Jiwasraya Gagal Bayar

Said Didu Prediksi Bakal Ada BUMN Konstruksi Meledak Seperti Jiwasraya pada Pertengahan Tahun Ini

Said Didu meramal permasalahan BUMN akan merembet ke sektor lain, setelah kasus asuransi pelat merah Jiwasraya dan Asabri.

TRIBUNNEWS/LITA FEBRIANI
Said Didu seusai Diskusi Publik Pertamina Sumber Kekacauan, yang digelar oleh Indonesia Resources Studies (Iress) di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis (19/12/2019). 

"Sebenarnya menurut saya, kalau mau meneliti ke mana aliran dananya, periksa saja saham-saham, siapa yang membeli saat rendah, dan siapa yang menjual saat naik."

"Karena biasanya permainan seperti ini adalah temennya yang diminta untuk membeli dan menjual."

 Angkat Budaya Lokasi Sambil Jaga Lingkungan, Film Detak Usung Gerakan Zero Waste

"Itu pasti tercatat di bursa. Bisa juga sopir yang beli, tapi kan PPATK bisa turun," paparnya.

Said Didu sebelumnya menyebut ada tiga hal yang terjadi pada perusahaan asuransi Jiwasraya.

"Pertama adalah Jiwasraya menghasilkan produk yang tidak pruden, dan itu tanggung jawab OJK juga ada di situ."

 Pemerintah Diminta Serius Lindungi Industri Baja Domestik, Cara-cara Ini Bisa Ditempuh

"Kenapa meloloskan produk asuransi yang resikonya sangat tinggi?" tutur Said Didu seusai Diskusi Publik Pertamina Sumber Kekacauan yang digelar oleh Indonesia Resources Studies (Iress), di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Masalah kedua ialah kesalahan investasi yang dilakukan Jiwasraya.

Said Didu mengungkapkan, investasi saham yang dilakukan Jiwasraya tidak pada saham-saham blue chip.

 Demokrat Butuh 22 Senator Republik Pembelot untuk Lengserkan Donald Trump dari Kursi Presiden AS

"Di sini OJK dan Kementerian Keuangan juga harus bertanggung jawab karena investasinya."

"Ini investasi yang dilarang untuk premi asuransi. Seperti investasi saham, sahamnya itu harus blue chip, tapi ini yang abal-abal," terangnya.

Masalah ketiga ialah penggelapan dana yang dilakukan oleh pihak tak bertanggung jawab.

 Mahfud MD Sebut Ada Undang-undang Dibuat karena Pesanan, Disponsori Orang-orang Tertentu

"Menurut saya adalah terjadi perampokan. Kenapa terjadi perampokan? Perusahaan yang sangat sehat di tahun 2016, di tahun berikutnya 2017 tiba-tiba defisit puluhan triliun."

"Berarti ada penyurutan dana yang besar sekali yang terjadi."

"Enggak mungkin risiko bisnis terjadi saat itu. Karena kondisi ekonomi 2018 biasa-biasa aja kok. Enggak seperti 98," jelas Said.

 DENDAM Kesumat, Siswa SMK Tikam Pemerkosa Ibunya Hingga Tewas

Kembali ditegaskan oleh Said Didu, risiko bisnis di tahun 2018 tak akan mengakibatkan perusahaan merugi hingga puluhan triliun.

"Insting saya mengatakan ada perampokan. Enggak mungkin ada kebocoran dana sampai puluhan triliun kalau tidak dibocorkan."

"Kalau itu hanya risiko bisnis, maka kelihatannya tidak sebesar ini," ulasnya.

Tak Mampu Bayar Premi Nasabah

Direktur Utama (Dirut) Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengungkapkan, kondisi perusahaannya saat ini tak memungkinkan untuk membayar premi para nasabah.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved