Virus Corona
Wali Kota Bekasi Bilang Warganya yang Dikabarkan Positif Corona Sudah Lama Pulang ke Jawa Tengah
BEREDAR kabar seorang warga Kota Bekasi positif Virus corona alias Covid-19.
Penulis: Muhammad Azzam |
BEREDAR kabar seorang warga Kota Bekasi positif Virus corona alias Covid-19.
Saat ditanya awak media soal hal tersebut, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tak menjawab secara tegas.
Ia hanya menegaskan yang bersangkutan sudah tidak tinggal di Kota Bekasi.
• Minimalkan Penyebaran Virus Corona, Wali Kota Bekasi Wacanakan Warganya Setop Bekerja ke Jakarta
"Jadi gini, misal you sudah tinggal di Medan tapi KTP-mu belum mutasi ke sana."
"Jadi yang nyohornya di Kota Bekasi saja," kata Rahmat Effendi saat ditemui awak media di Kantor Dinkes Kota Bekasi, Rabu (18/3/2020) sore.
Rahmat Effendi menerangkan, warga itu juga sebelumnya sehari-hari beraktivitas di wilayah Kabupaten Bekasi.
• Lockdown Bisa Berimplikasi Ekonomi, Sosial, dan Keamanan, Social Distancing Dinilai Paling Efektif
Hal itu dikarenakan di wilayah Kota Bekasi hanya lokasi usahanya saja, sedangkan tempat tinggalnya di wilayah Kabupaten Bekasi.
"Tapi sudah lama tidak di wilayah Kota maupun Kabupaten Bekasi, tapi ada di wilayah Jawa Tengah," ungkapnya.
Rahmat Effendi menyebut dirinya juga telah mendatangi lokasi sesuai alamat di KTP orang tersebut.
• PEKAN Ini Masjid Istiqlal Tetap Gelar Salat Jumat, Suhu Tubuh Jemaah Bakal Diperiksa
"Dilacak ini pasti alamatnya, nah ternyata masih alamatnya."
"Tadi saya ke lokasi di sana, siapa yang pernah berhubungan dan lain-lain, ternyata alhamdulillah dia jarang ke situ."
"Dia sudah lama pulang ke Jawa Tengah," jelasnya.
• Surat Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR Dipersoalkan PKS, Ini Kata Cawagub DKI dari Gerindra
Saat ini pihaknya juga telah melakukan isolasi aset-asetnya dan melakukan tracking siapa saja yang melakukan kontak dengan warga tersebut.
"Saya tanya tadi, pernah ke sini enggak bapak, itu sudah lama."
"Terus orang kepercayaan dan macem-macemnya itu lagi diseleksi itu atau istilahnya di PE (tracking) satu-satu supaya ketemu nanti."
• Penumpang KRL Pingsan di Stasiun Duren Kalibata Dikaitkan Virus Corona, Padahal karena Belum Makan
"Kalau ada ini ya itu nanti yang 14 hari diisolasi," papar Rahmat Effendi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi per Selasa 17 Maret 2020, jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) dan Orang dalam Pengawasan (ODP) ada 46.
8 orang PDP masih dirawat, sedangkan 7 sudah pulang dan sehat.
Kemudian ODP ada 6 orang masih dipantau, dan 25 orang selesai masa ODP dan sehat.
Wacanakan Warga Bekasi Setop Bekerja ke Jakarta
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi melakukan berbagai upaya antisipasi penyebaran virus corona.
Dirinya mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah sejak Senin (15/3/2020) hingga Selasa (31/3/2020).
Kemudian, pihaknya juga menunda semua kegiatan yang mengundang keramaian serta kebijakan bekerja di rumah bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkot Bekasi kategori tertentu.
• MUI Bantah Keluarkan Fatwa Salat Jumat Boleh Dilakukan di Rumah, yang Benar Digantikan Salat Zuhur
Tak cukup hanya kebijakan itu, Wali Kota Bekasi mewacanakan menyetop para pekerja warga Kota Bekasi yang bekerja di DKI Jakarta.
Hal itu dikarenakan semakin tingginya angka kasus positif corona di DKI Jakarta.
Apalagi, Kota Bekasi merupakan wilayah yang berbatasan dengan DKI Jakarta.
• ISI Lengkap Fatwa MUI Tentang Ibadah Saat Wabah Virus Corona, Haramkan Timbun Masker
"Bisa saja upaya antisipasi kita setop pekerja Bekasi ke Jakarta."
"Tapi itu masih jauh lah, harus dibicarakan dan dibahas itu," kata Rahmat Effendi belum lama ini.
Rahmat Effendi mengungkapkan pihaknya sampai saat ini masih merumuskan kebijakan pembatasan tersebut.
• BUNGKUS Virus Corona Gampang Pecah Bila Kena Deterjen dan Bakal Langsung Mati
Hal itu bertujuan agar warganya yang bekerja di Jakarta tidak sampai tertular virus corona.
"Sekarang kita mau milih ekonomi bagus atau warga kita ini (terkena Covid-19)."
"Saya bilang yang kerja di Jakarta (warga Kota Bekasi) kan banyak."
• PASIEN Virus Corona Tambah Jadi 172 Orang, Terbanyak Masih dari Jakarta
"Berarti saya harus ambil keputusan kalau di DKI tinggi (kasus Covid-19) lebih baik kita tahan," jelasnya.
Rahmat Effendi menambahkan, pihaknya masih berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta atas kebijakan itu.
"Kalau lockdown kan semua, ini hanya pegawai karyawan yang punya intensitas di Jakarta dan berisiko tinggi, warga Kota Bekasi yang kerja di Jakarta," ucapnya.
• DUA Anggota DPRD DKI Terindikasi Kena Virus Corona, 106 Wakil Rakyat Diminta Cek Kesehatan
Sejauh ini, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait perkembangan virus corona.
"Kita terus pantau dan cari tahu perkembangannya virus corona di Jakarta."
"Agar jadi rujukan kami dalam lakukan langkah-langkah," tuturnya.
• Warga Pondok Aren yang Meninggal Akibat Virus Corona Pasien Kasus Nomor 35
Maka itu, ia meminta perusahaan di DKI Jakarta maupun Kota Bekasi agar menyikapinya dengan bijak, dengan menerapkan sistem kerja di rumah.
"Baiknya pekerja melakukan aktivitas pekerjaan di rumah tanpa harus ke kantor."
"Ini harus dimengerti juga oleh pengusaha," paparnya.
• Mendagri Tito Karnavian Ingatkan Anies Baswedan, Lockdown Kewenangan Pemerintah Pusat
Atas kebijakan itu, Mega Afriyani, warga Kota Bekasi yang bekerja di Jakarta, sangat setuju.
Akan tetapi, kebijakan itu harus dibarengi dengan kebijakan perusahaan tempatnya bekerja.
"Setuju, karena biar enggak terkena virus corona."
• RSUP Persahabatan Rawat 15 Pasien Virus Corona dan 8 PDP, Ruang Isolasi Bakal Ditambah
"Tapi kan masih disuruh masuk ke kantor," ucapnya.
Ia masih tetap bekerja di Jakarta karena khawatir mendapatkan potongan gaji.
Maka dari itu diharapkan jika ditutup akses menuju ke Jakarta, dirinya yang tak bekerja tetap digaji.
"Sistem kerja di rumah harus diterapkan, apalagi kondisi penyebaran virus corona makin parah kan," cetusnya. (*)