Radiasi Nuklir
Warga Perumahan Batan Indah Dikabarkan Terpapar Radiasi Cesium 137 Merasa Tidak Nyaman karena Ini
Ditemukannya zat radioaktif jenis Cesium 137 di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan ternyata tak membuat warga resah
Bapeten uji nuklir di kawasan itu pada 30-31 Januari 2020.
Bapeten peringatkan warga jauhi lokasi atau tidak memasuki lokasi yang terdampak radiasi nuklir tersebut, yakni Perumahan Batan Indah, Serpong.
• Inilah Lintasan Formula E di Kawasan Monas Jakarta, Panjang 2,6 Km 11 Tikungan dan 10.000 Penonton
Dikutip dari Antara, Kepala Biro Hukum, Kerja sama dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, mengatakan, demi alasan keselamatan, warga diminta untuk tidak memasuki lokasi terdampak kontaminasi hingga batas trotoar dan lapangan voli.
Sebelumnya, pada 30 dan 31 Januari 2020, Bapeten melakukan uji fungsi dengan target area meliputi wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perumahan Batan Indah, dan Stasiun KA Serpong.
Secara umum, nilai paparan radiasi lingkungan pada daerah pemantauan menunjukkan nilai normal (paparan latar).
Namun pada saat dilakukan pemantauan di lingkungan Perumahan Batan Indah, ditemukan kenaikan nilai paparan radiasi di lingkungan area tanah kosong di samping lapangan voli blok J.
• Virus COVID-19 Lebih Dasyat Serang Organ Tubuh Manusia Dibanding SARS dan MERS
"Bapeten memang secara rutin melakukan uji fungsi unit pemantau radioaktivitas lingkungan bergerak (mobile RDMS – MONA), dengan melakukan pemantauan radioaktivitas lingkungan di area Jabodetabek," ujar Indra, Jumat (14/2/2020).
Tim uji fungsi melakukan pengecekan ulang dan penyisiran di sekitar daerah tersebut dan ditemukan nilai paparan radiasi lingkungan dengan laju paparan terukur signifikan di atas nilai normal.
Bapeten telah melakukan koordinasi dengan menginformasikan hasil pengecekan ke ketua RT setempat, dan memasang garis pembatas di lokasi dengan laju paparan yang tinggi, dengan disaksikan oleh ketua RT.
Bapeten dan BATAN kemudian mengambil sampel tanah di sekitar lokasi untuk dilakukan analisa lebih lanjut di laboratorium PTKMR-BATAN.
Berdasarkan hasil analisa di laboratorium dan juga hasil pengukuran laju paparan sebelumnya, maka tim gabungan Bapeten dan BATAN melakukan upaya pencarian sumber yang diduga menjadi penyebab kenaikan laju paparan di atas.
Kegiatan pencarian telah dilaksanakan pada tanggal 7-8 Februari 2020 yang menemukan beberapa serpihan sumber radioaktif.
Setelah pengangkatan serpihan sumber radioaktif tersebut, dan dilakukan pemetaan ulang, ditemukan bahwa laju paparan mengalami penurunan namun masih di atas nilai normal.
"Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kontaminasi yang sifatnya menyebar di area tersebut, dan perlu dilakukan kegiatan dekontaminasi dengan cara pengambilan atau pengerukan tanah yang diduga telah terkontaminasi dan pemotongan pohon atau pengambilan vegetasi yang terkontaminasi," ujarnya.
Tim BATAN dan Bapeten telah mengambil sampel vegetasi, tanah, dan air sumur di sekitar lokasi untuk memastikan kemungkinan terjadinya kontaminasi silang atau terjadi pencemaran.
