Virus Corona
Peneliti UI Temukan Ramuan Obat Alternatif yang Diklaim Dapat Menghambat Virus Corona Dalam Tubuh
Peneliti UI Temukan Ramuan Obat Alternatif yang Diklaim Dapat Menghambat Sel Virus Corona Dalam Tubuh. Simak selengkapnya.
Penulis: Vini Rizki Amelia |
SAMPAI saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan seseorang dari virus corona.
Namun, peneliti dari Universitas Indonesia (UI) mencoba mengembangkan propolis yang bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan Corona.
Adalah Muhamad Sahlan dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang mengembangkan senyawa propolis asli Indonesia yang dihasilkan oleh lebah Tetragonula biroi aff
"Propolis terbukti memiliki komponen penghambat alami yang dapat digunakan untuk menghasilkan obat dengan efek negatif minimal baik terhadap tubuh manusia maupun sumber daya alam yang tersedia," katanya seperti di kutip dari keterangan pers yang diterima Warta Kota, Kamis (5/3/2020).
• Anies Baswedan Minta Semua Pihak Bijaksana Menyebarkan Informasi soal Virus Corona
Dari keterangannya, Sahlan memaparkan bahwa komposisi propolis tidak selalu sama di seluruh dunia.
Pada penelitiannya ini, senyawa propolis berasal dari lebah Tetragonula biroi aff, propolis sendiri memiliki karakter berbeda-beda, tergantung pada sumber tanaman dan lokasi penanamannya.
"Perbedaan sumber tanaman, lokasi, serta proses penelitiannya akan membedakan pula senyawa-senyawa propolis yang dihasilkan," katanya.
Saat ini, kata Sahlan, beberapa negara tengah mengembangkan obat dan vaksin untuk Covid-19.
Salah satunya adalah China yang mengembangkan obat berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh Prof. Yang dari Shanghai Tech University pada Januari 2020.
Pada penelitiannya, Prof. Yang berhasil memetakan struktur protein virus Corona di mana ditemukan bahwa virus Corona penyebab Covid-19 harus menempel pada sel hidup (dalam hal ini paru-paru manusia) sebelum menyuntikkan struktur genetiknya pada sel hidup tersebut untuk berkembang biak.
• Lotte Shopping Avenue Sediakan Hand Sanitizer Buat Pengunjung, Cegah Penyebaran Wabah Virus Corona
Untuk memutus aktivitas ini, dikembangkan senyawa kimia penghambat bernama N3 sebagai alternatif obat untuk Covid-19.
Bagi Sahlan, yang menarik adalah propolis yang ditelitinya memiliki sifat menghambat prosea menempelnya virus terhadap sel manusia yang mirip dengan senyawa N3.
"Dengan menggunakan struktur model Covid-19 yang ada, senyawa-senyawa propolis diujikan untuk melihat apakah dapat membentuk ikatan pada virus Covid-19 bila dibandingkan dengan ikatan senyawa N3," katanya.
Sahlan mengatakan dirinya telah melakukan penelitian tentang propolis selama sembilan tahun.
Tiga dari sembilan senyawa yang ada di propolis asli Indonesia memiliki kekuatan menempel yang cukup baik pada virus Covid-19.
Bila senyawa N3 memiliki nilai -8, senyawa Sulawesins a memiliki nilai -7.9, Sulawesins b (-7.6) dan deoxypodophyllotoxin (-7.5).
• Semula Khawatir dan Panik, Begini yang Sekarang Dilakukan Susah Sameh Mengantisipasi Virus Corona
Jadi, kata Sahlan, semakin negatif yang dimiliki, menunjukkan semakin besar kemampuan senyawa menempel pada virus Covid-19.
"Hal ini membuat virus tidak dapat menempel pada sel hidup manusia untuk kemudian berkembang biak," katanya.
Kendati demikian, hasil penelitiannya belum masuk ke dalam tahapan klinis karena Indonesia sendiri baru mengumumkan pasien positif Corona pada Senin (2/3/2020) yang lalu.
Akan tetapi, kata Sahlan, hasil penelitian ini tentu sangat menjanjikan untuk dikembangkan menjadi alternatif obat dari Indonesia untuk menyembuhkan maupun mengurangi perkembangan virus Corona tidak hanya di Indonesia tetapi juga ke negara lain.
Saat ini penelitiannya sedang pada tahap mengenali senyawa-senyawa yang potensial untuk dikembangkan sebagai obat Covid-19.
"Tahapan selanjutnya adalah pengoptimasian senyawa-senyawa tersebut sebelum dilakukan uji klinis dan pengembangan obat," katanya.
Kapan Virus Corona Punah?
Kini, pertanyaannya, kapan virus corona ini berakhir? Kapan virus corona punah? Bagaimana cara virus corona punah?
• Relawan Binatang Sebut Sejauh Ini Hewan Peliharaan Belum Terbukti Dapat Tertular Virus Corona
Ahli dari China mengungkapkan dua kemungkinan bagaimana kasus virus corona akan berakhir di dunia.
Pada dasarnya tidak ada jawaban pasti terkait kapan virus corona akan berakhir di dunia.
Namun, Pakar virology dari Universitas Hong Kong, Dr Jin Dongyan, memastikan jika virus corona nantinya akan hilang dengan sendirinya, seperti gejala flu biasa.
"Gejalanya akan hilang sendiri, sama seperti flu atau salesma," kata Dr Jin Dongyan.
Hal tersebut juga berarti bisa saja orang yang sebenarnya terinfeksi virus Corona masih dapat beraktivitas seperti biasa.
Bahkan penyebaran virus pun bisa terjadi tanpa disadari.
• Pelatih PS Tira Persikabo Kecewa Virus Corona Tunda Laga Liga 1 2020
Dari fenomena tersebut, para ahli memperkirakan akan ada dua kemungkinan terkait akhir wabah Covid-19 ini.
Yaitu lama-lama akan tidak menular lagi, atau virusnya mati, sama seperti SARS san virus-virus sebelumnya.
Alternatif lain, Covid-19 akan hidup bersama manusia, kadang hilang dan timbul sesuai musim, sama seperti influenza.
"Dalam situasi tersebut, orang harus belajar untuk hidup bersama virusnya dan terkadang akan menimbulkan gejala, tetapi lama-kelamaan virusnya akan kehilangan bahayanya."
"Seiring waktu, para ilmuwan juga bisa mengembangkan vaksinnya," katanya.
Sementara itu, berikut ini adalah beberapa fakta menyangkut virus corona:
• Tidak Hanya Indonesia, Slipknot Batalkan Konsernya di Seluruh Asia Akibat Wabah Virus Corona
1. Peluang Sembuh Tinggi
Menilik data kasus virus corona terbaru, pihak pemerintah menghimbau masyarakat untuk tidak panik berlebihan.
Hal ini dikarenakan virus corona masih bisa disembuhkan dengan perawatan medis yang tepat.
Tercatat korban meninggal akibat terjangkit virus corona menjapai 3.117 jiwa.
• Wabah Virus Corona Pemprov DKI Hentikan Penerbitan Izin Syuting Film dan Bazar di Taman

Angka tersebut memang terbilang tinggi, namun jika dibandingkan dengan penderita yang sembuh, perbandingannya pun sangat mencolok.
Dari 90 ribu lebih kasus virus corona, 48 ribu diantaranya dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan.
2. Panik Justru Akan Tingkatkan Resiko Tertular
Sementara itu, pihak World Health Organization (WHO) meminta warga untuk tidak panik, namun tetap waspada.
Bukan tanpa alasan, pasalnya para ilmuwan dan otoritas kesehatan memastikan satu hal terkait kasus virus corona.
Walau pun virusnya berpeluang mematikan, namun mayoritas orang yang terinfeksi sejauh ini hanya mengalami gejala ringan dan bisa sembuh total.
Hal itu penting untuk dipahami untuk mencegah kepanikan global dan mendapatkan gambaran yang lengkap tentang kemungkinan penularan.
• RSUD Kota Bekasi Lakukan Simulasi Penanganan Pasien Suspect Virus Corona

Pakar virology dari Universitas Hong Kong, Dr Jin Dongyan mengatakan kepanikan hanya menambah peluang penularan virus corona.
"Mayoritas orang sekarang panik, dan sebagian besar malah meningkatkan risiko," kata Dr Jin Dongyan, dikutip dari New York Times via Intisari.
3. Dua Kategori Kasus
Kasus Covid-19 dibedakan menjadi dua, yakni kasus berat dan ringan.
Kasus ringan melibatkan pneumonia, penyakit infeksi pada paru, atau ada komplikasi pneumonia ringan.
Sementara kasus yang berat memiliki gejala sesak napas, saturasi oksigen darah rendah, atau gangguan paru.
Adapun pasien dikatakan berada dalam kondisi kritis ketika mengalami gagal napas, shock septik, atau disfungsi organ.
• Tim Satgas RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Tangani Gejala Awal Virus Corona

Sejauh ini di China, kasus yang tergolong berat kurang dari 14%, dan kritis kurang dari 5%.
Sedangkan secara umum angka kematian akibat virus ini di China yakni 2,3%.
Kendati dekimikian, gejala yang ringan ternyata memiliki sisi negatif karena membuat para ilmuwan lebih sulit untuk dikenali dan pasien tidak berobat ke dokter.
Selain itu, seseorang bisa saja terinfeksi tetapi tidak menimbulkan gejala apa pun.
Menurut Dr Jin Dongyan, orang yang mengalami gejala virus Corona ringan, secara umum sulit dibedakan dengan orang yang sakit flu biasa atau salesma.
"Gejalanya bisa sangat ringan, seperti nyeri tenggorokan."
"Lalu setelah satu 2 hari sembuh. Bahkan pada pasien yang ke dokter, gejalanya tidak dikenali karena sangat ringan, seperti flu," ujarnya.
• Cara Susan Sameh Cegah Virus Corona, 2 Penangkal Virus Ini Ada dalam Tas
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kapan Virus Corona Berakhir? Ahli dari China Ungkap 2 Kemungkinannya, Masyarakat Tak Perlu Khawatir.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi