Gadget
Ini Saran Ahli untuk Pengunaan Gadget Pada Anak Agar Menghindari Anak yang Kurang Sabaran
Penggunaan gadget yang masif oleh generasi milenial dilanjutkan generasi alfa, akhirnya membawa pengaruh pada pola pengasuhan dan karakteristik anak.
Penulis: |
Sementara untuk usia 6 tahun ke atas (usia sekolah dasar), hanya 1-2 jam sehari.
• KISAH Cinta Terlarang, ART Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkan Hasil Hubungan Gelap dengan Sang Kekasih
Itu pun hanya menonton tetapi tidak boleh memasukkan aplikasi game apa pun di handphone. Kalau ingin bermain game, hanya boleh di akhir pekan.
Survei Guesehat menunjukkan, penggunaan gadget pada anak, masih menjadi tantangan besar bagi ibu masa kini.
Ketika anak dipisahkan dari gawainya, sebanyak 50,1 persen ibu menyebutkan bahwa buah hatinya akan uring-uringan tetapi perhatiannya bisa dialihkan dan 46,1 persen mengaku anak akan biasa-biasa saja.
Namun, 3,7 persen ibu mengatakan anak mereka bisa sampai tantrum dan mengamuk.
• KABAR GEMBIRA: 1.020 Orang Sembuh dari Corona, China Berterima Kasih kepada Indonesia
Menurut Ajeng, selain karakter tidak sabaran, paparan gadget di bawah usia 5 tahun dapat menganggu perkembangan motorik kasar.
“Kalau kita bicara anak zaman sekarang, banyak lho yang tidak bisa main sepeda. Belum tentu juga mereka bisa berenang. Padahal, hal-hal dasar itu dibutuhkan oleh anak untuk bisa mempertahankan diri dalam kondisi tertentu,” tutur Ajeng.
Prof DR dr Rini Sekartini, SpAK, Ketua IDAI Jaya, menjelaskan, kebutuhan anak agar tumbuh kembangnya optimal adalah dengan pemenuhan asuh, termasuk nutrisi, edukasi, imunisasi, aktivitas sosial, dan tidur.
Anak juga membutuhkan kasih sayang dan stimulasi.
Terkait stimulasi, Prof. Rini menyebutkan, prinsip stimulasi harus dua arah, antara orang tua atau pengasuh dengan anak di seluruh usia kehidupannya, baik sejak bayi hingga remaja.
• UPDATE Soal Revitalisasi Monas, Setneg Tunggu Gambaran yang Akan Dipaparkan Pemprov DKI
Memberikan perangkat elektronik, termasuk gawai terlalu dini akan memberikan dampak bagi anak, salah satunya keterlambatan bicara yang sering dijumpai karena salah metode stimulasi.
Gawai yang diberikan kepada anak akan membuat stimulasi terjadi hanya 1 arah. Komunikasi 2 arah pun tidak terjadi, sehingga anak cenderung diam serta tidak memberikan respons dan mengulang suara atau gerakan yang ia lihat dan dengar.