Virus Corona
Banyak Dihuni Warga yang Tinggal di Luar Negeri, Jakarta Utara Gencar Sosialisasi Virus Corona
Kasudin Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan selama ini wilayah Jakarta Utara banyak dihuni masyarakat yang keluarga di luar negerI
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Dian Anditya Mutiara
Kelompok virus ini termasuk flu biasa, MERS serta virus semacam SARS yang sekarang sudah punah.
• Melambung Tinggi Imbas Virus Corona, YLKI Minta KPPU Mengusut Fenomena Melambungnya Harga Masker N95

Indonesia belum secara positif mengonfirmasi kasus Virus Corona.
Untuk mengidentifikasi infeksi Virus Corona baru dari China, yang juga dikenal sebagai 2019-nCov, otoritas medis di Indonesia harus mendeteksi keluarga Virus Corona pada seseorang.
Kemudian secara genetis mengurutkan hasilnya, suatu proses yang dapat memakan waktu lima atau enam hari.
• Sufmi Dasco Minta Pemerintah Tak Terlalu Fokus Pemulangan WNI eks ISIS: Mending Urus Virus Corona
Profesor Amin Soebandrio, Ketua Institut Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, yang terlibat dalam pekerjaan pengujian dan pengurutan gen, dikonfirmasi The Sydney Morning Herald dan The Age mengatakan bahwa reagen yang dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi Virus Corona dalam beberapa jam dijadwalkan akan tiba di Indonesia segera.
"Kami sedang dalam proses mendapatkan kit deteksi khusus untuk coronavirus novel 2019. Kami berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang kami akan menerima kit spesifik sehingga kami tidak perlu melakukan pengurutan gen," katanya.
Kondisi Terbaru
Namun, kini Indonesia sudah dalam kondisi terbaru menyangkut pendeteksian virus corona.
Dikutip dari medcom.id, Kementerian Kesehatan RI membantah kabar yang menyebutkan Indonesia belum memilki kemampuan mendeteksi novel coronavirus.
Kapus Litbangkes Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Vivi Setiawaty M.Biomed menyebutkan Indonesia telah memiliki alat pendeteksi yang memadai.
• PM Singapura Soal Kepanikan Borong Barang di Supermarket: Kecemasan Lebih Bahaya dari Virus Corona
"Kami sudah memiliki, jadi WHO membuat list (peratalan untuk mendeteksi) yang novel coronavirus. Jadi sudah membuat ceklis yang bisa untuk memeriksa dan mendeteksi novel coronavirus ini. Sesuai dengan ceklis, kita punya semuanya," ujar dr. Vivi di Gedung Kemenkes RI, Jumat, 31 Januari 2020.
Tak sembarang, alat itu diyakini bisa mendeteksi jenis virus yang tengah mewabah di Wuhan, Tiongkok. Bahkan, kata Vivi, alat pendeteksi sesuai standar WHO tersebut tersedia bukan hanya baru-baru ini.
"Itu sudah sejak Desember 2019 mesin sequencing sudah lama. Akhir Desember kita punya," jelasnya.