkan keterangan yang diterima pada Rabu (1/4/2020).

Buyung mengatakan, hal ini juga pernah dijelaskan oleh Menteri Perdagangan Agus Suparman beberapa waktu lalu.

Menikah Selama 10 Tahun dengan Ardi Bakrie, Nia Ramadhani Pernah Ingin Menyerah

Saat itu, Agus mengungkapkan, tingginya harga bawang Bombay di pasaran karena stok mulai menipis.

Kelangkaan bawang Bombay terjadi semenjak isu virus corona memasuki India, negara pemasok utama bawang Bombay untuk Indonesia. Dengan andil sebesar 0,08 persen, kata dia, bawang Bombay menjadikan bagian dari inflasi pada kelompok makanan sebesar 0,20 persen.

“Selain bawang Bombay, komoditas lain yang berperan pada tingginya inflasi kelompok makanan adalah kangkung dengan inflasi sebesar 0,04 persen, gula pasir 0,03 persen, dan telur ayam ras 0,03 persen,” jelasnya.

Pemkab Kepulauan Seribu Siapkan Dua Pulau sebagai Tempat Isolasi, Bila Ada Pasien Positif Covid-19

Menurutnya, inflasi juga terjadi pada enam kelompok pengeluaran lainnya seperti pakaian dan alas kaki, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kesehatan, rekreasi, olahraga dan budaya, penyediaan makanan dan minuman/restoran dan perawatan pribadi.

Inflasi masing-masing tercatat sebesar 0,03 persen; 0,42 persen; 0,09 persen; 0,14 persen; 0,76 persen dan 0,48 persen.

“Sedangkan tiga kelompok pengeluaran tidak mengalami perubahan harga yaitu kelompok perumahan, transportasi, dan pendidikan,” ujarnya.

Pilkada Serentak 2020 Ditunda, KPU Tangsel dan Depok Tunggu Surat Resmi Pemerintah Pusat

Dia menambahkan, laju inflasi Jakarta dari Januari-Maret 2020 berada di posisi 0,85 persen, atau di atas laju inflasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

“Demikian juga inflasi tahun ke tahun (Maret 2020 dengan Maret 2019) sebesar 3,22 persen, atau naik secara signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,02 persen,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved