Destinasi Museum

Melihat dari Dekat Tandu Jenderal Sudirman, Teman Bergerilya Menghadapi Agresi Belanda

Pada saat menjalankan siasat perang gerilnya, kondisi kesehatan sang Jenderal sedang lemah. Dia tetap memimpin pasukannya meskipun harus ditandu

Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Feryanto Hadi
Pada saat menjalankan siasat perang gerilnya, kondisi kesehatan sang Jenderal sedang lemah. Meski demikian, dia tetap memimpin pasukannya untuk terus berperang secara bergerilya, dan dia pun akhirnya ditandu. Sampai akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 desember 1949 

Selain itu, di museum ini kita juga bisa menyaksikan beberapa diorama yang menjelaskan mengenai beberapa peristiwa penting dalam beberapa masa serta koleksi dari Panglima Besar jenderal Sudirman, koleksi Letjen Oerip Sumoharjo, koleksi Jenderal A.H Nasution dan sebagainya.

Selain itu museum ini juga menyimpan berbagai berbagai benda bersejarah yang berkaitan dengan TNI seperti aneka senjata berat maupun ringan, atribut ketentaraan, panji-panji dan lambang-lambang di lingkungan TNI.

Mbak Tutut Kisahkan Lahir Tanpa Disambut Sang Ayah, Pak Harto Sedang Pimpin Pertempuran di Jogja

Ini Sosok Jenderal yang Begitu Dikagumi Ustaz Abdul Somad

Tandu Jenderal Sudirman

Tandu yang digunakan Jenderal Sudirman saat bergerilya melawan Belanda, saat ini menjadi koleksi Museum Satria Mandala, Jakarta.
Tandu yang digunakan Jenderal Sudirman saat bergerilya melawan Belanda, saat ini menjadi koleksi Museum Satria Mandala, Jakarta. (Warta Kota/Feryanto Hadi)

Panglima Besar Jenderal Sudirman menjadi sosok penting bagi perjalanan sejarah kemiliteran di Indonesia.

Melihat perannya yang begitu besar serta semangat juangnya yang begitu tinggi, ia kemudian dinobatkan sebagai bapak ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), yang menjadi tauladan bagi para prajurit TNI di masa selanjutnya, dalam rangka membela kedaulatan bangsa dari kepentingan-kepentingan yang bisa mengancam.

Pada ruang Koleksi Dwi Tunggal Museum Satria Mandala, beberapa koleksi penting pahlawan kelahiran Purbalingga 24 januari 1916 ini, dipamerkan.

Ada patung yang menggambarkan betapa gagahnya sosok ini.

Foto-foto dokumentasi Pangsar Jenderal Sudirman juga bisa kita saksikan, menggambarkan kiprah beliau dalam serangkaian kegiatan-kegiatan kepahlawanan.

Pada ruangan ini juga terdapat meja-kursi tamu milik Jenderal Sudirman dan meja tulis sang Jenderal.

Mengintip Jejak Eduard Douwes Dekker di Museum Multatuli

Sudah Operasi Kelamin Jadi Wanita, Gebby Vesta Shalat Pakai Sarung, Ingin Dimakamkan Sebagai Pria

Namun, yang paling menarik, di ruangan ini terdapat tandu yang dipakai Jendral Soedirman sewaktu beliau memimpin perang gerilya selama 8 bulan.

Semua perang gerilya yang dia lakukan hanya untuk membela Yogyakarta yang saat itu menjadi Ibu kota  republik Indonesia dan mengusir Belanda dari kota.

Pada saat menjalankan siasat perang gerilnya, kondisi kesehatan sang Jenderal sedang lemah.

Meski demikian, dia tetap memimpin pasukannya untuk terus berperang secara bergerilya. Dia bahkan sampai ditandu.

Hingga akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 desember 1949.

Tandu yang digunakan Jenderal sudirman ini ternyata hanya sebuah kursi biasa yang disambung dengan kayu dengan dua buah kayu panjang untuk memikul tandu.

Tali yang digunakan adalah tali tambang, dililitkan antara badan kursi dengan kayu penyangga atap.

Meski kondisinya sudah setengah abad lebih, namun kondisi tandu masih cukup baik. (Wartakota/Feryanto Hadi)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved