KECELAKAAN

Seorang Kakek di Depok Tewas Tertabrak Kereta, Tubuhnya Terbelah Menjadi Beberapa Bagian

Seorang Kakek di Depok Tewas Tertabrak Kereta, Tubuhnya Terbelah Menjadi Beberapa Bagian. Simak selengkapnya di dalam berita ini.

Penulis: Vini Rizki Amelia |
WARTA KOTA/VINI RIZKI AMELIA
Petugas melakukan pengecekan terhadap jenazah korban, Astan yang terbelah menjadi beberapa bagian setelah tertabrak KRL jurusan Bogor-Jakarta di Kelurahan Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok, Senin (20/1/2020) pag 

SEORANG kakek warga RT 05/05, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok tewas mengenaskan tertabrak KRL Commuter Line Jurusan Bogor-Jakarta di perlintasan Bojong Pondok Terong, Senin (20/1/2020) pagi.

Tubuh Astan (59) terbelah menjadi beberapa bagian saat sedang menyebrang

"Diduga korban tidak melihat jika ada kereta KRL jurusan Bogor-Jakarta sehingga ditabrak dari arah belakang. Tubuhnya terpental beberapa meter dengan luka parah, namun wajahnya masih dapat dikenali," kata Kapolsek Pancoran Mas, Kompol Trihardi saat dihubungi wartawan, Senin (20/1/2020).

Perusahaan Patungan Bentukan MRT dan KAI Bakal Tata Empat Stasiun KRL

Jajaran Polsek Pancoran Mas, kata Trihardi langsung menuju ke lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) setelah mendapat informasi dari warga.

Mendapati kabar tersebut, Tri mengatakan pihaknya juga langsung menghubungi ambulans dan membawa jenazah ke RS PMI Bogor.

Sesampainya di TKP, Tri mengatakan kepolisiam melakukan pengecekan terkait data diri korban.

Mengaku Pernah Naik Kereta Commuterline, Nia Ramadhani Kepanasan di Stasiun Gondangdia

Setelah mendapatkan informasi dari KTP korban, polisi lantas menghubungi pihak keluarga korban.

“Selanjutnya Korban dibawa RS PMI Bogor untuk dilakukan pemeriksaan. Dan direncenakan korban akan dimakamkan di wilayah Pondok Terong," katanya.

Pengalaman Masinis

Para masinis memiliki pengalaman sendiri terkait menabrak orang. 

Dalam sebuah Vlog, beberapa masinis memiliki pengalaman sendiri terkait peristiwa kecelakaan. 

Mereka pasti akan menjalani pemeriksaan apabila menabrak orang, mobil, dan lainnya. 

PT KAI Buka Lowongan Kerja 2020 Untuk Lulusan SMA, Untuk Jadi Masinis & Kondektur, Ini Syaratnya

Sementara itu, bagi Ilfan Affandi (26), bekerja sebagai masinis memberikan pengalaman tersendiri, salah satunya ketika rangkaian kereta ditabrak kendaraan lain atau orang yang melintas.

"Namanya tempered, ditabrak, bukan menabrak. Kereta kan sudah ada jalurnya. Ini yang sering keliru bahwa kereta menabrak orang atau kendaraan," ucap Affandi yang merupakan masinis kereta api PT KAI DAOP 1 saat ditemui beberapa waktu lalu.

Affandi menceritakan, saat pertama kali ia berurusan dengan korban tabrakan kereta. Ia selalu memikirkan orang tersebut.

Lokomotif Berhenti di Perlintasan Dikira Tunggu Masinis Jajan, Ternyata Ini yang Sebenarnya

"Pertama-tama kepikiranlah. Orang tersebut bagaimana kondisinya, apa yang dia pikirkan, tetapi lama-kelamaan ya mau bagaimana jalan terus, sesuai tugas," ucap Affandi.

Ia lantas menceritakan standar operasional prosedur saat kereta menemui halangan seperti tabrakan tersebut.

GERI Oktaviantoro Raharjo (27), asisten masinis dan Ilfan Affandi (26) masinis kereta api, berpose usai menceritakan tugas dan tanggung jawabnya selama perjalanan kereta api terutama di musim libur Lebaran dan Ramadan saat ini.
GERI Oktaviantoro Raharjo (27), asisten masinis dan Ilfan Affandi (26) masinis kereta api, berpose usai menceritakan tugas dan tanggung jawabnya selama perjalanan kereta api terutama di musim libur Lebaran dan Ramadan saat ini. (Kompas.com/Setyo Adi)

Sekda: PNS Pemkot Tangerang Jangan Sakit Sampai Februari Hadapi Banjir

Pertama, masinis harus menghentikan kereta untuk memeriksa kerusakan kereta dan melihat kondisi korban.

Pengecekan itu tidak memerlukan waktu lama karena masinis harus melanjutkan perjalanan.

Di stasiun berikutnya, masinis melaporkan kejadian yang dialaminya tersebut.

"Nantinya pihak stasiun akan membuatkan berita acara. Kereta melanjutkan perjalanan, korban tabrakan akan diurus petugas kepolisian," ucap Affandi.

Sementara itu, Geri Oktaviantoro Raharjo (27), salah satu asisten masinis PT KAI yang ditemui Kompas.com, mengaku cukup beruntung belum pernah mengalami peristiwa tabrakan selama ia bekerja.

Kapasitas Waduk dan Situ di Jakarta Belum Sesuai Target, Begini Kondisinya Sekarang

Tempat angker

Selain harus berhadapan dengan risiko tabrakan saat bekerja, Affandi dan Geri menghadapi berbagai medan perjalanan.

Di antara medan yang mereka tempuh, ada saja yang membuat bulu kuduk mereka berdiri ketika melintasinya.

Baca: Ini 5 Kereta Api yang Menempuh Jarak Terjauh hingga 945 Km

Baca: Pulang Sekolah, Balita Ini Tewas Terjebak di Dalam Bus Sekolah Selama Tujuh Jam

Baca: Jasa Marga Usul Diskon Tarif Tol 10 Persen Diberlakukan Selama Empat Hari, H-2 dan H+2

Keduanya yang kerap bekerja malam melayani rute Jakarta-Cirebon itu bercerita, ada satu lokasi di lintasan tersebut yang membuat mereka bergidik jika melintasinya.

"Kami berdua kalau lewat Stasiun Kaliwedi maunya tutup mata saja," ucap Geri.

Stasiun Kaliwedi merupakan stasiun kecil yang terletak di Kaliwedi, Cirebon.

Bergantung Banyak Tidaknya Jam Dinas, Seorang Masinis Sanggup Bawa Pulang Gaji Rp 20 Juta per Bulan

Stasiun yang terletak di antara Stasiun Kertasemaya dan Stasiun Arjawinangun ini sudah tidak difungsikan sejak 2002 lalu.

Affandi menyampaikan, ia tak ingin terlalu lama melewati stasiun tersebut karena mendengar cerita yang beredar selama ini mengenai stasiun itu.

"Habis sudah lama tidak beroperasi. Namanya saja Kaliwedi, tetapi syukurlah sampai sekarang belum pernah melihat hal aneh," ujar Affandi.

Affandi dan Geri jadi salah satu tenaga masinis dan asisten masinis yang bersiaga selama libur Lebaran 2018 Juni mendatang. (Vini Rizki Amelia/Setyo Adi Nugroho)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Masinis KAI, dari Tabrakan hingga Melintasi Tempat Angker "

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved